Psikologi Sastra : Pendekatan (Teori) Dan Penelitian Psikologi Sastra, Serta Hubungan Antara Psikologi Dan Sastra

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Wahyudi Siswanto, dalam "Pengantar Teori Sastra", menjelaskan bahwa karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari, dirasa, ditanggapi, dan difantasikan, disampaikan kepada khalayak melalui media bahasa dengan segala perangkatnya, sehingga menjadi sebuah karya yang indah. Itulah sebabnya masalah-masalah yang terdapat di dalam karya sastra mempunyai kemiripan dengan keadaan di luar karya sastra. Sesuai pendapat yang menyatakan bahwa karya sastra merupakan cermin dari dunia nyata. Baik cermin dari dunia nyata yang sesungguhnya, maupun cermin dari dunia nyata yang sudah bercampur dengan perenungan dan imajinasi pengarang. 

Psikologi sastra melakukan kajian sastra dengan memandang karya sastra sebagai kegiatan kejiwaan baik dari sang penulis maupun para pembacanya. Karya sastra, terutama yang berbentuk prosa seperti cerpen, drama dan novel pasti selalu menampilkan kisah tokoh-tokoh dalam menjalani kehidupan mereka. Dalam menuliskan karyanya, para pengarang  menghadirkan tokoh dengan karakter dan perilaku yang unik untuk menambah daya tarik pada cerita yang dituliskannya. Aspek inilah yang diangkat oleh psikologi sastra sebagai bahan kajian, terutama mengenai latar belakang tindakan dan pikiran dari para tokoh dalam karya sastra terkait.

Budi Darma, dalam "Pengantar Teori Sastra", menyebutkan tiga alasan psikologi sastra masuk dalam kajian sastra adalah sebagai berikut :
  1. mengetahui perilaku dan motivasi para tokoh dalam karya sastra. Langsung atau tidak langsung, perilaku dan motivasi para tokoh nampak juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita juga bertemu dengan orang-orang yang perilaku dan motivasinya mirip dengan perilaku dan motivasi para tokoh dalam karya sastra. 
  2. mengetahui perilaku dan motivasi pengarang
  3. mengetahui reaksi psikologi pembaca.


Obyek Psikologi Sastra. Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan.


Pendekatan Psikologi Sastra. Karya sastra merupakan hasil ungkapan jiwa seorang pengarang yang di dalamnya melukiskan suasana kejiwaan pengarang,baik suasana pikir maupun emosi. Psikologi sastra memandang bahwa karya sastra merupakan hasil kreativitas pengarang yang menggunakan media bahasa dan diabadikan untuk kepentingan estetik.

Secara umum, yang dimaksud dengan pendekatan dalam sastra adalah salah satu prinsip dasar yang digunakan sebagai alat untuk mengapresiasi karya sastra, salah satunya adalah ditentukan oleh tujuan dan apa yang hendak ditentukan lewat teks sastra, dan pembaca dapat menggunakan beberapa pendekatan, salah satunya adalah pendekatan psikologis. M. Atar Semi, dalam "Metodologi Penelitian Sastra", menyatakan bahwa pendekatan psikologi sastra adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu membahas tentang kehidupan manusia yang senantiasa memperlihatkan perilaku yang beragam.

Di dalam pelaksanaan pendekatan psikologis dalam kajian sastra hanya diambil bagian-bagian yang berguna dan sesuai dengan pembahasan sifat dan perwatakan manusia.   M. Atar Semi, menyebutkan bahwa terdapat beberapa konsepsi dasar dan kriteria yang digunakan dalam pendekatan psikologis, yaitu :
  • Karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar atau subconcius setelah mendapat bentuk yang jelas dituangkan ke dalam bentuk tertentu secara sadar atau concius dalam bentuk penciptaan karya sastra. 
  • Mutu sebuah karya sastra ditentukan oleh bentuk proses penciptaan dari tingkat pertama, yang berada di alam bawah sadar, kepada tingkat kedua yang berada dalam keadaan sadar. 
  • Disamping membahas proses penciptaan dan kedalaman segi perwatakan tokoh, perlu pula mendapat perhatian dan kajian yaitu aspek makna, pemikiran, dan falsafah yang terlihat di dalam karya sastra. 
  • Karya yang bermutu, menurut pendekatan psikologis, adalah karya sastra yang mampu menyajikan simbol-simbol, wawasan, perlambangan yang bersifat universal yang mempunyai kaitan dengan mitologi, kepercayaan, tradisi, moral, budaya, dan lain-lain. 
  • Karya sastra yang bermutu menurut pandangan pendekatan psikologis adalah karya sastra yang mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia karena hakikat kehidupan manusia itu adalah perjuangan menghadapi kekalutan batinnya sendiri. 
  • Kebebasan individu penulis sangat dihargai, dan kebebasan mencipta juga mendapat tempat yang istimewa.

