Tradisi : Pengertian, Karakteristik, Jenis, Dan Fungsi Tradisi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Tradisi. Secara etimologi, istilah “tradisi” merupakan istilah serapan dari bahasa Inggris “tradition” yang berasal dari bahasa Latin, yaitu “traditio” yang berarti diteruskan atau kebiasaan. Tradisi merupakan suatu bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama. Menurut Mahmud dan Ija Suntana, dalam “Antropologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa istilah “tradisi” berasal dari bahasa Latin, yaitu “trader (tradere)” yang berarti mentransmisikan, menyerahkan, memberi untuk disimpan atau dijaga.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisi diartikan dengan :
  1. n adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.
  2. penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.

Secara terminologi, pengertian tradisi mengandung suatu pengertian tersembunyi yang ada kaitannya antara masa lalu dan masa kini. Ia menunjukkan sesuatu yang diwariskan oleh masa lalu tetapi masih berwujud dan berfungsi pada masa sekarang. Tradisi memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam kehidupan yang bersifat duniawi, maupun terhadap hal-hal yang bersifat ghaib atau keagamaan. Berdasarkan hal tersebut, secara umum tradisi atau disebut juga adat istiadat atau kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.


Dalam berbagai disiplin ilmu, tradisi sebagai konsep diartikan secara beragam berdasarkan perspektif dan pendekatan dalam disiplin ilmu tersebut, diantaranya adalah :

1. Arkeologi.
Dalam ilmu arkeologi, tradisi diartikan sebagai sekumpulan budaya atau industri yang tampaknya berkembang dari satu sama lain selama periode waktu tertentu. Istilah ini sangat umum dalam studi arkeologi Amerika.

2. Antropologi.
Dalam ilmu antropologi, tradisi merupakan salah satu konsep kunci. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang “tradisi dalam masyarakat tradisional”. Namun tidak ada “teori tradisi”, karena bagi sebagian besar antropolog kebutuhan untuk mendiskusikan apa tradisi itu tampaknya tidak diperlukan. Hal itu disebabkan karena mengartikan tradisi tidaklah diperlukan (setiap orang dapat diharapkan untuk mengetahui apa itu) dan tidak penting (karena perbedaan kecil dalam pengertian akan menjadi teknis).

Sedangkan Ariyono dan Aminuddin Sinegar, dalam “Kamus Antropologi” menyebutkan bahwa tradisi adalah sama dengan adat istiadat, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang bersifat magis-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi mengenai nilai-nilai budaya, norma-norma, hukum dan aturan-aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan sosial.

3. Sosiologi.
Dalam ilmu sosiologi, konsep tradisi dalam penelitian sosiologis awal, (sekitar pergantian abad ke-19 dan ke-20), mengacu pada masyarakat tradisional yang dibedakan dengan masyarakat industri yang lebih modern, yang dalam konsep Max Weber digambar sebagai : otoritas tradisional dan otoritas legal-rasional modern. Sedangkan dalam karya yang lebih modern, sosiologi melihat tradisi sebagai konstruksi sosial yang digunakan untuk membedakan masa lalu dengan masa kini dan sebagai bentuk rasionalitas yang digunakan untuk membenarkan tindakan tertentu.

4. Biologi.
Dalam ilmu biologi, tradisi diartikan sebagai praktik perilaku yang relatif bertahan (yaitu, dilakukan berulang kali selama periode waktu tertentu), yang dibagikan di antara dua atau lebih anggota kelompok, yang sebagian bergantung pada pembelajaran yang dibantu secara sosial untuk generasinya dalam praktisi baru.

5. Musikologi dan Etnomusikologi.
Dalam ilmu musikologi dan etnomusikologi, tradisi mengacu pada sistem kepercayaan, perbendaharaan, teknik, gaya dan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Tradisi dalam musik menunjukkan konteks historis yang dengannya seseorang dapat melihat pola yang dapat dibedakan.


Selain itu, pengertian tradisi juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Dadang Supardan, dalam “Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural”, menyebutkan bahwa tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan yang secara turun temurun.
  • Soerjono Soekamto, dalam “Sosiologi Suatu Pengantar”, menyebutkan bahwa tradisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara langgeng (berulang-ulang), yang merupakan bagian dari budaya sebagai adat istiadat dan kepercayaan yang secara turun temurun dapat dipelihara.
  • Piotr Sztompka, dalam “Sosiologi Perubahan Sosial”, menyebutkan bahwa tradisi adalah kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak. Namun demikian tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah dilakukan secara kebetulan atau disengaja.
  • Mikhail Coomans, dalam “Manusia Daya: Dahulu, Sekarang, Masa Depan”, menyebutkan bahwa tradisi ialah sebuah bentuk realitas sosial terkait dengan prilaku atau sikap masyarakat dalam kurun waktu yang sudah sangat lama dan di warisakan secara turun temurun mulai dari nenek moyang. Sehingga keberadaannya dianggap sakral.


