Ujub : Pengertian, Dampak Negatif, Dan Menghindari Sifat Ujub, Serta Perbedaan Antara Ujub Dan Takabur

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Ujub. Allah berfirman QS. Luqman : 18, yang artinya :

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

Secara etimologi, istilah ujub berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘ujb yang berarti keangkuhan, kesombongan, rasa bangga atau berbangga diri. Ujub merupakan sifat yang senang membanggakan diri sendiri. Sifat ini membuat seseorang merasa seolah paling hebat dan kuat dalam hal apapun. Sifat ujub termasuk sifat tercela dan merupakan penyakit hati yang harus dihindari, sebab, ujub dapat memunculkan sifat riya dan sombong. Contoh dari sifat ujub adalah :
  • bangga dengan ibadah yang telah dilakukannya.
  • kagum dengan ilmu yang dimilikinya.
  • mengagumi kecantikan atau ketampanan wajah yang dimilikinya.

Sedangkan secara terminologi, pengertian ujub dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ulama, diantaranya :
  • Imam Al Ghozali, berpendapat bahwa ujub adalah kecintaan seseorang akan suatu karunia yang ada pada dirinya dan merasa memilikinya sendiri, serta tidak menyadari bahwa karunia tersebut adalah pemberian dari Allah.
  • Abdullah bin Al Mubarak, berpendapat bahwa ujub adalah sifat merasa memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain, bangga dengan yang dimiliki dan menganggap orang lain tidak memilikinya.
  • Ibnul Mubarok, berpendapat bahwa ujub adalah perasaan ketika seseorang merasa dirinya mempunyai suatu kelebihan yang orang lain tidak miliki.

Baca juga : Pengertian Takabur

Dampak Negatif (Mudharat) dari Sifat Ujub. Sifat ujub dapat menjerumuskan manusia, baik dalam kehidupannya di dunia maupun dalam kehidupannya kelak di akhirat. Oleh karena itu, manusia (umat muslim) harus menghindari sifat ujub karena banyak dampak negatif yang dapat ditimbulkannya. Beberapa dampak negative (mudharat) dari sifat ujub adalah :

1. Terhapusnya pahala.
Seseorang yang merasa bangga dan menceritakan perbuatan baiknya pada orang lain, maka pahala atas perbuatan baiknya tersebut akan dihapuskan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

Tiga hal yang membinasakan, kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani)


2. Mendatangkan murka Allah.
Sifat ujub sangat membenci dan dimurkai Allah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Allah. Sedang seseorang yang merasa ujub, maka ia menanti murka Allah.” (HR. Baihaqi)


3. Menjerumuskan pada sikap takabur.
Seseorang yang suka membanggakan dirinya dan merasa dirinya lebih hebat dibandingkan orang lain, maka hal tersebut akan menjerumuskannya ke dalam sifat takabur atau sombong. Sifat-sifat tersebut akan membuat manusia tidak akan dapat masuk surga. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi.(HR. Nasa’i)


4. Merugi di akhirat.
Sifat ujub, mengungkit-ungkit kembali pemberiannya, sangat merugikan manusia tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Rasulullah bersabda, yang artinya :

Tidak akan masuk surga orang yang suka menyebut-nyebut kembali pemberiannya, seorang yang durhaka, dan pecandu minuman keras.” (HR. Nasa’i)


5. Terpuruk saat hari kiamat.
Hari kiamat adalah hari akhir bagi setiap umat manusia dan mereka yang memiliki sifat ujub akan celaka dan mendapat azab di hari akhir tersebut.

Ketika seorang lelaki berjalan dengan mengenakan pakaian yang necis, rambut tersisir rapi sehingga ia takjub pada dirinya sendiri, seketika Allah membenamkannya hingga ia terpuruk ke dasar bumi sampai hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari)


6. Tidak disukai orang lain.
Seseorang yang suka menyanjung diri sendiri atau bersikap ujub, biasanya tidak banyak disukai orang dan cenderung dijauhi karena perilakunya yang sering menganggap remeh orang lain.

Baca juga : Pengertian Riya'

Menghindari Sifat Ujub. Imam Al Ghazali dalam Kitab Bidayatul Hidayah, menyebut bahwa ujub sebagai penyakit kronis (ad-daul 'idlal). Menurut Imam Al Ghazali, ujub dan takabur adalah tentang dua entitas antara diri sendiri dan orang lain. Untuk menghindari kedua sifat buruk tersebut, adalah dengan menata pikiran agar terhindar dari perasaan lebih istimewa dari orang lain. Lebih lanjut Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sifat ujub, yaitu :
  • bila yang disebut orang lain itu anak kecil, maka sadarlah bahwa ia belum pernah bermaksiat kepada Allah, sementara dirimu yang lebih tua sebaliknya. Tak diragukan lagi, anak kecil itu lebih baik dari dirimu.
  • bila orang lain itu lebih tua, beranggapanlah bahwa ia beribadah kepada Allah lebih dulu ketimbang dirimu, sehingga tentu orang tersebut lebih baik dari dirimu.
  • bila orang lain itu berilmu, beranggapanlah bahwa ia telah menerima anugerah yang tidak engkau peroleh, menjangkau apa yang belum kau capai, mengetahui apa yang tidak engkau ketahui. Jika sudah begini, bagaimana mungkin kau sepadan dengan dirinya, apalagi lebih unggul.
  • bila orang lain itu bodoh, beranggapanlah bahwa kalaupun bermaksiat orang bodoh berbuat atas dasar kebodohannya, sementara dirimu berbuat maksiat justru dengan bekal ilmu. Ini yang menjadi alasan atau dasar (hujjah) pada pengadilan di akhirat kelak.
  • bila orang lain itu kafir, beranggapanlah bahwa kondisi akhir hayat seseorang tidak ada yang tahu. Bisa jadi orang kafir itu di kemudian hari masuk Islam lalu meninggal dunia dengan amalan terbaik (husnul khatimah).

Baca juga : Pengertian Ikhlas

Perbedaan Antara Ujub dan Takabur. Sifat ujub hampir sama dengan sifat takabur. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang membedakan antara ujub dan takabur, yaitu :

1. Ujub :
  • merupakan bentuk sikap yang menganggap kelebihan yang ada pada dirinya adalah atas usahanya sendiri.
  • memandang dirinya banyak memiliki kelebihan.
  • sifat ujub dapat terjadi walaupun tidak ada orang lain sebagai pembandingnya.

2. Takabur :
  • merupakan sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinya yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain.
  • membesarkan dirinya melebihi kapasitas orang lain.
  • sifat takabur muncul karena ada orang lain sebagai pembanding.

Baca juga : Adab Dalam Islam

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian ujub, dampak negatif dan cara menghindari sifat ujub, serta perbedaan antara ujub dan takabur.

Semoga bermanfaat.