Baca juga : Post Strukturalisme

Terdapat beberapa pendekatan atau teori yang biasa digunakan dalam psikologi sastra, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Teori Psikoanalisis.
Teori yang paling banyak digunakan saat pendekatan analisis karya sastra adalah Teori Psikoanalisis  dari Sigmund Freud. Menurut Sigmund Freud, psikoanalisis merupakan sebuah metode yang digunakan dalam perawatan medis bagi orang-orang yang mengidap gangguan syaraf. Psikoanalisis sendiri dapat dijadikan terapi untuk mengobati orang-orang dengan gangguan tersebut. Psikoanalisis lebih cenderung ke dalam psikologi ketidaksadaran, dan lebih memfokuskan diri pada bidang motivasi, konflik, mimpi, serta sifat karakter.

2. Sastra Sebagai Cermin Dari Kepribadian.
Teori ini sudah lama dikembangkan di dalam bidang psikologi. Cerminan yang dimaksudkan bukan hanya dari pengarangnya saja, karena tidak semua pengarang dapat masuk ke dalam karya sastra yang dibuatnya sendiri. Selain itu, sastra juga seringkali digunakan sebagai cermin dari kepribadian seseorang. Kepribadian akan sangat berkaitan dengan tingkah laku dari seseorang. Sebagai penghasil dari kepribadian, manusia harus selalu bercermin dengan tingkah lakunya sendiri.

3. Metode Telaah Perwatakan.
Karya sastra akan sangat berkaitan dengan tokoh fiksional dari karya-karya yang diciptakan oleh pengarangnya. Untuk membuat cerita lebih menarik, tentu dibutuhkan karakter-karakter yang tak lazim dan aneh sehingga menjadi ketertarikan sendiri bagi pembacanya. Karakter dan perilaku ini yang nantinya akan terkait dengan masalah kejiwaan dari seseorang dan menjadi masalah dalam hal psikologis.


Penelitian Psikologi Sastra. Perkembangan penelitian psikologi sastra di Indonesia sangat lambat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
  • analisa yang sempit karena psikologi sastra sering hanya dikaitkan dengan manusia sebagai individu dan bukan sebagai bagian dari struktur sosial. 
  • para penulis dan sarjana sastra kurang memiliki pengertian terhadap psikologi sastra karena pengertian teori-teori psikologi yang sangat terbatas.

Terkait dengan kedua faktor di atas, relevansi kajian psikologi sastra menjadi kurang menarik bagi para akademisi, terbukti dengan jumlah skripsi dan karya tulis yang ditulis dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra masih sangat sedikit.

Nyoman Kutha Ratna, dalam "Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra", menjelaskan bahwa penelitian psikologi sastra dilakukan melalui dua cara, yaitu : 
  • melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra.
  • dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis.


Hubungan antara Psikologi dan Sastra. Pada dasarnya hubungan antara psikologi dan sastra akan melahirkan pendekatan psikologi sastra. Psikologi, menurut Bimo Walgito, dalam "Pengantar Psikologi Umum", dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan psikologi adalah suatu ilmu yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas yang dipandang sebagai manifestasi dari kehidupan psikis manusia. Dalam psikologi, perilaku atau aktivitas yang ada pada individu dianggap tidak muncul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus yang mengenai individu tersebut. Dalam hal ini perilaku atau aktivitas dianggap sebagai jawaban atau respon terhadap stimulus yang mengenainya.

