Critical Thinking (Berpikir Kritis) : Pengertian, Karakteristik, Aspek, Tahapan, Dan Faktor Yang Mempengaruhi Critical Thinking, Serta Perbedaan Antara Critical Thinking, Analytical Thinking, Dan Creative Thinking

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Critical Thinking. Secara umum, critical thinking atau berpikir kritis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang yakini benar. Critical thinking juga dapat berarti suatu proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih, dan rasional.

Orang dengan keterampilan critical thinking cenderung dapat mengidentifikasi informasi yang relevan lebih cepat, memisahkan informasi yang tidak relevan, dan menggunakan informasi untuk menemukan solusi masalah atau membuat keputusan. Critical thinking mencakup pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis juga mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai. Dengan kata lain, orang dengan kemampuan critical thinking yang cukup akan mampu mempelajari masalah secara sistematis dan terorganisir, serta mampu merumuskan masalah yang inovatif dan merancang solusi yang dianggap relatif baru.

Selain itu, pengertian critical thinking juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :

1. Barry K. Beyer.
Barry K. Beyer, dalam “Critical Thinking”, mengartikan critical thinking sebagai :
  • mengukur kualitas dari suatu sumber.
  • mampu menentukan antara yang relevan dan yang tidak relevan.
  • membedakan fakta dari penilaian.
  • mengidentifikasi dan mengevaluasi pendapat yang tidak terucapkan.
  • mengidentifikasi kesalahan atau bias yang ada.
  • mengidentifikasi sudut pandang.
  • mengevaluasi bukti yang didapatkan untuk mendukung suatu pendapat.

2. Robert H. Ennis.
Robert H. Ennis, dalam “Critical Thinking”, menyebutkan bahwa critical thinking dapat dibedakan menjadi dua disposisi, yaitu :
  • menjadi perhatian bagi setiap individu untuk dapat melakukan sesuatu dengan benar berdasarkan dengan kejujuran, kejelasan, relevan, dan masuk akal.
  • bergantung pada proses penilaian dengan menerapkan kriteria untuk menilai jawaban yang dimiliki, dalam hal ini penyampaian atau penyajian dapat dilakukan secara proses implisit maupun eksplisit.

3. Alec Fisher.
Alec Fisher, dalam “Critical Thinking: An Introduction”, mengartikan critical thinking sebagai :
  • mampu berpikir secara menyeluruh tentang masalah yang berada dalam jangkauan pengalaman setiap individu.
  • menjadi sebuah pengetahuan tentang metode investigasi dalam melakukan problem solving.
Lebih lanjut, Alec Fisher menjelaskan bahwa critical thinking menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.

4. John Dewey.
John Dewey, dalam “How We Think”, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan critical thinking adalah berpikir reflektif, yaitu sebuah pertimbangan yang aktif, terus-menerus, dan mampu dengan teliti mengenai sebuah kepercayaan atau bentuk pengetahuan yang dapat diterima dengan memandang dari perspektif yang mendukung sebuah pemikiran lanjutan yang menjadi keyakinannya.


Karakteristik Critical Thinking. Secara umum, seorang dengan critical thinking memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
  • mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting, merumuskannya dengan jelas dan teliti.
  • memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan untuk melakukan tugas.
  • mengumpulkan dan menilai informasiinformasi yang relevan, dengan menggunakan gagasan abstrak untuk menafsirkannya dengan efektif.
  • menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat, bukti yang kuat, dan mengujinya dengan menggunakan kriteria dan standar yang relevan.
  • berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternatif sistem pemikiran, sembari mengenali, menilai, dan mencari hubungan hubungan antara semua asumsi, implikasi, akibat-akibat praktis.
  • mampu mengatasi kebingungan, mampu membedakan antara fakta, teori, opini, dan keyakinan.
  • mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain dalam upaya menemukan solusi atas masalah-masalah kompleks, tanpa terpengaruh oleh pemikiran orang lain tentang topik yang bersangkutan.
  • jujur terhadap diri sendiri, menolak manipulasi, memegang kredibilitas dan integritas ilmiah, dan secara intelektual independen, imparsial, netral.

Sedangkan Eileen Gambril dan Leonard Gibbs, dalam “Critical Thinking for Helping Professionals: A Skill-Based Workbook”, menjelaskan bahwa karakteristik critical thinking memiliki tujuan serta intelektualitas yang meliputi :
  • clarity, di mana kejelasan terhadap suatu permasalahan yang ada perlu dijelaskan secara tuntas dan terinci.
  • accuracy, kebenaran yang disampaikan dapat dipertanggung jawabkan.
  • relevance, pernyataan dan pertanyaan bisa saja jelas, teliti, dan tepat tetapi hal tersebut belum tentu dapat relevan dengan permasalahan yang ada.
  • depth, pertanyaan dan pernyataan yang ada bisa saja memenuhi sebuah kriteria atau persyaratan secara jelas, teliti, tepat, relevan hanya saja jawaban sangat dangkal.
  • breadth, sebuah penalaran yang cukup accuracy (akurat), clarity (kejelasan), relevance (relevan), dan depth (kedalaman).


Aspek Critical Thinking. Menurut Arthur A. Carin dan Robert B. Sund, dalam “Teaching Science Through Discovery”, dijelaskan bahwa aspek kecakapan critical thinking mencakup keterampilan berpikir untuk : mengklasifikasi, membuat asumsi, memprediksi dan berhipotesis, menyimpulkan dan menginterprestasikan data serta menarik kesimpulan, mengukur, merancang penyelidikan untuk memecahkan suatu masalah, mengamati, mereduksi kesalahan eksperimen, mengevaluasi, dan menganalisis.

