Karya Sastra : Pengertian, Unsur, Jenis, Fungsi, Dan Pendekatan Karya Sastra, Serta Perbedaan Antara Karya Sastra Lama Dan Karya Sastra Baru

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Karya Sastra. Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai rasa estetis serta mencerminkan realitas sosial kemasyarakatan. Sedangkan karya merupakan hasil perbuatan atau ciptaan (terutama hasil karangan).

Suatu karya sastra, meskipun hasil imajinasi, sangat bermanfaat bagi kehidupan. Karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, memberikan kegembiraan dan kepuasan batin, serta dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk berkarya.

Secara umum, karya sastra dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan manusia yang bersifat pribadi yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran kehidupan yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Karya sastra lahir dari sebuah renungan pengarangnya yang ingin mengungkapkan apa yang dipikirnya tentang pandangan dunia ideal. Karya sastra berisi pandangan seorang pengarang yang diilhami oleh imajinasi dan realitas budaya pengarang.

Selain itu, pengertian karya sastra juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Ahmad Badrun, dalam “Pengantar Ilmu Sastra”, menyebutkan bahwa karya sastra adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan simbol-simbol lain sebagai alat untuk menciptakan sesuatu yang bersifat imajinatif.
  • Mursal Esten, dalam “Kesusastraan: Pengantar, Teori, dan Sejarah”, menyebutkan bahwa karya sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia.
  • Jacob Sumardjo dan K.M. Saini, dalam "Apresiasi Kesusasteraan", menyebutkan bahwa karya sastra adalah seni bahasa yang memiliki makna untuk dinikmati diri sendiri atau juga untuk dapat dinikmati oleh siapa saja yang membacanya atau pembacanya. Karya sastra merupakan sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya dengan menggunakan alat bahasa untuk disampaikan kepada orang lain.
  • Rene Wellek dan Austin Warren, dalam “Teori Kesusasteraan”, menyebutkan bahwa karya sastra adalah karya seni yang memiliki karakteristik penciptaan, non-imitasi, spontan, otonom, emosi yang koheren, harmoni, sintesis kontras dan bentuk ekspresi dalam kehidupan sehari-hari.

Banyaknya atau perbedaan dari pengertian karya sastra tersebut, menurut Siswanto, dalam “Pengantar Teori Sastra”, disebabkan karena adanya beberapa problematika yang bersumber pada beberapa hal, yaitu :
  • kebanyakan orang mengartikan karya sastra secara umum.
  • pengertian karya sastra hanya didasarkan pada satu sudut pandang saja.
  • pengertian karya sastra hanya didasarkan pada arti evaluatif.
  • banyak pengertian sastra di Indonesia diambil dari contoh-contoh dan pengertian karya sastra barat.


Media Karya Sastra. Media yang digunakan di dalam karya sastra adalah bahasa. Penggunaan bahasa menentukan kualitas dari suatu karya sastra. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra berbeda dengan bahasa ilmiah dan bahasa sehari-hari. Dalam karya sastra, bahasa keseharian diubah dan dipadatkan sehingga memiliki makna yang ambigu dan homonim. Penggunaan kategori bahasa di dalam karya sastra juga tidak beraturan dan tidak rasional.

Karya sastra memiliki sifat yaitu menggunakan karya yang telah ada sebagai acuan penulisan karya baru. Penulisan bahasa pada karya sastra bersifat ekspresif dan pragmatik serta berusaha untuk mempengaruhi dan mengubah sikap pembacanya. Selain itu, bahasa dalam karya sastra digunakan sebagai tanda dan simbol yang memiliki keindahan, daya khayal, dan bersifat tidak nyata


Unsur Karya Sastra. Terdapat dua unsur dalam karya sastra, yaitu :

1. Intrinsik.
Intrinsik merupakan unsur yang mendukung suatu karya sastra dari dalam (intern), yang meliputi :
  • tema, yaitu inti atau pokok pikiran pengarang ke dalam karya sastra tersebut.
  • diksi, yaitu pilihan kata atau bahasa yang digunakan dalam suatu karya sastra.
  • alur atau plot, yaitu hubungan cerita dari awal sampai akhir secara runtut sehingga menimbulkan cerita yang runtut.
  • tokoh atau penokohan, yaitu karakteristik watak pelaku dalam cerita tersebut.
  • latar atau setting, yaitu tempat terjadinya peristiwa tersebut diceritakan.
  • sudut pandang atau atau “point of view”, yaitu cara pengarang menceritakan tokoh-tokohnya dalam suatu cerita. Sudut pandang hanya terbagi dua, yaitu sudut pandang orang pertama dan kedua.
  • amanat, yaitu pesan yang akan disampaikan pengarang lewat sebuah penceritaan tersebut, yang biasanya menggunakan bahasa yang tersirat atau tersembunyi.

2. Ekstrinsik.
Ekstrinsik merupakan unsur yang mendukung suatu karya sastra dari luar (ekstern), yang meliputi : daftar riwayat hidup pengarang, latar sosial masyarakatnya, atau kehidupan si pengarang.