Karakteristik Tradisi. Beberapa hal yang merupakan karakteristik dari sebuah tradisi, adalah sebagai berikut :
  • tradisi mengacu pada kepercayaan, benda, atau adat istiadat yang dilakukan atau diyakini di masa lalu, ditransmisikan melalui waktu dengan diajarkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya, dan dilakukan atau diyakini di masa kini.
  • awalnya tradisi diwariskan secara lisan, tanpa membutuhkan sistem penulisan. Alat untuk membantu proses ini termasuk alat puitis seperti rima dan aliterasi. Kisah-kisah yang dilestarikan dengan demikian juga disebut sebagai tradisi, atau sebagai bagian dari tradisi lisan.
  • tradisi sering dianggap kuno, tidak dapat diubah, dan sangat penting, meskipun terkadang tradisi tersebut kurang “alami” daripada yang diperkirakan. Diasumsikan bahwa setidaknya dua transmisi selama tiga generasi diperlukan agar praktik, keyakinan, atau objek dipandang sebagai tradisional.
  • beberapa tradisi sengaja diciptakan karena satu dan lain alasan, seringkali untuk menyoroti atau meningkatkan pentingnya lembaga tertentu.
  • tradisi juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan hari ini, dan perubahan tersebut dapat diterima sebagai bagian dari tradisi kuno. Tradisi berubah perlahan, dengan perubahan dari satu generasi ke generasi berikutnya dianggap signifikan.


Jenis Tradisi. Tradisi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Koentjaraningrat, dalam “Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan”, menjelaskan bahwa berbagai jenis tradisi yang masih ada dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia sampai dengan saat ini, adalah :

1. Ritual Agama.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat dari kemajemukan tersebut adalah terdapat beraneka ragam ritual keagamaan yang dilaksanakan dan dilestarikan oleh masing-masing pendukungnya. Ritual keagamaan tersebut mempunyai bentuk atau cara melestarikan serta maksud dan tujuan yang berbeda-beda antara kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya lingkungan tempat tinggal, adat, serta tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Agama-agama lokal atau agama primitif mempunyai ajaran-ajaran yang berbeda yaitu ajaran agama tersebut tidak dilakukan dalam bentuk tertulis tetapi dalam bentuk lisan sebagaimana terwujud dalam tradisi-tradisi atau upacara-upacara. Sistem ritual agama tersebut biasanya berlangsung secara berulang-ulang baik setiap hari, setiap musim, atau kadang-kadang saja.

2. Ritual Budaya.
Orang Jawa di dalam kehidupannya penuh dengan upacara, baik upacara yang berkaitan dengan lingkaran hidup manusia sejak dari keberadaannya dalam perut ibu, lahir, kanak-kanak, remaja, sampai saat kematiannya, atau juga upacara-upacara yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam mencari nafkah, khususnya bagi para petani, pedagang, nelayan, dan upacara-upacara yang berhubungan dengan tempat tinggal, seperti membangun gedung untuk berbagai keperluan, membangun, dan meresmikan rumah tinggal, pindah rumah, dan sebagainya. Upacara-upacara itu semula dilakukan dalam rangka untuk menangkal pengaruh buruk dari daya kekuatan gaib yang tidak dikehendaki yang akan membahayakan bagi kelangsungan kehidupan manusia. Upacara ritual tersebut dilakukan dengan harapan pelaku upacara agar hidup senantiasa dalam keadaan selamat.


Fungsi Tradisi. Tradisi memiliki beberapa fungsi. Piotr Sztompka menjelaskan bahwa tradisi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

1. Penyedia fragmen warisan yang historis.
Dalam fungsi ini, tradisi dapat berupa gagasan dan bentuk material yang dapat digunakan manusia dalam berbagai tindakan di masa kini maupun di masa mendatang dengan pengalaman masa lalu sebagai dasarnya. Misalnya : tradisi kepahlawanan dan lain sebagainya.

2. Pemberi legitimasi dalam pandangan hidup.
Dalam fungsi ini, tradisi meliputi berbagai peraturan dan pranata yang sudah ada, yang semuanya membutuhkan pembenaran agar dapat mengikat para anggotanya. Salah satu sumber legitimasi terdapat dalam tradisi, yang biasa dikatakan “selalu seperti itu”, di mana orang selalu mempunyai keyakinan demikian meski dengan resiko yang paradoksal yakni bahwa tindakan tertentu hanya akan dilakukan karena orang lain melakukan hal yang sama di masa lalu atau keyakinan tertentu diterima semata-mata karena mereka telah menerima sebelumnya.

3. Penyedia simbol dalam identitas kolektif.
Dalam fungsi ini, tradisi memperkuat loyalitas primordial terhadap bangsa, komunitas dan kelompok. Misalnya : tradisi nasional dengan lagu, bendera, emblem, mitologi, dan ritual umum. Tradisi nasional selalu dikaitkan dengan sejarah, menggunakan masa lalu untuk memelihara persatuan bangsa.

4. Tempat pelarian.
Dalam fungsi ini, tradisi membantu menyediakan tempat pelarian dari keluhan, ketidak-puasan, dan kekecewaan kehidupan modern. Tradisi yang mengesankan masa lalu yang lebih bahagia menyediakan sumber pengganti kebanggaan bila masyarakat berada dalam krisis.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian tradisi, karakteristik, jenis, dan fungsi tradisi.

Semoga bermanfaat.