Sedangkan Tracy Bowell dan Gary Kemp, dalam “Critical Thinking : A Concise Guide”, menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam critical thinking, yaitu :
  • mengidentifikasi masalah yang sedang dibahas.
  • merekonstruksi argumen sehingga dapat mengungkapkannya secara jelas dengan menunjukkan langkah-langkah dan bentuk argumen dengan penalaran.
  • mengevaluasi argumen yang sudah rekonstruksi dengan menanyakan apa yang baik dan apa yang buruk dari argumen yang diungkapkan.


Manfaat Critical Thinking. Critical thinking memiliki beberapa manfaat. Daniel A. Feldman, dalam “Critical Thinking”, menjelaskan bahwa manfaat dari critical thinking adalah :
  • mengenali bias untuk memandu pengembangan diri.
  • berkontribusi dalam kelompok belajar di dalam maupun di luar kelas.
  • mengembangkan solusi terbaik untuk masalah.
  • mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang argumen orang lain.
  • memberi argumen yang bagus, untuk menciptakan komitmen terhadap pemikiran diri sendiri.
  • mengidentifikasi topik penting dengan tetap terfokus pada masalah yang ada.
  • menulis dan berbicara dengan bukti yang relevan.


Tahapan Critical Thinking. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui dalam critical thinking. Peter Kneedler, dalam “The Statewide History-Social Science Assesment Advisory Committee”, menjelaskan bahwa tahapan dalam critical thinking dapat dikelompokkan dalam tiga tahapan, yaitu :

1. Mengenali masalah.
Mengenali masalah ata defining and clarifying problem meliputi :
  • mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
  • membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
  • memilih informasi yang relevan.
  • merumuskan atau memformulasi masalah.

2. Menilai informasi yang relevan.
Menilai informasi yang relevan meliputi :
  • menyeleksi fakta, opini, hasil nalar (judgment).
  • mengecek konsistensi.
  • mengidentifikasi asumsi.
  • mengenali kemungkinan faktor stereotip.
  • mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat (semantic slanting).
  • mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.

3. Pemecahan masalah.
Pemecahan masalah atau penarikan kesimpulan meliputi :
  • mengenali data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
  • meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan atau pemecahan masalah atau kesimpulan yang diambil.


Faktor yang Mempengaruhi Critical Thinking. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan critical thinking pada seseorang, diantaranya adalah :
  • faktor pendidikan, yang meliputi tangkat pendidikan yang dimiliki yang bersangutan, strategi pembelajaran yang digunanakan selama orang tersebut mengikuti proses pembelajaran, dan lain sebagainya.
  • faktor kemampuan individu tersebut, yang meliputi hasil dari pembelajaran yang diterima oleh individu yang bersangkutan, kemauan untuk mencari tahu, membaca, dan terutama motivasi diri untuk mengetahui segala sesuatu.
  • faktor perkembangan dan personal individu, yang meliputi status personal dan sikap dari individu yang bersangkutan.


Perbedaan Antara Critical Thinking, Analytical Thinking, dan Creative Thinking. Terdapat beberapa hal yang merupakan perbedaan antara critical thinking (berpikir kritis), analytical thinking (berpikir analitis), dan creative thinking (berpikir kreatif), yaitu sebagai berikut :

1. Critical thinking :
  • merupakan keterampilan yang memungkinkan seseorang membuat keputusan yang logis, berdasarkan informasi yang didapat dan diolah sesuai kemampuan.
  • seorang critical thinker dalam menghadapi sebuah persoalan/permasalahan akan berusaha untuk menemukan informasi yang relevan, menanyakan pertanyaan yang bermakna, mempertimbangkan sudut pandang alternatif, mengaplikasikan logika dan alasan yang masuk akal, menghindari asumsi dan mempertimbangkan segala kesempatan.
  • secara umum, seseorang dengan critical thinking memiliki ciri-ciri : memiliki rasa ingin tahu, kreativitas, tekun, dan objektif.

2. Analytical thinking :
  • merupakan sebuah aksi memecahkan sesuatu yang kompleks menjadi sebuah informasi yang lebih sederhana dan dapat dengan mudah dipahami.
  • seorang yang memiliki kemampuan analytical thinking biasanya mampu untuk mengidentifikasi sebuah masalah, menemukan fakta-fakta dan bukti yang relevan, menyederhanakan informasi, menggunakan logika dan beralasan.
  • secara umum, seorang dengan analytical thinking memiliki ciri-ciri : kritis, solutif, dan komunikator.

3. Creative thinking :
  • merupakan kemampuan untuk berpikir secara luas dan bahkan di luar kebiasaan. Creative thinking juga dapat berarti suatu kemampuan berpikir yang dimiliki individu dan dapat mengarahkan individu tersebut pada pemikiran yang penuh dengan kreativitas, sehingga dirinya mampu menciptakan sesuatu yang baru dan karya unik yang berbeda dari karya-karya sebelumnya.
  • seorang yang memiliki kemampuan creative thinking dapat menghasilkan dan mengaplikasikan ide-ide orang dalam konteks yang spesifik, dapat melihat situasi dengan cara yang berbeda, mengidentifikasi masalah dan melihat serta membuat sebuah cara baru yang menghasilkan output yang lebih baik.
  • secara umum, seorang dengan creative thinking memiliki ciri-ciri : komunikator, open minded, risk taker, fleksibel, dan berpengetahuan luas.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian critical thinking (berpikir kritis), karakter, aspek, manfaat, tahapan, dan fakktor yang mempengaruhi critical thinking, serta perbedaan antara critical thinking, analytical thinking, dan creative thinking.

Semoga bermanfaat.