Perilaku Sehat : Pengertian, Dimensi, Dan Faktor Yang Mempegaruhi Perilaku Sehat

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Perilaku Sehat. Perilaku sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia, kapan saja dan di mana saja, tak terkecuali di dalam lingkungan tempat di mana manusia tersebut tinggal. Dengan perilaku sehat berarti menumbuhkan kebiasaan hidup untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan.

Istilah “perilaku sehat” terdiri dari dua suku kata, yaitu : “perilaku” dan “sehat”. Yang dimaksud dengan “perilaku adalah semua aktivitas yang dilakukan manusia pada umumnya. J.P. Chaplin, dalam “Dictionary of Psychology”, mengartikan prilaku dengan suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon, baik berupa reaksi, tanggapan, jawaban, atau balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus, J.P. Chaplin mengartikan perilaku sebagai bagian dari satu kesatuan pola reaksi.

Sedangkan yang dimaksud dengan “sehat” adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Secara luas, sehat dapat diartikan dengan suatu keadaan dinamis di mana individu dapat menyesuaikan diri dengan :
  • perubahan lingkungan internal, seperti : psikologis, intelektual, spiritual, dan penyakit ;
  • perubahan lingkungan eksternal, seperti : lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi ;
  • dalam mempertahankan kesehatannya.


Berdasarkan pengertian tersebut di atas, secara umum perilaku sehat dapat diartikan sebagai perilaku atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang berkaitan dengan upaya mencegah atau menghindari penyakit dan penyebab masalah kesehatan (preventif), serta perilaku dalam mengupayakan pemulihan, mempertahankan, dan meningkatkan kesehatan (promotif) tanpa memandang status dari kesehatan yang ada pada diri individu, demi mencapai sebuah tujuan untuk hidup sehat. Perilaku sehat juga dapat berarti semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

S.V. Kasl dan S. Cobb, dalam “Health Behavior and Sick-Role Behavior: Health and Illness Behavior”, yang dimuat dalam Archives of Environmental Health, 12 Tahun 1966, mengartikan perilaku sehat dalam tiga pengertian, sebagai berikut :
  • perilaku pencegahan (preventive health behaviour), yaitu setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang yakin akan dirinya sendiri menjadi sehat, untuk tujuan mencegah atau mendeteksi suatu penyakit sebelum gejala penyakit itu muncul.
  • perilaku sakit (illness behaviour), yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang merasakan dirinya sakit, untuk menentukan keadaan kesehatannya dan menemukan obat yang cocok untuk dirinya.
  • perilaku peran sakit (sick-role behaviour), yaitu individu yang menganggap dirinya sakit dan melakukan sebuah aktivitas yang bertujuan untuk kesembuhan.


Selain itu, pengertian perilaku sehat juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Soekidjo Notoatmojo, dalam “Pendidikan dan Perilaku Kesehatan”, adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Soekidjo Notoatmojo juga mengartikan perilaku kesehatan sebagai perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya mencegah atau menghindari penyakit dan mencegah atau menghindari penyebab datangnya penyakit atau masalah kesehatan (preventif), serta perilaku dalam mengupayakan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (promotif).
  • E.P. Sarafino dan T.W. Smith, dalam “Health Psychology: Biopsycossocial Interaction”, menyebutkan bahwa perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya, tanpa memandang status kesehatan yang mereka rasakan, demi mencapai tujuan kesehatan yang akan dicapai.
  • M.H. Becker, dalam “Psychosocial Aspects of Health Related Behavior”, menyebutkan bahwa perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku tersebut mencakup : menu seimbang, olahraga teratur, tidak minum minuman keras, istirahat cukup, mengendalikan stress, dan perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.


Dimensi Perilaku Sehat. Perilaku kesehatan dibagi dalam beberapa dimensi. Hal tersebut berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang bersangkutan. Soekidjo Notoatmojo, dalam “Ilmu Perilaku Kesehatan”, menyebutkan bahwa terdapat dua dimensi dalam perilaku kesehatan, yaitu :

1. Healthy Behavior.
Healthy behavior adalah perilaku orang sehat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Yang termasuk dalam healthy behavior adalah perilaku preventif dan perilaku promotif.
  • perilaku preventif, maksudnya adalah tindakan atau upaya untuk mencegah dari sakit dan masalah kesehatan yang lain.
  • perilaku promotif, maksudnya adalah tindakan atau kegiatan untuk memelihara dan meningkatkannya kesehatannya, seperti : makan dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, istirahat cukup, mengendalikan stress, dan lain sebagainya.

