Job Embeddedness : Pengertian, Aspek, Indikator, Dan Pengukuran Job Embeddedness, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Job Embeddedness

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Job Embeddedness. Job embeddedness merupakan salah satu perspektif baru yang mendorong karyawan tetap bertahan dalam suatu perusahaan. Job embeddedness dikonseptualisasikan sebagai cakupan luas dari pengaruh-pengaruh terhadap retensi karyawan yang mempresentasikan pada alasan-alasan yang secara umum sebagai faktor penyebab mengapa seseorang tidak mau meninggalkan pekerjaannya.

Berdasarkan hal tersebut, T.R. Mitchell dan T.W. Lee, dalam "The Unfolding Model of Voluntary Turnover and Job Embeddedness : Foundations for A Comprehensive Theory of Attachment", yang dimuat dalam Research Organizational Behaviour, Volume : 23, mengartikan job embeddedness dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk bertahan atau meninggalkan pekerjaan dan perusahaan tempat ia bekerja. Karyawan yang merasa lebih embedded (ada ikatan kuat) akan lekat pada perusahaan tempat mereka bekerja dan akan cenderung untuk menampilkan tingkah laku positif dalam pekerjaannya.

Dengan kata lain, job embeddedness dapat diasumsikan sebagai berikut :
  • semakin banyak koneksi yang dipunyai oleh karyawan dalam suatu perusahaan dan sesuai dengan karyawan tersebut, maka akan semakin besar kemungkinan karyawan tersebut akan tetap tinggal di perusahaan atau pekerjaan yang digelutinya.


Terdapat dua hal yang menjadi karakter utama dalam job embeddedness, yaitu :
  • kepuasan kerja dan komitmen organisasional berfokus pada persoalan perusahaan dan persoalan komunal.
  • setiap orang memiliki alasan yang berbeda untuk tinggal atau meninggalkan perusahaan. Yang dimaksud alasan adalah afektif, kalkulatif, alternatif, normatif, dan lain sebagainya. Job embededdness merupakan penilaian sejauh mana orang merasa terikat.


Aspek Job Embeddedness. Terdapat beberapa aspek dalam job embeddedness. T.R. Mitchell dan T.W. Lee menyebutkan bahwa terdapat tiga aspek dalam job embeddedness, yaitu :

1. Fit.
Fit atau kesesuaian merupakan keadaan di mana karyawan mempersepsi adanya kesesuaian terhadap organisasi dan lingkungannya. Saat karyawan merasa sesuai dengan pekerjaannya, karyawan akan merasa nyaman. Semakin besar kesesuaian yang dirasakan, maka akan merasa semakin terikat dengan organisasi dalam hal profesionalitas maupun personal.

2. Link.
Links atau hubungan merupakan dimensi yang ditandai dengan bagaimana hubungan formal maupun informal antara seorang karyawan dengan lingkungan organisasi seperti proyek, lokasi, kegiatan, dan kelompok-kelompok dalam organisasi. Semakin banyak dan semakin baik hubungan yang dimiliki oleh individu dalam organisasi maupun komunitasnya, maka karyawan semakin terikat dengan pekerjaan atau organisasinya.

3. Sacrifice.
Sacrifice atau pengorbanan merupakan persepsi individu terhadap hal-hal yang berkaitan dengan material maupun psikologis yang mungkin akan hilang apabila karyawan meninggalkan pekerjaannya.

Sedangkan Ng. Thomas dan D. Feldman, dalam "Organizational Embeddedness and Occupational Embeddedness Across Career Stages", yang dimuat dalam Journal of Vocational Behavior, menyebutkan bahwa job embeddedness mempunyai enam aspek, yaitu :
  • fit-organization, yang merepresentasikan persepsi kesesuaian atau kenyamanan karyawan dengan suatu perusahaan. Nilai-nilai personal, tujuan karier, dan rencana masa depan individu harus sesuai dengan budaya perusahaan dan tuntutan kerja saat ini (seperti pengetahuan kerja, keterampilan, dan kemampuan).
  • fit-community, yang mencakup sebaik apa individu memersepsikan bahwa dirinya sesuai dengan komunitas dan lingkungan sekitarnya, seperti cuaca, hal-hal menyenangkan, dan budaya dari lokasi di mana individu tinggal. Hal ini harus relevan dengan persepsinya mengenai kesesuaian dengan komunitas.
  • links-organization, yang mencakup hubungan formal dan informal yang ada antara seorang karyawan, individu lain, atau kelompok lain yang ada dalam perusahaan.
  • links-community, yang mencakup hubungan antara seorang karyawan dengan individu lain atau kelompok lain dalam sebuah komunitas termasuk di dalamnya, pengaruh signifikan yang diberikan keluarga dan institusi sosial lainnya terhadap individu dan pengambilan keputusan yang dilakukan individu tersebut.
  • sacrifice-organization, yang mencakup persepsi akan biaya materiil maupun psikologis yang didapat ketika individu meninggalkan pekerjaan dan perusahaan, termasuk di dalamnya, kehilangan teman, kehilangan proyek, dan kehilangan tunjangan.
  • sacrifice-community, yang berhubungan dengan isu di mana individu harus direlokasikan. Meninggalkan sebuah komunitas yang menarik, aman, dan di mana ia disenangi atau dihargai adalah hal yang sulit dilakukan oleh individu.