Jenis Karya Sastra. Secara umum, karya sastra dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Puisi.
Puisi merupakan jenis karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa.

2. Prosa.
Prosa merupakan jenis karya sastra yang bentuk tulisannya bebas dan tidak terikat dengan berbagai aturan, seperti : rima, diksi, irama, dan lain sebagainya. Yang termasuk dalam prosa adalah nover, cerita pendek, dan lain sebagainya.

3. Drama.
Drama merupakan jenis karya sastra yang menggambarkan suatu kisah, watak, dan tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang ditampilkan di atas panggung dalam beberapa babak.

Selain itu, karya sastra juga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada :

1. Isi.
Berdasarkan isi, karya sastra terdiri dari :
  • karya sastra fiksi, merupakan jenis karya sastra yang isinya (cerita atau latar) berasal dari imajinasi pengarangnya. Termasuk dalam karya sastra fiksi adalah prosa, puisi, dan drama.
  • karya sastra non fiksi, merupakan jenis karya sastra yang isinya didasarkan pada data-data ilmiah (tidak bersifat imajinatif) yang disampaikan oleh pengarangnya dengan itikad baik dan bertanggung jawab atas kebenaran atau akurasi dari peristiwa, orang, maupun informasi yang disajikan. Termasuk dalam karya sastra non fiksi adalah : biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra.

Sedangkan M.H. Abrams, dalam “Teori Pengantar Fiksi”, menjelaskan bahwa karya sastra dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada cerita atau realita, yaitu :
  • fiksi historis (historcal fiction), jika penulisannya berdasarkan fakta sejarah.
  • fiksi biografis (biografical fiction), jika berdasarkan fakta biografis.
  • fiksi sains sains (science fiction), jika penulisannya berdasarkan pada ilmu pengetahuan.
Ketiga jenis tersebut disebut fiksi nonfiksi atau “nonfiction fiction”.

2. Periode waktu.
Berdasarkan periode waktu, karya sastra terdiri dari :
  • karya sastra lama, yang meliputi : dongeng, pantun, legenda, dan lain sebagainya.
  • karya sastra baru, yang meliputi, novel, cerpen, dan lain sebagainya.


Fungsi Karya Sastra. Pada hakekatnya, suatu karya sastra memiliki beberapa fungsi, yaitu :
  • fungsi rekreaktif, maksudnya adalah karya sastra dapat menyenangkan bagi pembaca dan masyarakat.
  • fungsi didaktif, maksudnya adalah karya sastra bersifat mendidik, dapat menyampaikan informasi, pengetahuan, atau wawasan bagi pembaca dan masyarakat.
  • fungsi estetis, maksudnya adalah karya sastra memiliki nilai estetika yang dapat dihargai oleh para ahli dan pembaca.

Selain ketiga fungsi tersebut, suatu karya sastra juga berfungsi sebagai berikut :

1. Memberikan pengalaman imajinatif.
Karya sastra digunakan untuk mengungkapkan suatu gagasan, ide atau pemikiran dengan berlandaskan pada pengetahuan dari pengalaman. Sasaran utama dari karya sastra adalah kejiwaan manusia, Aspek kejiwaan ini meliputi : aspek kognitif, afektif dan konatif. Karya sastra mampu memberikan tambahan keterampilan dalam pemikiran, penginderaan dan daya fantasi. Sebuah karya sastra berusaha menggugah pengalaman imajinatif melalui kesadaran panca indra.

2. Memahami hakikat kehidupan.
Karya sastra digunakan untuk memberikan hiburan sekaligus kenikmatan dalam penyajian yang bernilai seni dan mengandung keindahan. Pesan yang disampaikan dalam karya sastra berupa cita-cita, keinginan, harapan, pengabdian, makna dan tujuan hidup, perjuangan, eksistensi, dan ambisi manusia. Perasaan yang ingin disampaikan dalam karya sastra dapat berbentuk cinta, benci dan iri hati, tragedi dan kematian, serta hal-hal yang bersifat transedental dalam kehidupan manusia. Pengarang karya sastra menyampaikan hakikat, nilai kehidupan, dan eksistensi manusia melalui nilai kemanusiaan, sosial, kebudayaan, moral, politik, gender, pendidikan maupun ketuhanan atau keagamaan.

3. Mempengaruhi tindakan masyarakat.
Karya sastra merupakan ekspresi sastrawan yang didasarkan kepada pengamatannya terhadap kondisi masyarakat. Suatu karya sastra dapat menggugah perasaan orang untuk berpikir dan merenungi kehidupan.


