Teori Operant Conditioning

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Teori Operant Conditioning merupakan salah satu dari teori tentang belajar yang menekankan pada pembentukan perilaku sebagai dampak dari efek yang ditimbulkannya. Jika efek tersebut berdampak pada penguatan hubungan stimulus dan responnya, maka perilaku tersebut akan cenderung diulang. Jadi teori operant conditioning menjelaskan bahwa tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau operant.

sumber : id.wikipedia.org
Adalah Burrhus Frederick Skinner atau lebih dikenal dengan B.F. Skinner seorang tokoh psikologi behaviorisme yang  pertama kali mengenalkan teori operant conditioning atau pembiasaan perilaku respon. Dalam bukunya yang berjudul "About Behaviorism", B.F. Skinner menyebutkan bahwa respon terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan terjadi sebagai akibat adanya reinforcement atau penguatan. Reinforcer menimbulkan dan meningkatkan respon-respon tertentu, hanya saja terjadi dengan tidak sengaja. Reinforcer merupakan proses alamiah yang memang tidak disusun sebelumnya.

Teori operant conditioning yang dikemukakan oleh B.F. Skinner berawal dari sebuah percobaan yang dilakukannya terhadap seekor tikus yang diletakkan di dalam kandang, yang terdapat sebuah bel di dekat pintu. Saat bel ditekan, maka secara otomatis pengungkit makanan akan bergerak, dan makanan akan jatuh dari atas kandang. Dalam percobaan tersebut, hal pertama kali yang dilakukan oleh tikus adalah melompat-lompat dan mencakar-cakar kandang. Pada satu momen ketika tikus berhasil menekan bel sehingga pengungkit bergerak dan makananpun jatuh, maka tikus tersebut akan berusaha mengulangi apa yang dilakukannya tersebut. Dari percobaan tersebut, dijelaskan bahwa : 
  • tindakan yang dilakukan oleh tikus disebut emitted behavior, yaitu suatu tingkah laku yang muncul tanpa adanya stimulus tertentu sebelumnya. 
  • makanan yang jatuh dinamakan reinforce, yaitu tingkah laku yang disengaja atau operant yang akan terus meningkat apabila diikuti oleh reinforcement.

Tingkah laku merupakan perbuatan yang dilakukan pada situasi tertentu. Tingkah laku yang dimaksud terletak di antara dua pengaruh, yaitu :
  • pengaruh yang mendahuluinya atau antecedent.
  • pengaruh yang mengikutinya atau konsekuensi.

Sedangkan respon yang timbul sebagai akibat dari tingkah laku, oleh B.F. Skinner dibedakan menjadi dua, yaitu :
  • respondent response atau reflexive response, yaitu respon yang ditimbulkan oleh suatu stimulus tertentu.
  • operant response atau instrumental response, yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh stimulus tertentu.

Konsep atau Prinsip Teori Operant Conditioning. Dari apa yang disebutkan mengenai perilaku tersebut di atas, selanjutnya B.F. Skinner mengemukakan bahwa konsep dasar atau cara kerja yang menentukan operant conditioning adalah :
  • Perilaku yang diikuti oleh stimulan-stimulan penggugah, akan memperbesar kemungkinan  dilakukannya lagi perilaku tersebut di waktu-waktu selanjutnya.
  • Perilaku yang tidak lagi diikuti stimulan-stimulan penggugah, akan memperkecil kemungkinan dilakukannya perilaku tersebut di waktu-waktu selanjutnya.

Sedangkan konsep atau prinsip utama dari pengkondisian operant menurut B.F. Skinner adalah :

1. Reinforcement (Penguatan).
Reiforcement atau penguatan merupakan konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. B.F. Skinner membedakan reinforcement atau penguatan menjadi dua bagian, yaitu :
  • Reinforcement positif atau penguatan positif, yaitu penguatan yang didasarkan pada prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk reinforcement positif atau penguatan positif adalah pemberian hadiah, perilaku positif (senyum, bertepuk tangan, dan lain-lain), atau penghargaan lain.
  • Reinforcement negatif atau penguatan negatif, yaitu  penguatan yang didasarkan pada prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan atau tidak menyenangkan. Bentuk reinforcement negatif atau penguatan negatif adalah tidak memberikan penghargaan, memberikan tugas tambahan, perilaku negatif (menggeleng, wajah tidak senang atau kecewa, dan lain-lain).

