Pengertian Manusia Purba. Berdasarkan penelitian, sejarah manusia purba dimulai sejak 4 juta tahun lalu, tetapi para ahli sejarah meyakini bahwa jenis manusia pertama telah ada di muka bumi ini sekitar 2 juta tahun yang lalu. Ilmuwan menyatakan bahwa manusia purba atau "prehistoric people" sebagai manusia tertua.
Dalam ilmu sejarah, makhluk ini belum mengenal tulisan, namun telah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Mereka hidup berpindah-pindah atau nomaden, yang untuk bertahan hidup, manusia purba mengandalkan segala sesuatu yang tersedia di alam.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan manusia purba atau prehistoric people adalah jenis manusia prasejarah yang hidup 2 - 4 juta tahun lalu, dan belum mengenal tulisan. Atau dengan kata lain, manusia purba adalah jenis manusia yang hidup pada jaman prasejarah, yang memiliki ciri-ciri yang sangat sederhana baik dari segi bentuk fisik, kecerdasan, maupun peradabannya.
Sejarah Perkembangan Manusia Purba. Manusia purba hidup dengan cara berpindah-pindah atau nomaden. Hal ini menyebabkan persebaran manusia purba cukup merata ke seluruh dunia. Berdasarkan penelitian, persebaran manusia purba di dunia di mulai sejak 65.000 - 50.000 SM, yang di mulai dari Afrika Tengah menuju Afrika Selatan. Mereka menetap cukup lama di Afrika Selatan sebelum akhirnya berpindah ke wilayah Arab, India, hingga Indonesia di sekitar tahun 45.000 SM. Persebaran manusia purba berikutnya adalah sebagai berikut :
- antara tahun 40.000 - 35.000 SM, mereka menyebar menuju Pegunungan Himalaya sampai ke wilayah Myanmar. Beberapa kelompok terus melanjutkan pergerakan sampai ke Kazakhstan, Semenanjung Portugal, dan dataran Eropa. Kelompok inilah yang menjadi cikal bakal ras Caucasoid.
- antara tahun 25.000 - 20.000 SM, mereka kembali ke daerah asal, yaitu Afrika Tengah, hingga sampai tahun 10.000 SM, seluruh benua Afrika sudah ditempati oleh manusia purba, kecuali sekitar Gurun Sahara.
- tahun 10.000 SM, mereka kembali melakukan pergerakan ke benua Amerika dari Alaska. Mereka inilah yang diduga sebagai nenek moyang suku Maya.
- selanjutnya, terjadi pergerakan besar-besaran dari seluruh kawasan menuju wilayah lainnya. Beberapa kelompok mencapai Indonesia dan menetap di beberapa pulau di Indonesia.
Khusus di Indonesia, manusia purba diperkirakan sudah ada sejak zaman quartair (kuarter) atau 600 ribu tahun yang lalu. Zaman quartair terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Zaman Dilluvium (Pleistocen).
Menurut Dr. Von Koenigswald, zaman diluvium dapat dibedakan menjadi tiga lapisan, sebagai berikut :
1.1. Dilluvium bawah.
Lapisan dilluvium bawah merupakan lapisan tertua. Pada masa ini, terdapat 3 jenis fosil manusia purba yang ditemukan :
- Meganthropus palaeojavanicus, merupakan fosil tertua atau banyak yang menyebutnya sebagai manusia purba pertama, fosil ini ditemukan di daerah Sangiran.
- Pithecanthropus dubius, merupakan fosil yang belum jelas apakah fosil manusia atau kera. Oleh karena itu fosil ini diberi nama Pithecanthropus dubius, yang artinya manusia kera yang meragukan. Fosil ini ditemukan di daerah Sangiran.
- Pithecanthropus robustus atau Pithecanthropus mojokertensis, merupakan fosil yang juga di temukan di daerah Sangiran.
1.2. Dilluvium tengah.
Fosil yang ditemukan pada lapisan ini yaitu Pithecanthropus erectus, yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois, yang mengatakan bahwa pada masa ini manusia purba sudah bisa berdiri dengan tegak. Oleh sebab itu, ia menamainya Pithecanthropus erectus yang artinya manusia kera yang berjalan dengan tegak.
1.3. Dilluvium atas.
Pada lapisan ini ditemukan fosil manusia purba termuda di Ngandong, yang dinamakan Homo soloensis. Sedangkan fosil manusia purba yang ditemukan di Wajak (Tulungagung) dalam jenis yang sama dinamakan Homo wajakensis.
2. Zaman Alluvium (Holocen).
Jenis Manusia Purba. Berdasarkan bentuk tubuh dan peta persebarannya, para ilmuwan mengelompokkan jenis manusia purba yang ada di dunia. Sebagian besar dari jenis manusia purba tersebar dan ditemukan di Indonesia, termasuk pulau Jawa. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, diketahui bahwa manusia purba pertama berasal dari Afrika. Namun demikian, Walaupun demikian, sebenarnya nenek moyang manusia tak hanya satu, namun berbeda antara satu wilayah dengan lainnya.
