Komunikasi Ilmiah : Pengertian, Unsur, Ruang Lingkup, Bentuk, Dan Fungsi Komunikasi Ilmiah

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Komunikasi Ilmiah. Secara umum, komunikasi ilmiah atau “scholarly communication” atau “scientific communication” dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan antara ilmuwan, yaitu pengalihan, penerusan maupun penyampaian bidang informasi dalam bidang ilmu satu kepada ilmuwan yang lain. Komunikasi ilmiah juga berarti suatu sistem yang di dalamnya terdapat proses menciptakan hasil penelitian dan karya ilmiah lainnya, proses evaluasi, proses penyebarannya ke masyarakat ilmiah, dan proses preservasi untuk penggunaan di masa depan.

Komunikasi ilmiah merupakan sarana bagi para peneliti untuk saling mengetahui perkembangan ilmu, perkembangan penelitian yang dilakukan oleh rekannya, serta menjadi sarana untuk melakukan masukan terhadap penelitian yang sedang dilakukan oleh rekannya. Sedangkan American Library Association (ALA), mengartikan komunikasi ilmiah dengan suatu sistem dimana penelitian dan tulisan- tulisan ilmiah lainnya diciptakan, dievaluasi dari segi kualitas, disebarluaskan kepada masyarakat ilmiah, dan diawetkan untuk penggunaan masa depan.

Selain itu, pengertian komunikasi ilmiah juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa hari, diantaranya adalah :
  • Ida Fajar Priyanto, dalam “Kebutuhan dan Perilaku Informasi”, menyebutkan bahwa komunikasi ilmiah adalah proses yang terus berlangsung menjadikan pengetahuan dapat tumbuh dan meluas baik di dalam maupun di luar, lintas, dan antar disiplin ilmu.
  • Irman Siswadi, dalam “Perpustakaan Sebagai Mata Rantai Komunikasi Ilmilah”, yang dimuat dalam Majalah Visi Pustaka, Volume : 11(1), Bulan April 2009, menyebutkan bahwa komunikasi ilmiah adalah komunikasi yang umumnya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan penelitian atau penyelidikan, khususnya di lingkungan akademik.
  • A.I. Mikhailov, A.I. Chernyi, dan R.S. Giliarevski, dalam “Scientific Communication and Informatics”, menyebutkan bahwa komunikasi ilmiah adalah kombinasi proses dari presentasi, penyampaian, dan penerimaan dari informasi ilmiah dalam masyarakat ilmiah.


Unsur Komunikasi Ilmiah. Beberapa unsur yang ada dalam komunikasi ilmiah adalah :
  • penulis, yaitu peneliti, akademisi, dan praktisi.
  • editor, baik berasal dari internal untuk aspek redaksional dan eksternal untuk substansi yang sesuai dengan kepakarannya.
  • penerbit, yaitu pihak yang bertanggung jawab pada proses produksi publikasi ilmiah.
  • distributor, yaitu pihak yang bertugas menyebarluaskan produk publikasi ilmiah.
  • pustakawan, khususnya embedded librarianship. Model Embedded librarianship menghasilkan sarana yang efektif dalam penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan pustakawan terhadap tantangan informasi di era digital.
  • pembaca, yaitu pihak penikmat atau yang membaca publikasi ilmiah.


Ruang Lingkup Komunikasi Ilmiah. Ruang lingkup komunikasi ilmiah mencakup beberapa hal sebagai berikut :
  • perkembangan ilmu pengetahuan.
  • hubungan antara peneliti dalam berbagai disiplin ilmu.
  • pemanfaatan dan kebutuhan informasi dari kelompok pemustaka.
  • metoda komunikasi baik formal maupun informal.


Bentuk Komuikasi Ilmiah. Dalam lingkungan akademik, secara umum komunikasi ilmiah dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :

1. Komunikasi Ilmiah Formal.
Komunikasi ilmiah formal terdiri dari berbagai macam bentuk tertulis, seperti : artikel jurnal, buku, laporan teknik (technical report), bulletin, abstrak, dan preprints. Komunikasi ilmiah formal memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • ditujukan kepada khayalak luas.
  • dapat disimpan dan ditemu kembali.
  • biasanya digunakan sebagai sumber informasi yang utama bagi pengguna.
  • biasanya membutuhkan waktu yang lama (dalam proses penerbitan).
  • mendapatkan reaksi (umpan balik) yang sedikit terhadap penulis.

Sedangkan kelebihan dari komunikasi ilmiah formal adalah :
  • informasi dapat disebarkan lebih luas.
  • informasi detail seperti tabel, diagram dapat dilihat.
  • isi informasi telah diperiksa dan diverifikasi.
  • dokumen mudah ditemukembali jika diperlukan.

2. Komunikasi Ilmiah Informal.
Komunikasi ilmiah informal merupakan awal terbentuknya komunikasi formal. Karakteristik dari komunikasi informal adalah :
  • bukan untuk umum, untuk kalangan terbatas.
  • biasanya informasinya tidak disimpan dan tidak dapat di temu kembali.
  • lebih baru dan up to date.
  • mendapakan reaksi (umpan balik) yang banyak terhadap penulis.

Tujuan dari kegiatan komunikasi ilmiah informal diantaranya adalah :
  • menstimulus dan membantu dari pengembangan penelitian.
  • merupakan salah satu cara yang efektif untuk mentransfer teknologi untuk penerapannya.

Sedangkan kelebihan dari komunikasi ilmiah informal adalah :
  • atmosfir yang didapatkan ketika melakukan komunikasi secara langsung akan berbeda, yaitu reaksi langsung dari para pendengar, mimik dan bahasa tubuh dari para peneliti lain akan memberikan masukan agar memberikan presentasi yang lebih baik.
  • memahami seluk beluk penelitian dan melakukan argumen yang persuasif secara langsung.
  • dengan interaksi personal, sintesis (perpaduan) dari informasi yang penting untuk membentuk ide yang baru, akan lebih aktif daripada selama penguasaan dan pengolahan dari teks tercetak.
  • biasanya disiplin yang bersifat aplikatif terkadang sulit untuk ditulis dengan teks, sehingga menunjukkan langsung (presentasi) fungsi dari aplikasi tersebut akan lebih mudah.


Fungsi Komunikasi Ilmiah. Secara umum, komunikasi ilmiah berfungsi untuk menjamin kualitas keilmiahan dalam setiap kegiatan penelitian yang berkaitan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bo Christer Bjork, dalam “A Model of Scientific Communication as A Global Distributed Information Systems”, yang dimuat dalam Information Research, Volume : 13(4), Tahun 2007, menjelaskan bahwa fungsi dari komunikasi ilmiah adalah :
  • mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang sangat menarik ke para pemustaka yang memiliki minat yang sama.
  • menyediakan dukungan dalam mengambil keputusan untuk administrasi perjanjian penelitian dan bantuan dana untuk penelitian.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian komunikasi ilmiah, unsur, ruang lingkup, bentuk, dan fungsi komunikasi ilmiah.

Semoga bermanfaat.