Pengertian Retensi Karyawan. Dewasa ini, banyak perusahaan yang mengkhawatirkan berkaitan dengan pasar tenaga kerja yang kompetitif. Hal tersebut merupakan tantangan bagi perusahaan untuk menemukan serta mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja yang baik. Retensi merupakan elemen yang penting yang diartikan sebagai penerapan strategi atau sistem terintegrasi yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas di tempat kerja dengan mengembangkan proses yang ditingkatkan untuk menarik, mengembangkan, mempertahankan dan memanfaatkan orang dengan keterampilan dan bakat yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan saat ini maupun kebutuhan di masa depan.
Secara umum, retensi karyawan atau “employee retention” dapat diartikan sebagai bentuk atau cara mempertahankan karyawan agar tetap bekerja dalam perusahaan. Retensi karyawan merupakan suatu keharusan yang perlu dilakukan oleh perusahaan guna mempertahankan sumber daya manusia terbaik yang dimilikinya. Program retensi karyawan yang komprehensif dapat memainkan peran penting baik dalam mempertahankan karyawan penting serta dapat mengurangi pergantian karyawan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan pergantian karyawan tersebut. Retensi Karyawan ini berkontribusi pada produktivitas perusahaan dan kinerja bisnis secara keseluruhan.
Sedangkan tujuan dari retensi karyawan adalah untuk mempertahankan karyawan yang dianggap berkualitas yang dimiliki oleh perusahaan selama mungkin karena karyawan yang berkualitas merupakan harta yang tidak tampak (intangible aset) yang tak ternilai bagi suatu perusahaan.
Baca juga : Pengertian Komisioner Dan Ciri-Ciri Khasnya
Selain itu, pengetian retensi karyawan juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Robert L. Mathis dan John H. Jackson, dalam “Human Resource Management”, menyebutkan bahwa retensi karyawan ini merupakan suatu upaya perusahaan untuk dapat mempertahankan karyawannya supaya tetap berada di dalam organisasi yang bertujuan untuk dapat membantu mencapai target organisasi itu secara maksimal.
- Andri Susilo, dalam “Pengaruh Retensi Karyawan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Kinerja”, yang dimuat dalam Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis, Volume : 1(3), Tahun 2013, menyebutkan bahwa retensi karyawan adalah sebuah upaya dalam mempertahankan karyawan yang potensial untuk tetap loyal terhadap perusahaan.
- Dasam Ragupathi, dalam “The Employee Retention Practices of MNC’S in Hyderabad”, yang dimuat dalam Research Journal of Management Sciences, Volume : 2(4), Tahun 2013, menyebutkan bahwa retensi karyawan menurut Ragupathi adalah salah satu teknik yang digunakan oleh pihak manajemen untuk membuat karyawan tetap berada dalam suatu organisasi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Indikator Retensi Karyawan. Terdapat beberapa indikator dalam retensi karyawan. Robert L. Mathis dan John H. Jackson menjelaskan bahwa beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat retensi karyawan adalah :
- peluang karir dalam organisasi, di mana organisasi menyediakan peluang karir yang sama bagi setiap karyawan yang nantinya akan dapat meningkatkan perkembangan masa depan para karyawan.
- penghargaan yang diberikan, di mana perusahaan selalu memberikan reward atas kinerja karyawan.
- hubungan karyawan, di mana rekan kerja tidak pernah bertindak diskriminatif dan saling menghargai satu sama lain.
Baca juga : Customer Relationship Management
Strategi Meningkatkan Retensi Karyawan. Untuk meningkatkan retensi karyawan dapat dilakukan dengan beberapa strategi, diantaranya adalah :
1. Selektif dalam memilih karyawan.
Retensi karyawan dapat ditingkatkan sejak awal penerimaan karyawan, yaitu dengan memilih karyawan secara selektif, yaitu dengan memilih karyawan yang tidak hanya memiliki skill yang tepat dan dibutuhkan, tetapi juga cocok dan sejalan dengan budaya perusahaan, atasan, dan teman kerja.
2. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Retensi karyawan dapat ditingkatkan dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dirinya, sehingga hal tersebut tidak hanya berguna untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, tetapi juga bermanfaat bagi pengembangan karir karyawan.
3. Membuat lingkungan kerja yang nyaman.
Retensi karyawan dapat ditingkatkan dengan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar waktu kerja karyawan dihabiskan di tempat kerja. Dengan lingkungan kerja yang nyaman ditambah relasi yang bai kantar karyawan akan dapat meningkatkan retensi karyawan.
4. Memberikan kompensasi yang sesuai.
Setiap karyawan membutuhkan apresiasi terhadap kerja yang telah dilakukannya. Apresiasi dimaksud berupa kompensasi dalam bentuk apapun, mulai dari ucapan terima kasih, memasang profil karyawan berprestasi di perusahaan, hingga memberinya reward berupa bonus atau hadiah. Apapun itu, membiasakan memuji kinerja karyawan merupakan cara ampuh untuk memupuk loyalitas karyawan.
