Sedekah : Pengertian, Bentuk, Dan Waktu Terbaik Untuk Sedekah, Serta Keutamaan Sedekah

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Sedekah. Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah : 245, yang artinya :

Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.”

QS. Al Baqarah : 245
tersebut menggambarkan bahwa sedekah memiliki makna mendermakan atau menyisihkan uang di jalan Allah. Memberi sedekah kepada fakir miskin, kerabat, atau orang lain yang membutuhkan, yang dilakukan hanya untuk mengharap ridha Allah maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat.

Secara etimologi, istilah “sedekah” berasal dari bahasa Arab, yaitu “shadaqah” yang berakar dari kata “sidq (sidiq)” yang berarti “kebenaran”. Sedangkan secara terminologi, istilah “sedekah” dapat diartikan sebagai memberikan atau mengamalkan harta di jalan Allah, dengan niat karena Allah, ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, dan semata-mata mengharapkan ridho-Nya. Sedekah juga dapat berarti pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak, karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta, tetapi mencakup segala amal atau perbuatan baik. Dalam Peraturan BAZNAS Nomor : 2 Tahun 2016, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Baca juga : Hibah Dalam Islam

Bentuk Sedekah. Sedekah dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu :

1. Tasbih, tahlil, dan tahmid.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Muslim, yang artinya :

Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tigaratus enampuluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.”


2. Bekerja dan memberi nafkah pada keluarga.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Ibnu Majah, yang artinya :

Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak, dan pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah.”


3. Sedekah harta atau materi.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Muslim, yang artinya :

Sedekah tidaklah mengurangi harta.”

Meskipun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam QS. Saba’ : 39, yang artinya :

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki sebaik-baiknya.”



Waktu Terbaik untuk Sedekah. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Muslim, yang artinya :

Seorang pria mendatangi Rasulullah dan bertanya, "Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling afdhol ?" Maka beliau menjawab, "Kamu bersedekah saat sehat, kikir, takut miskin, dan kamu berangan-angan untuk menjadi hartawan yang kaya raya. Dan janganlah kamu lalai hingga nyawamu sampai di tenggorokan dan barulah kamu bagi-bagikan sedekahmu, ini untuk si Fulan dan ini untuk Fulan. Dan ingatlah (pada saat di ujung nyawa seperti itu), harta memang untuk si Fulan (yang akan diwarisinya)".”


Berdasarkan hadits tersebut, diketahui bahwa terdapat beberapa waktu terbaik dalam bersedakah, yaitu :

1. Saat sehat.
Ketikan seseorang dalam keadaan sehat, ia memiliki cukup waktu dan kekuatan untuk melakukan banyak hal, termasuk mengejar keuntungan duniawi. Dalam kondisi begini, tak jarang manusia terlena dan lupa untuk menyisihkan hartanya untuk bersedekah. Karenanya, sangat dianjurkan untuk bersedekah dalam keadaan fisik sehat, mental yang kuat, dan kondisi finansial yang baik.

2. Saat ingin kaya raya.
Ketika seorang berkeinginan untuk menjadi kaya, biasanya ia akan lebih berhemat atau bahkan cenderung menjadi pelit dan kikir. Ia akan lebih sulit untuk menyisihkan harta untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan. Oleh karenanya, bersedekah dalam keadaan seperti ini dianjurkan dan diyakini akan menghindarkan seseorang dari sifat tamak.

3. Saat khawatir miskin.
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran : 133 - 134, yang artinya :

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”


4. Tidak dilakukan saat menjelang kematian.
Waktu yang baik untuk bersedekah adalah saat jauh sebelum kematian, tidak pada saat mendekati ajal atau saat sedang menderita sakit.


Keutamaan Sedekah. Sedekah memiliki beberapa keutamaan, diantaranya adalah :

1. Menghapus dosa.
Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah : 271, yang artinya :

Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”


Sedangkan Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. At Tirmidzi, yang artinya :

Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.”

Diampuninya dosa dengan sebab sedekah, tentunya harus disertai dengan taubat atas dosa yang dilakukan.

2. Memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Muslim, yang artinya :

Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.”


Yang dimaksud dengan “harta tidak akan berkurang” dalam hadits tersebut adalah mencakup dua hal, yaitu :
  • hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak.
  • jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipat-gandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.

3. Allah melipat-gandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah berfirman dalam QS. Al Hadid : 18, yang artinya :

Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”


4. Pahala sedekah akan terus mengalir dan berkembang.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Muslim, yang artinya :

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh.”


Dalam hadits yang lain, sebagaimana diriwayatkan dalam HR. At Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud.”


5. Mendapatkan naungan pada hari akhir.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Al Baihaqi, Al Hakim, dan Ibnu Khuzaimah, yang artinya :

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid berkata: “Abul Khair tidak pernah melewati satu hari pun melainkan ia bersedekah kepadanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kue atau bawang merah atau seperti ini.”


Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Bukhari, yang artinya :

Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.”

Hal tersebut disampaikan Rasulullah SAW di saat beliau menceritakan tentang 7 macam manusia yang mendapat naungan di hari akhir, yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu mereka yang suka bersedekah.

6. Membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Thabrani, yang artinya :

Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.”


7. Menjauhkan diri dari api neraka.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Bukhari, yang artinya :

  • Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah.”

8. Disediakan pintu khusus untuk memasuki surga.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Bukhari dan Muslim, yang artinya :

Orang (yang) memberikan dan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan Sholat, ia akan dipanggil dari pintu Sholat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”


9. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Muslim, yang artinya :

Sedekah adalah bukti keimanan.”


10. Terhindar dari kesulitan dalam hidup.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Baihaqi dan Thabrani, yang artinya :

Bersegeralah dalam bersedekah, karena bala bencana tak pernah dapat mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.”



Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian sedekah, bentuk dan waktu terbaik untuk sedekah, serta keutamaan sedekah.

Semoga bermanfaat.