Respon : Pengertian, Bentuk, Dan Penilaian Respon, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Respon

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Respon. Secara umum, respon dapat diartikan sebagai perilaku atau sikap yang muncul setelah adanya stimulus berupa penerimaan melalui panca indera yang nantinya akan membentuk tingkah laku baru berupa persetujuan atau penolakan, penilaian, suka atau tidak suka, serta kepositifan atau kenegatifan suatu obyek psikologis. Respon dapat juga berarti kecenderungan seseorang untuk memberikan pemusatan perhatian pada sesuatu di luar dirinya karena adanya stimuli yang mendorong. Atau dengan kalimat yang lebih sederhana, respon merupakan tanggapan, reaksi, atau jawaban.

J. P. Chaplin
, dalam “Kamus Lengkap Psikologi”, mengartikan respon dengan :
  1. sebarang proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh suatu stimulan.
  2. satu jawaban, khususnya jawaban dari pertanyaan tes atau kuesioner.
  3. sebarang tingkah laku, baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah maupun yang tersembunyi atau yang samar.

Sedangkan Save D. Dagun, dalam “Kamus Besar Ilmu Pengetahuan”, mengartikan respon sebagai reaksi psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu stimulus, ada yang bersifat otomatis seperti refleksi dan reaksi emosional langsung, adapula yang bersifat terkendali.

Selain itu, pengertian respon juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Jalaludin Rahmat, dalam “Psikologi Komunikasi”, menyebutkan bahwa respon adalah hasil atau kesan yang didapat (ditinggal) dari pengamatan tentang subyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan. r.
  • Soejono Soekanto, dalam “Sosiologi Suatu Pengantar”, menyebutkan bahwa respon adalah perilaku yang merupakan konsekuensi dari perilaku sebelumnya.
  • Ahmad Subandi, dalam “Psikologi Sosial”, menyebutkan bahwa respon adalah umpan balik yang memiliki peran atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi. Dengan adanya respon yang disampaikan dari komunikan kepada komunikator, maka akan menetralisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses komunikasi.


Bentuk Respon. Respon dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Bimo Walgito, dalam “Pengantar Psikologi Umum”, menjelaskan bahwa secara umum respon seseorang dalam menanggapi sesuatu hal dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
  • respon positif, merupakan suatu tanggapan yang sifatnya menyenangi, mendekati, dan mengharapkan suatu obyek.
  • respon negatif, apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu obyek tidak mempengaruhi tindakan atau bahkan menjadi menghindar dan membenci obyek tersebut.

Sedangkan, Jalaluddin Rahmat menjelaskan bahwa suatu respon dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
  • respon kognitif, merupakan bentuk respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan, dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Respon ini berkaitan dengan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.
  • respon afektif, merupakan bentuk respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon efektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Respon ini ada hubungan dengan emosi, sikap, atau nilai.
  • respon behavioral atau respon psikomotorik, merupakan bentuk respon yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku.


Pengukuran Respon. Respon dapat diukur berdasarkan beberapa aspek. Bimo Walgito menjelaskan bahwa suatu respon dapat diukur dari tiga aspek, yaitu :

1. Persepsi.
Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

2. Sikap.
Sikap merupakan suatu keyakinan atau pendapat seseorang terkait situasi, subjek atau objek yang disertai dengan munculnya perasaan tertentu. Perasaan inilah yang akan dijadikan sebagai dasar orang tersebut untuk berperilaku dan merespon menggunakan cara tertentu sesuai dengan pilihannya.

3. Partisipasi.
Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

Sedangkan Soleh Soemirat dan Elvino Ardianto, dalam “Dasar-Dasar Publik Relation”, menjelaskan bahwa respon masyarakat dapat dinilai dari empat indikator sebagai berikut :
  • latar belakang budaya, merupakan nilai-nilai yang dianut, suka atau tidak sukanya seseorang terhadap sesuatu, serta aksi yang diambil oleh masyarakat tersebut dalam menilai segala sesuatu.
  • pengamatan masa lalu, yang mempengaruhi beberapa faktor serta kebutuhan (needs) dan kepribadian (personality).
  • nilai-nilai yang dianut, yang mempengaruhi cara menginterprestasikan sesuatu yang ditangkap.
  • berita-berita yang berkembang, merupakan penambah pengetahuan mengenai sesuatu dalam hal yang baru yang sedang marak.


Faktor yang Mempengaruhi Respon. Respon yang ditunjukkan oleh seseorang terhadap sesuatu hal yang dihadapinya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Bimo Walgito menjelaskan bahwa respon yang dilakukan oleh seseorang dipengaruhi oleh dua hal, yaitu :

1. Faktor Internal.
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang bersangkutan, yang terdiri dari :
  • unsur rohani, yang meliputi keberadaan dan perasaan (feeling), akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi, dan lain sebagainya.
  • unsur jasmani atau fisiologis, meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja atau alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu pada otak.
Apabila salah satu dari unsur tersebut terganggu, maka akan menghasilkan tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang bersangkutan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara satu orang dengan orang lain.

2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal merupakan faktor yang ada pada lingkungan. Faktor eksternal disebut juga dengan istilah faktor stimulus.

Lebih lanjut, dalam bukunya yang lain yaitu “Psikologi Sosial”, Bimo Walgito menjelaskan bahwa respon merupakan salah satu faktor kejiwaan yang perlu mendapat perhatian. Memahami dan mendalami respon merupakan tugas berat, kerena respon setiap orang berbeda-beda. Setiap perbedaan itu dipengaruhi oleh :
  • perhatian, biasanya seseorang tidak menangkap seluruh stimulus yang ada disekitarnya, tetapi ia akan memfokuskan antara satu orang dengan orang lain yang menyebabkan perbedaan respon atau tanggapan.
  • kebutuhan sesaat ataupun menetap pada diri seseorang, akan mempengaruhi orang tersebut.
  • sistem nilai, yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh pula terhadap respon.
  • ciri-ciri kepribadian.

Sarlito Wirawan Sarwono, dalam “Psikologi Remaja”, menjelaskan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi respon adalah :
  • perhatian. Biasanya perhatian seseorang tidak mengungkapkan seluruh stimulan yang ada disekitar secara sekaligus, tetapi akan memfokuskan perhatian pada satu atau dua obyek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dan lainnya menyebabkan perbedaan respon antara mereka.
  • kebutuhan. Kebutuhan setiap orang akan menghasilkan perbedaan dalam persepsi yang muncul, perbedaan akan berdampak pada perbedaan respon.
  • set. Set adalah harapan seseorang akan stimulan yang akan timbul. Perbedaan set menyebabkan perbedaan respon.
  • sistem nilai. Sistem nilai yang berlaku dan masyarakat juga berpengaruh terhadap respon.

Rakhmat Jalaludin, dalam “Teori-Teori Komunikasi”, menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi respon, yaitu :
  • diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, yang dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapan.
  • sasaran respon, yang berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran tersebut biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya. Atau dengan kata lain, cara pandang seseorang ditentukan oleh gerakan, suara, ukuran, tindakan-tindakan, dan ciri-ciri lain dari sasaran respon.
  • faktor situasi, maksudnya situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang. Respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon tersebut timbul mendapat perhatian.

Sedangkan, Richard Stanley Crutchfield, dalam “Conformity and Character”, menjelaskan bahwa bahwa terdapat dua variable yang mempengaruhi respon, yaitu :
  • variable struktural, merupakan faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik.
  • variable fungsional, merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalanya : kebutuhan suasana hati dan penglaman masa lalu.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian respon, bentuk, dan pengukuran respon, serta faktor yang mempengaruhi respon.

Semoga bermanfaat.