Pendekatan Dalam Karya Sastra. Pendekatan merupakan langkah awal yang digunakan oleh para pengamat sastra, peneliti sastra, maupun kritikus sastra dalam melihat karya sastra sebelum menerapkan metode, teori, atau bentuk lain dari karya sastra yang akan dikaji. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah :

1. Pendekatan ekspresif.
Pendekatan ekspresif banyak digunakan pada abad ke-19 Masehi. Pendekatan ekspresif menonjolkan peran penulis sebagai pencipta karya sastra (pengarang karya sastra memiliki peran yang penting). Karya sastra dipandang sebagai sesuatu yang berasal dan dihasilkan dari dalam diri penulisnya dan disampaikan di luar diri penulis. Karya sastra diyakini tidak akan tercipta tanpa keberadaan pengarang yang memiliki tujuan dalam penulisannya. Pengarang menjadi penentu terhadap keberadaan suatu nilai atau ideologi di dalam karya sastra. Keberadaan nilai atau ideologi ini diartikan sebagai ekspresi atau sebagai produk dari imajinasi penyair yang didasari oleh persepsi, pikiran, dan perasaannya.

2. Pendekatan pragmatis.

Pendekatan pragmatis banyak digunakan pada akhir abad ke-18 Masehi. Karya sastra dipandang melalui sudut pandang pembaca dengan menggunakan teori pragmatis, yang dipandang dapat melatih pemahaman yang dilakukan pembaca sastra. Dalam pendekatan pragmatis, karya sastra dinilai berdasarkan kemampuan intelektual, keadaan emosial, dan perilaku etis yang disampaikannya kepada pembaca. Dalam pandangan ini, sastra dievaluasi dengan mengacu pada dampak positif dan dampak negatif buruk karya sastra terhadap pembaca. Karya sastra hanya dianggap sebagai karya sastra jika telah dibaca oleh pembaca.

3. Pendekatan mimetik.
Pendekatan mimetik merupakan pendekatan karya sastra yang berlandaskan kepada prinsip dasar kesenian. Karya sastra dianggap sebagai sebuah seni yang merupakan hasil tiruan dari alam. Pendekatan mimetik pertama kali dikemukakan oleh Plato dan Aristoteles. Teori sastra modern menggunakan pendekatan mimetik dalam realisme sastra.

4. Pendekatan obyektif.
Pendekatan obyektif dalam karya sastra mulai berkembang pada abad ke-20 Masehi. Penilaian terhadap karya sastra sepenuhnya dilihat dari karya sastra itu sendiri. Dalam pendekatan obyektif, seni diartikan sesuai dengan pengertian aslinya serta pekerjaan sastra dianggap sebagai entitas yang mandiri. Pendekatan obyektif memandang karya sastra terpisah dari pengaruh luar serta tersusun dari dalam karya sastra itu sendiri. Pada pendekatan obyektif, penilaian karya sastra didasarkan pada kriteria intrinsik. Pembicaraan mengenai sastra dianggap hanya akan ada jika ada karya sastra.

5. Pendekatan interdisiplin.
Pendekatan interdisiplin melibatkan penelitian yang menggabungkan dua ilmu atau lebih. Karya sastra dapat dikaji melalui pendekatan interdisiplin, transdisiplin, krosdisiplin, antardisiplin, dan lintas disiplin. Dalam pendekatan interdisiplin dan krosdisiplin, beberapa ilmu digabungkan menjadi satu, yang dilakukan pada kajian antropologi sastra, sosiologi sastra, dan psikologi sastra. Sedangkan dalam pendekatan transdisiplin, lintas disiplin, maupun antardisiplin, belum terjadi penyatuan ilmu dan masing-masing masih memiliki kajian tersendiri.


Perbedaan Karya Sastra Lama dan Karya Sastra Baru. Suatu karya sastra merupakan ciptaan yang dikomunikasikan kepada komunikator dengan maksud penulis untuk alasan estetika. Karya sastra sering kali dikatakan oleh orang pertama dari plot dan penggunaan berbagai sarana sastra sehubungan dengan waktu mereka. Terdapat beberapa perbedaan antara karya sastra lama dan karya sastra baru, sebagai berikut :

1. Karya sastra lama :
  • bahasa yang digunakan pada umumnya bahasa Melayu, Arab, dan daerah.
  • tema yang digunakan biasanya kaku, istana sentris, dan mistis.
  • penciptaan latar belakang dipengaruhi oleh sastra Hindu, Islam, budaya tradisional, dan sifat karyanya anonim (milik masyarakat).
  • perkembangannya statis dan diteruskan secara lisan dari generasi ke generasi.
  • bentuk karya sastra lama adalah puisi (yang terkait dengan bait, sajak), kisah, mitos, legenda, dan dongeng.

2. Karya sastra baru :
  • bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari dan sering dimasukkan ke dalam bahasa asing kreatif.
  • tema yang digunakan terkait dengan kemanusiaan, masyarakat, kehidupan modern, penyatuan remaja, dan lain sebagainya.
  • penciptaan latar belakang dipengaruhi oleh sastra barat, budaya industri modern dan hak cipta masing-masing penulis.
  • perkembangannya dinamis, melalui media cetak dan media audiovisual.
  • bentuk karya sastra baru adalah puisi (bebas dan kontemporer), cerita pendek, novel, drama, dan lain sebagainya.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian karya sastra, unsur, jenis, fungsi, dan pendekatan yang digunakan dalam karya sastra, serta perbedaan antara karya sastra lama dan karya sastra baru.

Semoga bermanfaat.