Perilaku : Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Bentuk Perilaku

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Perilaku. Secara umum, “perilaku” dapat diartikan sebagai seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku juga berarti hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Pengertian perilaku
juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :

1. Soekidjo Notoatmodjo.
Soekidjo Notoatmodjo, dalam “Promosi Kesehatan Teori dan Perilaku”, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Lebih lanjut, Soekidjo Notoatmodjo menyebutkan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari mahluk hidup yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, diantaranya : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, mengkonsumsi, membaca, menulis dan sebagainya.

2. Burrhus Frederic Skinner.
Burrhus Frederic Skinner, dalam “The Behavior of Organisms an Experimental Analysis”, menjelaskan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Pengertian ini dikenal dengan Teori S-O-R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”. Respon dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
respondent respons atau refleksif adalah respon yang ditimbulkan oleh stimulus-stimulus tertentu yang disebut “electing stimuli”, karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.
operant respons atau instrumental respons adalah respon yang timbul dan berkembangnya kemudian diikuti oleh stimulus yang lain yang disebut “reinforcing stimuli” atau “reinforce”, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

3. Cecep Triwibowo dan Mitha Erlisya Pusphandani.
Cecep Triwibowo dan Mitha Erlisya Pusphandani, dalam “Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat”, menjelaskan bahwa perilaku adalah respon organisme atau seseorang terhadap stimulus dari luar subjek tersebut. Respon tersebut dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
  • bentuk pasif, adalah respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain.
  • bentuk aktif, adalah apabila perilaku itu dapat diobservasi secara langsung


Ruang Lingkup Prilaku. Menurut Cecep Triwibowo dan Mitha Erlisya Pusphandani, perilaku manusia sangat komplek yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Ruang lingku perilaku manusia tersebut dapat dibedakan dalam tiga domain, yaitu :

1. Pengetahuan.
Pengetahuan atau “knowledge” merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif memiliki enam tingkatan sebagai berikut :
  • tahu atau “know”, yaitu mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau stimulus yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
  • memahami atau “comprehension”, yatu suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
  • aplikasi atau “application”, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajaripada situasi atau kondisi sebenernya.
  • analisis atau “analysis”, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tesebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
  • sintesis atau “syhthesis”, yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
  • evaluasi atau “evaluation”, yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2. Sikap.
Sikap atau “attitude” merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap mempunyai tiga komponen pokok, sebagai berikut :
  • keperayaan atau keyakinan, yaitu ide dan konsep terhadap suatu objek.
  • kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
  • kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Sedangkan tingkatan dari sikap adalah :
  • menerima atau “receiving”, yaitu menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi, dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian seseorang terhadap ceramahceramah.
  • merespon atau “responding”, yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan berarti orang dapat menerima ide tersebut.
  • menghargai atau “evaluing”, yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkatan yang ketiga.
  • bertanggung jawab atau “responsible”, yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Praktik atau Tindakan.
Praktik atau tindakan terdiri dari beberapa tingkatan, sebagai berikut :
persepsi atau “perception”, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan tindakan tingkat pertama.
  • respon terpimpin atau “guided respons”, yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar 
  • mekanisme atau “mechanism”, yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai tindakan tingkat ketiga.
  • adaptasi atua “adaptational”, yaitu suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.


Bentuk Perilaku. Perilaku dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Soekidjo Notoatmodjo menjelaskan bahwa apabila dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus yang diterimanya, perilaku dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :

1. Bentuk Tertutup.
Bentuk tertutup atau “covert behavior” atau disebut juga dengan “bentuk pasif” merupakan respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku Terbuka.
Perilaku terbuka atau “overt behavior” merupakan respons seseorang terhadap stimulus yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan atau praktik. Perilaku dalam bentuk ini dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain.

Baca juga : Perilaku Organisasi

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian perilaku, ruang lingkup, dan bentuk perilaku.

Semoga bermanfaat.