Sosiologi Ekonomi : Pengertian Dan Ruang Lingkup Sosiologi Ekonomi, Serta Perbedaan Antara Sosiologi Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Sosiologi Ekonomi. Sosiologi ekonomi muncul sebagai pendekatan baru terhadap analisis gejala-gejala ekonomi, yang menekankan pada hubungan kelas dan modernitas sebagai konsep filsafat. Istilah “sosiologi ekonomi” atau “economic sociology” pertama kali digunakan oleh William Stanley Jevons, seorang ekonom dan logikawan berkewarga-negaraan Inggris, pada sekitar tahun 1879. Namun demikian, kajian yang berkaitan dengan sosiologi ekonomi telah dilakukan sebelum William Stanley Jevons menggunakan istilah “sosiologi ekonomi” atau “economic sociology”, yaitu oleh Alexis de Tocqueville melalui karyanya : “Democracy in America” pada tahun 1835 - 1840 dan “The Old Regime and The Revolution” pada tahun 1856.

Secara umum, sosiologi ekonomi merupakan perspektif sosiologis yang menjelaskan fenomena ekonomi, terutama terkait dengan aspek produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi barang, jasa, dan sumber daya, yang bermuara pada bagaimana masyarakat mencapai kesejahteraan. Dalam versi yang lebih luas, sosiologi ekonomi adalah aplikasi kerangka berpikir, variabel-variabel dan model-model penjelasan sosiologi pada berbagai kegiatan yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi atas barang dan jasa. Sosiologi ekonomi mempelajari berbagai macam kegiatan yang sifatnya kompleks, yang melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumen barang dan jasa yang bersifat langka dalam masyarakat dengan fokus pada kegiatan ekonomi serta hubungan antara variabel-variabel sosiologi yang terlibat dalam konteks non ekonomis.


Neil J. Smelser dan Richard Swedberg, dalam “The Handbook of Economic Sociology: Introducing Economic Sociology”, menjelaskan bahwa sosiologi ekonomi merupakan sub disiplin sosiologi yang memfokuskan bidang studi pada bagaimana aktor atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Lebih lanjut, Neil J. Smelser dan Richard Swedberg menyebutkan bahwa sosiologi ekonomi memfokuskan perhatian tentang fenomena ekonomi, terutama yang terkait dengan aspek produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa sebagai sumber daya yang terbatas. Perspektif itu meliputi : interaksi personal, kelompok (grup), struktur sosial, kelembagaan, dan kontrol sosial termasuk sanksi, norma, dan nilai.

Dari pengertian tersebut, Neil J. Smelser dan Richard Swedberg berusaha menjelaskan sosiologi ekonomi dalam dua terminologi, yaitu : fenomena ekonomi dan pendekatan sosiologis.
  • fenomena ekonomi, memfokuskan perhatian pada bagaimana cara masyarakat (aktor) memenuhi kebutuhan, dan di dalamnya terkandung aspek produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi sumber daya yang pada dasarnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat (actor).
  • pendekatan sosiologis, meliputi : kerangka acuan, variabel dan indikator, serta model-model yang digunakan sosiolog dalam memahami ataupun menjelaskan fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Dalam kerangka ini, terdapat perbedaan pendekatan ataupun cara pandang dari sudut ekonomi dan sosiologi ekonomi terutama dalam memandang aspek produksi, distribusi dan pertukaran, serta konsumsi sebagai komponen kegiatan ekonomi masyarakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, kontribusi sub disiplin sosiologi ekonomi menunjukkan perkembangan yang eksplosif sejalan dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat, baik di negara maju maupun di negara berkembang yang sedang berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui berbagai kebijakan pembangunan.


Selain itu, pengertian sosiologi ekonomi juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Richard Swedberg, dalam “Principles of Economic Sociology”, menyebutkan bahwa sosiologi ekonomi adalah kajian tentang ilmu pengetahuan sosiologi dan ekonomi yang terjadi karena adanya perpaduan antara sosiologis dan ekenomis sebagai akibat tindakan manusia yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Max Weber, dalam “Economy and Society: An Outline of Interpretive Sociology”, menyebutkan bahwa sosiologi ekonomi adalah disiplin ilmu pengetahuan yang memfokuskan diri dalam tindakan ekonomi dalam ruang lingkup dimensi sosialnya. Kajian yang dilakukan dalam studi sosiologi ekonomi adalah hubungan manusia dan kekuasaan.
  • Sindung Haryanto, dalam “Sosiologi Ekonomi”, menyebutkan bahwa sosiologi ekonomi adalah pendekatan sosiologis yang dilakukan oleh para sosiolog dalam menjelaskan kebutuhan eknomi dan kenyataan sosial dalam masyarakat.
  • Dadang Supardan, dalam “Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural”, menyebutkan bahwa sosiologi ekonomi adalah kegiatan ekonomi yang memberikan penjelasan mengenai cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukannya.