Indikator Job Embeddedness. Menurut T.R. Mitchell dan T.W. Lee, indikator job embeddedness pada diri seorang individu terhadap pekerjaan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu :
  • sejauh mana orang mempunyai hubungan dengan orang lain. Karyawan yang mencoba menjalin hubungan dengan orang lain di dalam lingkungan pekerjaan dan memiliki hubungan yang erat antar rekan kerja akan meningkatkan job embeddedness di dalam diri karyawan tersebut.
  • sejauh mana karyawan dengan pekerjaan dan komunitas sesuai dengan aspek di kehidupan mereka. Karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan akan lebih nyaman apabila mereka bekerja dengan apa yang mereka inginkan, membuat tingkat job embeddedness dalam diri karyawan tersebut meningkat.
  • hubungan yang rusak jika mereka meninggalkan pekerjaan. Hubungan yang baik dalam perusahaan akan membuat suasana bekerja akan menjadi lebih nyaman. Apabila dalam perusahaan terdapat hubungan yang kurang baik akan sedikit mengganggu suasana bekerja dan menimbulkan tingkat job embeddedness dalam diri karyawan menurun.


Pengukuran Job Embeddedness. Job embeddedness dapat diukur dengan berbagai pendekatan. T.R. Mitchell dan T.W. Lee menyebutkan bahwa terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur job embeddedness, yaitu :

1. Composite Measure.
Pendekatan ini digunakan dengan melakukan pengukuran terhadap seluruh aspek dari job embeddedness. Lewat pengukuran ini, dapat diketahui pula faktor-faktor yang membuat individu embedded dalam pekerjaannya.

2. Global Measure.
Pendekatan ini digunakan dengan melakukan pengukuran global job embeddedness, yang terdiri dari tujuh item skala Likert. Keuntungan dari pengukuran global adalah selain tidak mengikut-sertakan item yang ofensif, alat ukur ini juga bersifat reflektif, praktis dan mampu meningkatkan akurasi serta respon.


Faktor yang Mempengaruhi Job Embeddedness. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi job embeddedness. W. Osman, A. Awang, dan A.R. Amir, dalam "Job Behavioral Factors And Turnover Intention : A Case Study at Sime Darby Property Limited. International Journal of Advances In Management And Economics", menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi job embeddedness pada seseorang, yaitu :
  • demografi. Faktor demografi seperti usia, gender, dan tingkat pendidikan seorang karyawan dapat mempengaruhi tingkat embeddedness.
  • self efficacy, merupakan keyakinan seseorang mengenai kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan tingkatan performa yang telah terencana, di mana kemampuan tersebut dilatih, digerakkan oleh kejadian-kejadian yang berpengaruh dalam hidup seseorang.
  • job satisfaction, merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.
  • career barriers, merupakan hambatan atau rintangan karyawan dalam meningkatkan jenjang kariernya. Dengan adanya hambatan, banyak individu tidak bisa melanjutkan proses pengembangan karier dari establishment stage. Career barriers membuat individu menjadi kurang optimis dalam melakukan pekerjaannya.
  • organizational trust, merupakan keyakinan bahwa perusahaan akan memberikan keuntungan bagi karyawan yang terbentuk melalui sikap terbuka, menerima, mendukung, berbagi, dan kerjasama di antara anggota perusahaan.
  • organizational commitment, merupakan semua perasaan dan sikap karyawan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi dimana tempat karyawan bekerja termasuk pada pekerjaan karyawan itu sendiri.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian job embeddedness, aspek, indikator, dan pengukuran job embeddedness, serta faktor yang mempengaruhi job embeddedness.

Semoga bermanfaat.