Dengan kata lain, reiforcement positif atau penguatan positif adalah adanya sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh, sedangkan reiforcement negatif atau penguatan negatif adalah adanya sesuatu yang dikurangkan atau dihilangkan.

2. Punishment (Hukuman).
Punishment atau hukuman merupakan konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku atau apa saja yang menyebabkan sesuatu respon atau tingkah laku menjadi berkurang atau bahkan langsung dihapuskan atau ditinggalkan. Secara sederhana, punishment atau hukuman dapat diartikan sebagai mencegah pemberian sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau memberikan sesuatu yang tidak diharapkan. Punishment atau hukuman berbeda dengan reinforcement atau penguatan negatif. Perbedaannya adalah sebagai berikut :
  • Punishment atau hukuman mengandung pengurangan atau penekanan tingkah laku. 
  • Reinforcement negatif atau penguatan negatif dalam prosesnya selalu memperkuat perilaku.

Dalam kaitannya dengan punishment atau hukuman, B.F. Skinner tidak mendukung digunakannya hukuman dalam rangka pembentukan perilaku, karena hukuman dalam jangka waktu yang panjang tidak mempunyai pengaruh, justru banyak sisi negatifnya dibandingkan sisi positifnya.

Selain kedua konsep utama tersebut, B.F. Skinner menyebutkan beberapa hal lain yang merupakan konsep atau prinsip pendukung dari teori operant conditioning, yaitu :
  • Shaping (Pembentukan), merupakan teknik penguatan yang digunakan untuk mengajar perilaku pada manusia atau hewan yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Dalam konteks pendidikan atau pengajaran, cara ini bisa dilakukan dengan memberikan penguatan kembali suatu respons, yang dapat dilakukan oleh pembelajar dengan mudah dan secara berangsur-angsur ditambah tingkat kesulitan respons yang dibutuhkan.
  • Eliminasi penguatan, merupakan eliminasi dari perilaku yang dipelajari dengan menghentikan penguat dari perilaku tersebut.
  • Generalisasi, merupakan suatu perilaku yang telah dipelajari dalam suatu situasi tertentu, dan dilakukan ulang dalam kesempatan lain dengan situasi yang sama.
  • Diskriminasi, merupakan proses belajar bahwa suatu perilaku akan diperkuat dalam suatu situasi namun tidak dalam situasi lain.

Beberapa contoh penerapan teori operant conditioning dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
  • materi pelajaran digunakan sistem modul.
  • proses belajar mengikuti irama dari yang belajar.
  • proses pembelajaran lebih diutamakan aktivitas sendiri.
  • tes ditekankan untuk kepentingan diagnostik.
  • dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
  • jika perlu kadang-kadang diberikan hadiah.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Operant Conditioning, Sebagai suatu teori tentang belajar, teori operant conditioning mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :

1. Kelebihan Teori Operant Conditioning :
  • dalam penerapannya dalam pendidikan, teori ini akan memberikan semangat tersendiri bagi siswa karena adanya pemberian hadiah yang akan memacu semangat siswa untuk belajar.
  • siswa lebih aktif dan semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan harapan akan mendapat reward.
  • memacu siswa untuk terus berprestasi.

2. Kekurangan Teori Operant Conditioning :
  • proses belajar bersifat otomatis mekanis. Kesan-kesan terhadap proses belajar ibarat sebuah mesin atau robot, sehingga menghilangkan sifat kemanusiaan manusia. 
  • bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru, ia akan mendominasi, sedangkan yang tidak bisa menjawab, ia akan cenderung diam.
  • Adanya pelaksanaan mistery learning, yaitu siswa mempelajari materi secara tuntas menurut waktunya masing-masing, karena setiap siswa berbeda-beda iramanya. 

Teori operant conditioning menekankan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah adanya reinforcement atau penguatan dan punishment atau hukuman. 

Demikian penjelasan berkaitan dengan teori operant conditioning

Semoga bermanfaat.