Dalam suatu perusahaan segala keputusan yang diambil oleh manajemen akan berpengaruh pada maju mundurnya perusahaan tersebut. Untuk mengambil suatu keputusan yang tepat demi kemajuan perusahaan, banyak faktor, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan, yang harus dipertimbangkan oleh jajaran manajemen, selain juga harus melalui tahapan-tahapan tertentu dalam pembuatan keputusan tersebut.
Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metoda-metoda pembuatan informal, seperti tradisi pembuatan keputusan untuk masalah serupa yang pernah ada, untuk memberikan pedoman bagi mereka. Atau para manajer juga dapat membuat keputusan berdasarkan nasehat dari seorang ahli atau manajer atasannya. Atau setidaknya para manajer dapat menggunakan pemikiran yang a priori, yaitu mereka membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling logik dan jelas adalah yang paling benar.
Baca juga : Keuntungan Dan Kerugian Pembuatan Keputusan Secara Kelompok
Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metoda-metoda pembuatan informal, seperti tradisi pembuatan keputusan untuk masalah serupa yang pernah ada, untuk memberikan pedoman bagi mereka. Atau para manajer juga dapat membuat keputusan berdasarkan nasehat dari seorang ahli atau manajer atasannya. Atau setidaknya para manajer dapat menggunakan pemikiran yang a priori, yaitu mereka membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling logik dan jelas adalah yang paling benar.
Baca juga : Keuntungan Dan Kerugian Pembuatan Keputusan Secara Kelompok
Namun, tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar. Hanya saja, manajer yang menggunakan suatu pendekatan yang rasional, intelektual, dan sistematik akan lebih berhasil dibanding para manajer yang menggunakan pendekatan informal.
Tahapan Proses Pembuatan Keputusan. Proses pembuatan keputusan rasional oleh manajer melewati beberapa tahapan, sebagai berikut :
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah.
Manajer harus bisa menemukan apa masalah yang sebenarnya, kemudian menentukan bagian-bagian masalah yang mereka harus pecahkan serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan. Untuk mempermudah identifikasi masalah dapat digunakan beberapa cara, yaitu manajer secara sistematik menguji hubungan-hubungan sebab akibat, manajer harus mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari 'normal', serta manajer dapat berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan yang sedang dihadapi.
Baca juga : Pengertian Pembuatan Keputusan (Decision Making) Dan Tipe-Tipe Keputusan Dalam Manajemen
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.
Setelah menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus mulai memutuskan langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya. Pertama kali manajer harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
Baca juga : Proses Perencanaan Strategik
3. Pengembangan Alternatif-Alternatif.
Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif. Untuk hal ini, Herbert Simon mengemukakan konsep pemuasan (satisficing) yaitu bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan suatu yang sempurna atau ideal.
Baca juga : Sistem Informasi Manajemen
4. Evaluasi Alternatif-Alternatif.
Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria, yaitu : apakah alternatif realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
Baca juga : Hambatan-Hambatan Perencanaan Efektif
5. Pemilihan Alternatif Terbaik.
Pada tahap ini, manajer akan memilih hasil evaluasi dari berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidak-sempurnaan kebijakan manajer.
Baca juga : Departementalisasi Dalam Manajemen
6. Implementasi Keputusan.
Setelah manajer memilih alternatif terbaik, manajer harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Akan tetapi mencakup juga masalah penetapan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Dalam hal ini, manajer perlu memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan.
Baca juga : Rencana Tetap Dalam Manajemen
7. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan.
Implementasi keputusan harus terus menerus dimonitor. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah.
Manajer harus bisa menemukan apa masalah yang sebenarnya, kemudian menentukan bagian-bagian masalah yang mereka harus pecahkan serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan. Untuk mempermudah identifikasi masalah dapat digunakan beberapa cara, yaitu manajer secara sistematik menguji hubungan-hubungan sebab akibat, manajer harus mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari 'normal', serta manajer dapat berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan yang sedang dihadapi.
Baca juga : Pengertian Pembuatan Keputusan (Decision Making) Dan Tipe-Tipe Keputusan Dalam Manajemen
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.
Setelah menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus mulai memutuskan langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya. Pertama kali manajer harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
Baca juga : Proses Perencanaan Strategik
3. Pengembangan Alternatif-Alternatif.
Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif. Untuk hal ini, Herbert Simon mengemukakan konsep pemuasan (satisficing) yaitu bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan suatu yang sempurna atau ideal.
Baca juga : Sistem Informasi Manajemen
4. Evaluasi Alternatif-Alternatif.
Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria, yaitu : apakah alternatif realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
Baca juga : Hambatan-Hambatan Perencanaan Efektif
5. Pemilihan Alternatif Terbaik.
Pada tahap ini, manajer akan memilih hasil evaluasi dari berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidak-sempurnaan kebijakan manajer.
Baca juga : Departementalisasi Dalam Manajemen
6. Implementasi Keputusan.
Setelah manajer memilih alternatif terbaik, manajer harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Akan tetapi mencakup juga masalah penetapan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Dalam hal ini, manajer perlu memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan.
Baca juga : Rencana Tetap Dalam Manajemen
7. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan.
Implementasi keputusan harus terus menerus dimonitor. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.
Tahapan-tahapan pembuatan keputusan tersebut apabila dilaksanakan dengan baik oleh seorang manajer, niscaya akan diperoleh hasil keputusan yang tepat dan dapat dipertanggung-jawabkan.
Demikian penjelasan berkaitan dengan proses pembatan keputusan dalam manajemen.
Semoga bermanfaat.