2. Health Seeking Behavior.
Health seeking behavior adalah perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya. Yang termasuk dalam health seeking behavior adalah perilaku kuratif dan perilaku rehabilitatif, yang mencakup :
  • kegiatan mengenali gejala penyakit.
  • upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu dengan mengobati sendiri atau mencari pelayanan (tradisional maupun profesional).
  • patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan (complientce) atau kepatuhan.

Sedangkan M.H. Becker menyebutkan bahwa perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga dimensi, yaitu :

1. Health Knowledge.
Health knowledge atau pengetahuan kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.

2. Health Attitude.
Health attitude atau sikap terhadap kesehatan merupakan pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.

3. Health Practice.
Health practice atau praktek kesehatan merupakan semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.


Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat. Perilaku kesehatan merupakan semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Perilaku sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang menentukan perilaku sehat individu, yaitu :
  • Pemikiran dan perasaan. Pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus merupakan modal awal untuk berperilaku. Didasarkan pertimbangan untung ruginya, manfaat dan sumber daya atau uang yang tersedia dan sebagainya.
  • Adanya acuan atau referensi dari seseorang yang dipercayai. Seringkali perubahan perilaku masyarakat bergantung acuan kepada tokoh masyarakat setempat. Selain itu, adanya dukungan sosial atau sebaliknya menimbulkan konsekuensi yang baik untuk mengubah kebiasaan di kalangan masyarakat. Bagi remaja sendiri, perilaku sehat bergantung acuan lebih kepada orangtua atau keluarga dan teman sebaya.
  • Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung terjadinya perubahan perilaku. Sumber daya adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana).
  • Sosiobudaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang. Hal tersebut dapat terlihat dari perilaku tiaptiap etnis berbeda-beda, karena memang masing-masing etnis mempunyai budaya yang berbeda yang khas.

Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sehat menurut beberapa ahli, diantaranya adalah :

1. Soekidjo Notoatmojo.
Soekidjo Notoatmojo, dalam “Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku”, menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sehat adalah :
  • faktor makanan dan minuman, yang meliputi : kebiasaan makan pagi, pemilihan jenis makanan, jumlah makanan dan minuman, serta kebersihan makanan.
  • faktor perilaku terhadap kebersihan diri sendiri, mulai dari mandi, membersihkan mulut dan gigi, membersihkan tangan dan kaki, kebersihan pakaian, dan lain sebagainya.
  • faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan, yang meliputi : kebersihan kamar, kebersihan rumah, kebersihan lingkungan rumah, kebersihan lingkungan sekolah, dan lain sebagainya.
  • faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit, yang meliputi : pemeliharaan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, rencana pengobatan, dan pemulihan kesehatan.
  • faktor keseimbangan antara kegiatan istirahat dan olah raga, yang meliputi banyaknya waktu istirahat, aktivitas di rumah dan olahraga teratur.

2. Lawrence W. Green.
Lawrence W. Green, dalam “Health Education: A Diagnosis Approach”, menyebutkan bahwa perilaku sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

2.1. Predisposing Factors.
Predisposing factors atau faktor predisposisi merupakan faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang. Faktor ini terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya.

2.2. Enabling Factors.
Enabling factors atau faktor pemungkin merupakan faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi individu untuk berperilaku. Faktor ini terwujud dalam ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku sehat. Ketiadaan fasilitas dapat menurunkan niat individu untuk berperilaku sehat.

2.3. Reinforcing Factors.
Reinforcing factors atau faktor penguat merupakan faktor yang mendorong atau mendukung dan memperkuat terjadinya perilaku. Faktor ini terwujud dalam adanya dukungan sosial, sikap dan perilaku petugas kesehatan serta adanya referensi dari pribadi yang dipercaya.

3. Snehandu B. Kar.
Menurut pendapat Snehandu B. Kar, sebagaimana dikutip oleh Soekidjo Notoatmojo dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Perilaku Kesehatan” menyebutkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sehat adalah :
  • behavior intention, yaitu niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan keadaan atau perawatan kesehatan.
  • social-support, yaitu dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya.
  • accessibility of information, yaitu ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan.
  • personal autonomy, yaitu otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan.
  • action situation, yaitu situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian perilaku sehat, dimensi dan faktor yang mempengaruhi perilaku sehat.

Semoga bermanfaat.