Ruang Lingkup Sosiologi Ekonomi. Ruang lingkup dalam sosiologi ekonomi adalah memfokuskan pembelajaran pada :

1. Masyarakat dan perilaku sosial.
Sosiologi ekonomi berkaitan dengan masyarakat dan perilaku sosial yang dilakukannya. Dalam banyak hal, perilaku sosial masyarakat tidak dapat bisa dipisahkan dari kegiatan ekonomi, misalnya dalam memenuhi kehidupnnya, masyarakat yang merasa kekurangan uang akan meminjam kepada tetangga atau meminjam di Bank.

2. Perilaku dan interaksi kelompok terhadap para anggotanya.
Perilaku dan syarat interaksi sosial menjadi salah satu fokus dalam sosiologi ekonomi. Dalam hal ini kajian yang dilakukan adalah melakukan pendekatan dengan teoritis hubungan masyarakat dengan tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya.


Perbedaan Antara Sosiologi Ekonomi dan Ilmu Ekonomi. Antara sosiologi ekonomi dan ilmu ekonomi memiliki beberapa perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Konsep aktor.
Berdasarkan konsep aktor yang terlibat dalam kegiatan ekonomi, perbedaan diantara keduanya adalah :
  • Sosiologi ekonomi : titik tolak analisis sosiologi ekonomi adalah kelompok, institusi, dan masyarakat.
  • Ilmu ekonomi : titik tolak analisis ekonomi adalah individu.

Dalam mikro ekonomi, pendekatan individualistik bersumber dari utilitarianisme awal di Inggris dan ekonomi politik. Oleh Joseph Schumpeter, dalam “On The Concept of Social Value”, yang dimuat dalam Quarterly Journal of Economics, Volume : 23, Tahun 1908, menjelaskan bahwa pendekatan tersebut disebut sebagai individualisme metodologis karena membahas transaksi ekonomi dimulai dengan individu. Sedangkan para sosiolog ketika mendiskusikan individu, mereka memfokuskan pada aktor sebagai entitas yang dikonstruksikan secara sosial, sebagai aktor dalam interaksi (actor-in-interaction) atau aktor dalam masyarakat (actor-in-society). Selain itu, para sosiolog juga sering menganggap kelompok dan tingkat sosial-struktural sebagai “fenomena sui generis”.

2. Konsep tindakan ekonomi.
Berdasarkan konsep tindakan ekonomi, perbedaan di antara keduanya adalah :

2.1. Sosiologi ekonomi.
dalam sosiologi ekonomi :
  • sosiologi memberikan beberapa tipe kemungkinan tindakan ekonomi. Max Weber, dalam “Economy and Society”, menjelaskan bahwa tindakan ekonomi dapat bersifat rasional, tradisional, atau spekulatif-irrasional.
  • jangkauan tindakan rasional, para sosiolog mengidentifikasi tindakan rasional dengan sangat luas. Max Weber mengidentifikasi tindakan rasional dengan maksimalisasi pemanfaatan dalam kondisi kelangkaan dan secara kuantitatif disebut sebagai rasionalitas formal. Di samping itu, Max Weber juga mengidentifikasi rasionalitas substantif, yaitu mengacu pada prinsip-prinsip seperti loyalitas komunal atau nilai-nilai sakral.
  • para sosiolog memandang rasionalitas sebagai suatu variabel sebagai suatu fenomena yang perlu dijelaskan, bukan diasumsikan.
  • status makna dalam tindakan ekonomi, tindakan ekonomi harus mengemukakan fakta bahwa semua proses dan objek ekonomi― ditandai sepenuhnya dengan makna yang mereka miliki untuk tindakan manusia. Makna dikonstruksi secara historis dan harus diselidiki secara empiris, serta sama sekali tidak bersumber dari asumsi dan kondisi eksternal.

2.2. Ilmu ekonomi.
dalam mikro ekonomi :
  • aktor diasumsikan mempunyai seperangkat preferensi dan pilihan yang telah tersedia dan stabil. Hal ini menjadi alternatif tindakan aktor untuk memaksimalkan pemanfaatan (individu) atau keuntungan (perusahaan). Dalam teori ekonomi, tindakan ini merupakan tindakan rasional secara ekonomi, dan para ekonom tidak memberikan tempat bagi tindakan ekonomi tradisional.
  • jangkauan tindakan rasional, para ekonom mengidentifikasi tindakan rasional dengan penggunaan sumber daya langka yang efisien.
  • para ekonom memandang rasionalitas sebagai sebuah asumsi.
  • status makna dalam tindakan ekonomi, para ekonom cenderung memandang makna tindakan ekonomi diperoleh dari hubungan antara selera yang ada di satu sisi dan harga serta kuantitas barang dan jasa di sisi lain.

