Pendekatan Loyalitas Merek (Brand Loyalty), Tahapan Dan Nilai Yang Diciptakan Oleh Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Loyalitas merek atau "brand loyalty" adalah salah satu elemen dari brand equity (ekuitas merek), yang merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentanan kelompok konsumen dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity (ekuitas merek) yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan. Sehingga keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup.

Loyalitas merek
 dapat diartikan sebagai situasi di mana seorang konsumen membeli suatu produk barang atau jasa yang berasal dari produsen yang sama berulang kali dari waktu ke waktu. Sutisna, dalam "Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran", menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan loyalitas merek adalah sikap menyenangi suatu merek yang diwujudkan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.

Sedangkan Nancy Giddens, dalam "Brand Loyalty", menjelaskan bahwa konsumen yang loyal terhadap suatu merek memiliki ciri-ciri diantaranya adalah sebagai berikut :
  • memiliki komitmen terhadap merek tersebut.
  • berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan merek yang lain.
  • akan merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.
  • tidak melakukan pertimbangan dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut.
  • selalu mengikuti informasi yang berkaitan merek tersebut.
  • dapat menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut dan mereka selalu mengembangkan hubungan dengan merek tersebut.


Pendekatan Loyalitas Merek. Loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu dapat dipelajari dengan menggunakan beberapa pendekatan. Menurut Sutisna, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari loyalitas merek, yaitu :

1. Pendekatan Instrumental Conditioning.
Pendekatan instrumental conditioning atau dikenal juga sebagai pendekatan behavioral, merupakan suatu pendekatan yang memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu adalah menunjukan loyalitas merek. Perilaku pengulangan pembelian diasumsikan merefleksikan penguatan atau stimulus yang kuat. Jadi, pengukuran bahwa konsumen itu loyal atau tidak dilihat dari frekuensi dan konsistensi perilaku pembeliannya terhadap satu merek.

2. Pendekatan Kognitif.
Menurut pendekatan kognitif, loyalitas menyatakan komitmen terhadap merek yang mungkin tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yang terus menerus. Jika pendekatan behavioral menekankan bahwa loyalitas dibentuk oleh perilaku, dan oleh karena itu perilaku pembelian berulang merupakan suatu loyalitas, sedangkan pendekatan kognitif memandang bahwa loyalitas merek merupakan fungsi dari proses psikologis (decision making).


Tahapan Loyalitas Merek. Menurut Oliver, dalam "Satisfaction : A Behavioral Perspective on The Cunsomer", menyebutkan bahwa untuk sampai pada loyal terhadap suatu merek tertentu, seorang konsumen akan melalui beberapa tahapan, yaitu :
  • tahap kognitif. Pada tahap ini, informasi tentang produk, jasa, dan merek yang diterima oleh konsumen mengindikasikan bahwa produk, jasa dan merek yang ditawarkan lebih diinginkan konsumen dibandingkan dengan produk, jasa dan merek alternatif.
  • tahap afektif. Pada tahap ini, dimana loyalitas diperoleh sebagai akumulasi dari kepuasan atas penggunaan produk, jasa dan merek tertentu.
  • tahap konatif. Pada tahap ini, loyalitas terhadap merek terbentuk secara benar. Tahap ini terjadi sebagai akibat dari pengulangan secara positif atas pembelian produk, jasa dan merek tertentu.
  • tahap action atau tindakan.


Nilai yang Diciptakan oleh Loyalitas Merek. Menurut Darmadi Durianto, dkk, dalam "Brand Equity Ten : Strategi Memimpin Pasar", terdapat beberapa nilai yang diciptakan oleh loyalitas merek, diantaranya adalah :

1. Mengurangi biaya pemasaran.
Mengurangi biaya pemasaran atau reduced marketing cost. Suatu basis konsumen yang mempunyai loyalitas merek dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan lama lebih murah dibandingkan dengan berusaha mendapatkan pelanggan baru. Semakin tinggi loyalitas, semakin mudah menjaga konsumen untuk tetap puas.

2. Meningkatkan perdagangan.
Meningkatkan perdagangan atau trade leverage. Loyalitas pada suatu merek tertentu akan memberikan dorongan perdagangan yang lebih besar karena para konsumen mengharapkan merek tersebut selalu tersedia.

3. Memikat para konsumen baru.
Memikat para konsumen baru atau attracting new customers. Suatu basis konsumen yang puas dan suka pada suatu merek tertentu dapat menimbulkan keyakinan bagi calon konsumen khususnya jika pembelian tersebut agak mengandung resiko. Kelompok konsumen yang relatif puas akan memberikan suatu citra bahwa merek tersebut merupakan produk yang diterima luas, berhasil, beredar di pasaran, dan sanggup memberikan dukungan pelayanan yang luas dan peningkatan mutu produk. Loyalitas merek dapat memikat konsumen baru dengan dua cara, yaitu menciptakan kesadaran merek dan meyakinkan kembali.

4. Memberi waktu untuk menanggapi ancaman persaingan.
Memberi waktu untuk menanggapi ancaman persaingan atau provide time to respond competitive threats. Loyalitas merek memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespons gerakan-gerakan kompetitor. Jika salah satu kompetitor mengembangkan produk yang unggul, seorang konsumen yang loyal akan memberi waktu pada perusahaan kepercayaannya untuk memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pendekatan loyalitas merek (brand loyalty), tahapan dan nilai yang diciptakan oleh loyalitas merek (brand loyalty).

Semoga bermanfaat.