Pengertian Penguatan. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam usaha membantu siswa untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan yang dijalaninya. Salah satu peran yang dapat dilakukan oleh guru adalah membangun motivasi siswa, sehingga kemampuan siswa dapat berkembang dan mampu menunjukkan perilaku-perilaku positif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, dapat dilakukan dengan mengaplikasikan penguatan atau “reinforcement” dalam proses pembelajaran kepada siswa yang menunjukkan perilaku positif. Secara umum, penguatan atau “reinforcement” adalah segala bentuk respon dari guru terhadap siswa, baik verbal maupun non verbal, yang diberikan terhadap tingkah laku siswa untuk memberikan umpan balik atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi dan memotivasi siswa yang lain untuk berbuat hal yang sama atau mengulangulang hal yang positif seperti siswa yang diberikan penguatan tadi. Penguatan atau reinforcement merupakan salah satu teori motivasi yang bertujuan agar terjadinya pengulangan terhadap tingkah laku yang diberi penguatan.
Selain itu, pengertian penguatan atau reinforcement juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Moh. Uzer Usman, dalam “Menjadi Guru Profesional”, menyebutkan bahwa penguatan adalah segala bentuk respon, baik yang bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan maupun koreksi.
- Prayitno, dalam “Dasar Teori dan Praksis Pendidikan”, menyebutkan bahwa penguatan adalah upaya guru untuk menguatkan, memantapkan atau meneguhkan hal-hal tertentu yang ada pada diri siswa. Menurut Prayitno, hal-hal yang perlu dikuatkan adalah hal-hal positif yang ada pada diri siswa, terutama tingkah laku positif yang merupakan hasil perubahan berkat upaya pengembangan diri siswa.
- Udin S. Winata Putra, dalam “Strategi Belajar Mengajar”, menyebutkan bahwa penguatan adalah respon yang diberikan kepada siswa terhadap perilaku atau perbuatannya yang dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya atau meningkatnya perbuatan atau perilaku yang dianggap baik tersebut.
- Zainal Asril, dalam “Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan”, menyebutkan bahwa penguatan adalah respon terhadap tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Lebih lanjut, Zainal Asril menjelaskan penguatan juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk penghargaan, penghargaan ini tidak harus selalu berwujud materi, bisa juga dalam bentuk kata-kata, senyuman, anggukan, dan sentuhan.
Baca juga : Teori Operant Conditioning
Prinsip Penguatan. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemberian penguatan kepada para siswa dalam proses pembelajaran. Moh. Uzer Usman, menyebutkan bahwa beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pemberian penguatan kepada siswa adalah sebagai berikut :
- kehangatan. Kehangatan sikap yang ditunjukkan oleh guru akan menjadikan penguatan yang diberikan lebih efektif. Kehangatan sikap guru dapat ditunjukkan dengan membangun suasana positif, menunjukkan mimik yang menyenangkan, serta gerakan badan dan perilaku yang menerima.
- antusiasme. Sikap antusias dalam memberi penguatan dapat menstimulasi siswa untuk meningkatkan motivasinya. Antusiasme guru dalam memberikan penguatan dapat membawa kesan pada siswa akan kesungguhan atau ketulusan guru, sehingga akan mendorong munculnya kebanggaan dan percaya diri pada siswa.
- bermakna. Penguatan yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.
- menghindari respon negatif. Seorang guru hendaknya tidak memberikan respon negatif yang dapat mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan diri. Meskipun demikian, guru tetap dapat memberikan teguran atau hukuman asalkan diberikan secara proporsional.
Baca juga : Konseling Behavioral
Jenis Penguatan. Penguatan (reinforcement) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. B.F. Skinner, dalam “Science and Human Behavior”, menyebutkan bahwa secara umum penguatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut :
1. Penguatan Positif.
Penguatan (reinforcement) positif adalah penguatan yang dilakukan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk dari penguatan positif, diantaranya adalah :
- pemberian hadiah, seperti makanan, mainan, dan lain sebagainya.
- menunjukkan perilaku yang menyenangkan, seperti memberi senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol, dan lain sebagainya.
- pemberian penghargaan, seperti memberi nilai A, dan lain sebagainya.
2. Penguatan Negatif.
Penguatan (reinforcement) negatif adalah penguatan yang dilakukan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan atau tidak menyenangkan. Bentuk dari penguatan negatif diantaranya adalah :
- tidak atau menunda untuk memberikan suatu penghargaan.
- memberikan tugas tambahan.