3. Hambatan pada tindakan ekonomi.
Berdasarkan hambatan pada tindakan ekonomi, perbedaan di antara keduanya adalah :
  • Sosiologi ekonomi : tindakan ekonomi dipengaruhi oleh pengaruh aktif dari orang dan kelompok lain, dan juga pengaruh struktur institusional. Aktor-aktor lain dapat memudahkan, menghambat, atau membatasi tindakan individu dalam pasar.
  • Ilmu ekonomi : tindakan ekonomi dibatasi oleh selera dan kelangkaan sumber daya, termasuk teknologi. Pengaruh aktif dari orang dan kelompok lain, dan juga pengaruh struktur institusional dikesampingkan.

4. Hubungan ekonomi dengan masyarakat.
Berdasarkan hubungan ekonomi dengan masyarakat, perbedaan di antara keduanya adalah :
  • Sosiologi ekonomi : selalu memandang proses ekonomi sebagai sebuah bagian organik dari masyarakat, terus- menerus berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan lainnya. Oleh karena itu, sosiologi ekonomi memusatkan perhatian pada tiga garis analisis utama, yaitu : 1. Analisis sosiologis atas proses ekonomi. 2. Analisis atas hubungan dan interaksi antara ekonomi dan masyarakat. 3. Studi tentang perubahan parameter institusional dan kultural yang merupakan konteks kemasyarakatan ekonomi.
  • Ilmu ekonomi : fokus utama para ekonom adalah pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi. Hingga tingkat tertentu, masyarakat yang ada dipandang di luar itu. Asumsi-asumsi ekonomi sering mengandaikan parameter kemasyarakatan yang stabil.

5. Tujuan analisis.
Berdasarkan tujuan analisis, perbedaan di antara keduanya adalah :
  • Sosiologi ekonomi : para sosiolog kurang memberikan prediksi.
  • Ilmu ekonomi : para ekonom cenderung bersikap kritis terhadap analisis yang terlalu deskriptif dan teoritis. Malahan mereka menekankan pentingnya prediksi.

Akibat dari perbedaan tersebut, para sosiolog sering mengkritik para ekonom karena menghasilkan model-model formal dan abstrak serta mengabaikan data empiris. Sedangkan para ekonom mencela para sosiolog karena ketidak-mampuan mereka membuat prediksi dan kecenderungan mereka terhadap interpretasi sosiologis “post factum”.


6. Metode yang digunakan.
Berdasarkan metode yang digunakan, perbedaan di antara keduanya adalah :
  • Sosiologi ekonomi : para sosiolog sangat mengandalkan berbagai macam metode, termasuk analisis atas data sensus, analisis survei independen, observasi partisipan dan studi lapangan, serta analisis atas data historis kualitatif dan komparatif.
  • Ilmu ekonomi : para ekonom menempatkan nilai tinggi prediksi dengan menyampaikan hipotesis dan modelnya dalam bentuk matematis. Namun demikian, berkaitan dengan perolehan data empiris, para ekonom cenderung mengandalkan data yang dihasilkannya lewat proses ekonomi, seperti : agregasi perilaku pasar, transaksi bursa efek, dan statistik ekonomi resmi yang dikumpulkan lembaga-lembaga pemerintah.

P. Hirsch, S. Michaels, dan R. Friedman, dalam “Clean Models Versus Dirty Hands: Why Economics Is Different from Sociology”, yang dimuat dalam Theory and Society, 16(3), Tahun 1987, menyebutkan bahwa para sosiolog mencirikan model metodologis yang digunakan dalam sosiologi ekonomi adalah “dirty hands”, sedangkan para ekonom mencirikan model metodologis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah “clean models”.

7. Tradisi intelektual.
Berdasarkan tradisi intelektual, perbedaan di antara keduanya adalah :
  • Sosiologi ekonomi : para sosiolog menganggap bahwa antara teori ekonomi dan sejarah pemikiran ekonomi merupakan dua aspek yang berkaitan sangat erat. Bahkan beberapa sosiolog meminati dan menjadikan model ekonomi klasik sebagai bacaan wajib.
  • Ilmu ekonomi : para ekonomi membedakan dengan tegas antara teori ekonomi dan sejarah pemikiran ekonomi. Bahkan beberapa ekonom kurang menunjukkan minat terhadap studi dan penafsiran tentang model ekonomi klasik (kecuali beberapa tokoh ekonomi, seperti : Adam Smith dan David Ricardo).


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian dan ruang lingkup sosiologi ekonomi, serta perbedaan antara sosiologi ekonomi dan ilmu ekonomi.

Semoga bermanfaat.