Sedangkan D. Torrington, L. Hall, dan S. Taylor, dalam “Human Resource Management”, menjelaskan bahwa untuk meningkatkan retensi karyawan dapat dilakukan dengan lima strategi, yaitu :
1. Strategi Retensi Kompensasi.
Kompensasi termasuk sebagai strategi retensi yang utama, karena hal ini sering kali dianggap sebagai alasan puas atau tidak puasnya karyawan yang pada akhirnya memicu ketiadaan retensi. Bila mereka merasa tidak puas, mereka mungkin tidak bekerja seperti semestinya, dan pada akhirnya, perusahaan sulit mengharapkan retensi mereka. Tetapi apabila kompensasi yang didapatkan sudah sesuai dengan kebutuhan, maka yang terjadi hanyalah pemeliharaan tingkat kepuasan, bukan kepuasan yang meningkat signifikan.
2. Strategi Retensi Pemenuhan Harapan.
Karyawan masuk ke dalam perusahaan dengan berbagai harapan, yaitu harapan bisa mendapatkan promosi, harapan untuk bekerja dengan tenang, harapan untuk mendapat kesesuaian imbalan dengan tenaga yang telah diberikan. Pemenuhan harapan karyawan sesungguhnya termasuk di dalam kontrak psikologis.
3. Strategi Induksi.
Induksi terkait dengan masa pengenalan karyawan baru. Ada beberapa tujuan induksi, yakni membantu karyawan baru untuk menyesuaikan emosinya dengan tempat kerja baru, menjadi wadah untuk menyampaikan informasi dasar tentang organisasi, dan menyampaikan aspek budaya yang dimiliki perusahaan, seperti kebiasaan yang ada di perusahaan itu.
4. Strategi Retensi Praktik Sumber Daya Manusia.
Praktik sumber daya manusia dengan memerhatikan keluarga karyawan. Misalnya, ketika seorang karyawan telah berkeluarga akan dipindahkan, pihak perusahaan harus mempertimbangkan nasib keluarga inti karyawan tersebut. Satu solusi yang bagus ialah, ketika menugaskan karyawan telah berkeluarga ke luar kota, pihak perusahaan harus mempertimbangkan akomodasi bagi keluarga karyawan tersebut, setidaknya membantu mencarikan akomodasi bagi keluarga karyawan itu.
5. Strategi Retensi Bidang Pelatihan dan Pengembangan Karyawan.
Penugasan untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan yang tidak adil pun dapat menurunkan retensi karyawan. Perusahaan harus menmberikan alasan yang logis dan transparan saat akan mengirim karyawan mengikuti pelatihan dan pengembangan. Tanpa transparansi, akan timbul kecurigaan. Rasa curiga dapat menimbulkan konflik, menghasilkan situasi kerja yang tidak sehat, dan pada akhirnya mengurangi retensi karyawan.
Faktor yang Mempengaruhi Retensi Karyawan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi retensi karyawan. Robert L. Mathis dan John H. Jackson menjelaskan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi retensi karyawan adalah :
1. Faktor organisasional.
Apabila perusahaan memiliki perilaku budaya yang baik bernilai positif dan juga pengelolaan organisasi perusahaan dilakukan dengan baik, maka hal tersebut akan sangat mempengaruhi retensi karyawan.
2. Peluang karir organisasional.
Faktor yang mendasari hal ini adalah pelatihan secara berkesinambungan yang dilakukan perusahaan, bimbingan dan pengembangan karir hingga perencanaan karir karyawan dalam perusahaan tersebut.
3. Penghargaan.
Penghargaan yang kompetitif baik berupa gaji, tunjangan, penghargaan kinerja maupun bonus spesial dan lain sebagainya.
4. Rancangan tugas dan pekerjaan.
Dalam perancangan tugas dan pekerjaan yang dibebankan pada karyawan, hal ini tentu harus memperhatikan beberapa unsur individu dari karyawan perusahaannya. Proses penyaringan dan seleksi karyawan, sehingga karyawan akan ditempatkan pada posisi atau bagian yang sesuai dengan kondisi mereka.
5. Hubungan karyawan.
Perlakuan yang diterima dari rekan kerja di kantor akan sangat mempengaruhi retensi karyawan di sebuah perusahaan.
Usaha untuk mempertahankan karyawan yang potensial telah menjadi perhatian utama dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan mengakui bahwa retensi karyawan merupakan perhatian sumber daya manusia yang berkelanjutan dan tanggung jawab bagi supervisor dan manajer. Dampak dari adanya pemeliharaan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan diantaranya adalah :
- meningkatkan disiplin kerja dan menurunkan absensi karyawan.
- meningkatkan produktivitas kerja.
- meningkatkan kesejahteraan karyawan.
- menurunkan niat karyawan untuk keluar dari perusahaan.
- mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
- memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian retensi karyawan, indikator, dan strategi meningkatkan retensi karyawan, serta faktor yang mempengaruhi retensi karyawan.
Semoga bermanfaat.