- menunjukkan perilaku tidak senang, seperti menggelengkan kepala, mengerutkan kening, dan lain sebagainya.
Sedangkan Zainal Asril menyebutkan bahwa pada dasarnya penguatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Penguatan Verbal.
Penguatan (reinforcement) verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan yang membuat siswa akan merasa puas dan berbesar hati sehingga ia akan merasa puas dan terdorong untuk lebih aktif belajar.
2. Penguatan Non Verbal.
Penguatan (reinforcement) non verbal adalah penguatan yang diberikan tidak melalui kata-kata. Penguatan non verbal dapat dilakukan dengan :
- mimik dan gerak badan. Bentuk penguatan ini seperti : senyum, anggukan, acungan jempol tangan, dan tepuk tangan. Penguatan ini bisa digabungkan dengan jenis verbal. Misalnya ketika mengucapkan “bagus”, guru tersenyum sambil mengacungkan ibu jari.
- penguatan dengan cara mendekati. Penguatan ini dapat dilakukan dengan cara guru mendekati siswa untuk menyatakan adanya perhatian dan kegembiraan terhadap hasil pekerjaannya. Gerak mendekati dapat ditunjukkan dengan cara melangkah mendekati murid, berdiri di samping murid, kelompok murid, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama murid atau kelompok murid. Tujuan dari penguatan ini adalah memberikan perhatian, rasa senang, dan rasa aman kepada murid.
- penguatan melalui sentuhan. Penguatan ini dapat dilakukan dengan menepuk-nepuk bahu, pundak, berjabat tangan, mengangkat tangan murid yang menang, dan sentuhan lain.
- penguatan melalui kegiatan yang menyenangkan. Dalam penguatan ini, guru dapat memerintah kepada siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang sifatnya menyenangkan, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan yang mereka senangi.
- penguatan melalui pemberian simbol atau benda. Penguatan ini dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan suatu simbol atau benda tertentu kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik dan benar.
Tujuan Penguatan. Secara umum, tujuan dari pemberian penguatan dalam pembelajaran adalah :
- untuk meningkatkan motivasi serta perhatian para siswa di saat berlangsungnya pembelajaran.
- mengembangkan cara berpikir siswa ke arah yang lebih baik.
Udin S. Winata Putra menyebutkan bahwa tujuan pemberian penguatan kepada siswa adalah untuk :
- meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa.
- memudahkan siswa belajar.
- mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif.
- menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa.
- memelihara iklim kelas yang kondusif.
Mulyasa, dalam “Menjadi Guru Profesional (Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan)”, menyebutkan bahwa tujuan pemberian penguatan kepada siswa adalah :
- meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
- memberikan stimulus dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
- meningkatkan kegiatan belajar dan membina perilaku siswa menjadi produktif.
Baca juga : Teori Psikologi Komunikasi
Teknik dan Hal yang Harus Dipertimbangkan Dalam Pemberian Penguatan. Terdapat beberapa teknik dalam pemberian penguatan (reinforcement). Prayitno menyebutkan bahwa pemberian penguatan kepada siswa akan efektif apabila memperhatikan beberapa teknik dan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Penguatan kepada pribadi tertentu.
Penguatan harus jelas ditujukan kepada siswa tertentu dengan menyebutkan namanya sambil memandang kepada siswa yang berkepentingan secara langsung.
2. Penguatan kepada kelompok siswa.
Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok siswa. Umpamanya apabila suatu kelompok dalam kelas telah menyelesaikan tugas dengan baik dan benar, maka guru bisa memberikan istirahat atau kebebasan untuk melakukan apa saja asal tidak mengganggu.
3. Umur peserta didik.
Hal ini sangat penting karena jangan sampai penguatan itu salah diberikan, misalnya penguatan untuk anak Sekolah Dasar diberikan kepada siswa-siswi Sekolah Lanjutan Tahap Pertama atau sebaliknya.
4. Penguatan tak penuh (partial).
Maksud dari penguatan tak penuh adalah memberikan suatu penguatan terhadap murid yang apabila kebenaran terhadap apa yang ia lakukan belum sempurna. Dalam penguatan partial ini, walaupun yang dilakukan atau jawaban yang diberikan murid salah tetap diberi penguatan.
Baca juga : Manajemen Diri (Self Management)
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian penguatan (reinforcement), prinsip, jenis, dan tujuan penguatan, serta teknik dan hal yang harus dipertimbangkan dalam pemberian penguatan (reinforcement).
Semoga bermanfaat.