Dalam perkembangannya, psikologi sebagai sebuah ilmu mengalami perkembangan sesuai dengan ruang lingkup kajiannya. Masih menurut Bimo Walgito, psikologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah manusia. Karena perkataan psyche atau psicho mengandung pengertian 'jiwa', maka psikologi mengandung makna "ilmu pengetahuan tentang jiwa". Hal tersebut yang pada akhirnya membedakan berbadai cabang psikologi menjadi :
  1. Psikologi umum. Psikologi umum meneliti dan pempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia yang tercermin dalam perilaku pada umumnya, yang dewasa, yang normal, dan yang berkultur. Psikologi umum memandang manusia seakan-seakan terlepas dari hubungannya dengan manusia lainnya. 
  2. Psikologi khusus. Psikologi khusus meneliti dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Sesuai dengan kekhususan kajiannya,

Sastra, secara sederhana mengacu pada dua pengertian, yaitu sebagai :
  1. Karya sastra. Sastra sebagai karya sastra, ketika digunakan dalam kerangka karya sastra, sastra merupakan hasil karya seni yang diciptakan pengarang atau pun kelompok masyarakat tertentu bermediakan bahasa. Sebagai karya seni yang bermediakan bahasa, karya sastra dipandang sebagai karya imajinatif. 
  2. Ilmu sastra. Sastra sebagai ilmu sastra, merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan. Ketika digunakan dalam kerangka ilmu sastra, maka sastra mengacu pada salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji karya sastra sebagai obyek formalnya secara bersistem dan terorganisir.

Dalam kajian sastra yang menggunakan pendekatan psikologi sastra inilah, hubungan antara sastra dan psikologi terjadi
  • Peneliti atau kritikus sastra akan membaca dan mengkaji tiga hal, yaitu  : 1. karya sastra. 2. pengarang yang menciptakannya. 3. pembaca yang mengalami berbagai proses kejiwaan. Ketika membaca dan menanggapi karya sastra yang dibacanya tersebut, peneliti atau kritikus akan menggunakan konsep-konsep yang terdapat dalam psikologi, yaitu untuk mengkaji karakter tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra tersebut (novel atau drama), misalnya seorang peneliti atau kritikus sastra perlu menguasai berbagai konsep psikologi, terutama yang berhubungan dengan watak dan kondisi kejiwaan tokoh.


Hubungan  antara psikologi dan sastra juga dikemukakan  oleh  Suwardi Endraswara,  dalam  "Metodologi Penelitian Psikologi Sastra". Ia mengemukakan bahwa karya sastra dipandang sebagai gejala psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks (karya sastra) berupa prosa atau drama, sedangkan jika dalam bentuk puisi akan disampaikan melalui larik-larik dan pilihan kata khas.

Selain itu, hubungan antara psikologi dan sastra dapat dijelaskan sebagai berikut : 
  • psikologi merupakan ilmu jiwa atau studi tentang jiwa. 
  • sastra sebagai "gejala kejiwaan', didalamnya terkandung fenomena akan tampak melalui perilaku tokoh-tokohnya. 

Dengan demikian, teks (karya sastra) dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi. Hal tersebut dikarenakan antara psikologi dan sastra memiliki hubungan lintas yang bersifat tak langsung dan fungsional, maksudnya :
  • hubungan tak langsung yang dimaksudkan adalah baik sastra maupun psikologi kebetulan memiliki tempat berangkat yang sama, yaitu kejiwaan manusia. Pengarang dan psikolog adalah sama-sama manusia biasa. Mereka menangkap kejiwaan manusia secara mendalam, kemudian diungkapkan dalam bentuk karya sastra. 
  • hubungan fungsional antara sastra dan psikologi adalah keduanya sama-sama berguna sebagai sarana untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain. Perbedaannya adalah dalam karya sastra gejala-gejala kejiwaan dari manusia-manusia imajiner sebagai tokoh dalam karya sastra, sedangkan dalam psikologi adalah gejala kejiwaan manusia-manusia riil.


Demikian penjelasan berkaitan dengan obyek psikologi sastra, pendekatan (teori) dan penelitian psikologi sastra, serta hubungan antara psikologi dan sastra.

Semoga bermanfaat.