Beberapa jenis manusia purba yang berhasil dikelompokkan oleh para ahli adalah sebagai berikut :
1. Jenis Manusia Purba di Luar Indonesia.
Para ahli berhasil mengidentifikasi beberapa jenis manusia purba yang berasal dari luar Indonesia, seperti Cina, Eropa, dan juga Afrika berdasarkan fosil manusia purba yang ditemukan, diantaranya sebagai berikut:
1.1. Australopithecus Africanus.
Australopithecus africanus ditemukan di Taung, dekat wilayah Vryburg, Afrika Selatan oleh Raymond Dart, pada tahun 1924. Diperkirakan manusia jenis Australopithecus africanus ini hidup antara 2 sampai 3 juta tahun yang lalu.
1.2. Sinanthropus Pekinensis.
Sinanthropus Pekinensis ditemukan di gua Choukoutien, di wilayah Peking (Beijing), China oleh Davidson Black, pada tahun 1927. Sinanthropus Pekinensis termasuk homo sapiens sehingga sering kali juga disebut dengan Homo pekinensis.
1.3. Homo Neanderthalensis.
Homo Neanderthalensis ditemukan di lembah sungai Neander, di dekat wilayah Dusseldorf, Jerman oleh Rudolf Virchow. Ciri-ciri Homo neanderthalensis mendekati ciri-ciri Homo Wajakensis.
1.4. Homo Rhodesiensis.
Homo rhodesiensis ditemukan di gua Broken Hill, di wilayah Rhodesia (Zimbabwe) oleh Raymond Dart dan Robert Brom, pada tahun 1924.
1.5.Homo Cro-Magnon.
Homo cro-magnon ditemukan di gua Cro-Magnon, di dekat wilayah Lez Eyzies, sebelah barat daya Prancis, pada tahun 1868. Ciri-ciri Homo cro-magnon mendekati ciri-ciri manusia modern.
2. Jenis Manusia Purba di Indonesia.
Beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, diantaranya adalah :
2.1. Meganthropus Palaeojavanicus.
Meganthropus palaeojavanicus artinya manusia besar tua yang berasal dari Jawa. Meganthropus Palaejavanicus merupakan manusia purba yang paling besar dan tertua di Indonesia, yang diperkirakan hidup antara 1 juta sampai 2 juta tahun yang lalu. Meganthropus palaeojavanicus ditemukan oleh seorang arkeolog dari Belanda, yaitu Van Koenigswald.
Ciri-ciri Meganthropus palaeojavanicus, diantaranya adalah :
- memiliki tulang pipi yang sangat tebal.
- memiliki otot rahang yang kuat sekali.
- tidak memiliki dagu dan memiliki hidung yang lebar.
- memiliki tonjolan belakang yang tajam dan melintang sepanjang pelipis.
- memiliki tulang kening menonjol dan mempunyai otot kunyah, gigi, serta rahang yang besar kuat.
- memiliki tinggi badan sekitar 165 - 180 cm.
- berbadan tegap dan volume otak 900 cc.
- makanannya jenis tumbuh-tumbuhan.
2.2. Pithecanthropus Erectus.
Pithecanthropus erectus ditemukan oleh Eugene Dubois, seorang dokter sekaligus arkeolog dari Belanda. Pada awalnya ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat, tapi tidak menemukan fosil disana. Kemudian ia berpindah ke pulau Jawa, dan kemudian berhasil menemukan fosil Pithecanthrophus Erectus di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891, yang berupa tulang rahang atas, tulang kaki, dan tengkorak.
Diperkirakan Pithecanthropus erectus hidup pada masa a Pleistosen tengah, hidup secara nomaden, dan untuk memenuhi kebutuhan makan dilakukan dengan cara berburu hewan-hewan. Ciri-ciri Pithecanthrophus erectus, diantaranya adalah :
- memiliki volume otaknya sekitar 750 sampai 1350 cc.
- memiliki tinggi badan sekitar 165 sampai 180 cm.
- memiliki postur tubuh yang tegap tetapi tidak setegap meganthropus.
- mempunyai gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.
- mempunyai hidung yang tebal.
- memilik tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi.
- memiliki wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.
- pada bagian belakang kepala terlihat menonjol
- memiliki alat pengunyah dan alat tengkuk yang sangat kuat.
2.3. Homo Wajakensis.
Homo wajakensis ditemukan di wilayah Wajak, dekat Campur Darat, Tulungagung, Jawa Timur, oleh Eugene Dubois, pada tahun 1889. Fosil Homo Wajakensi yang ditemukan berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering. Dan fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dari hasil penelitian, diperkirakan bahwa manusia purba jenis ini sudah bisa membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang, serta sudah mengerti cara untuk memasak.
Ciri-ciri Homo wajakensis, diantaranya adalah :
- memiliki muka datar dan lebar.
- memiliki hidung lebar dan bagian mulut menonjol.
- dahinya sedikit miring dan diatas mata terdapat kerutan dahi yang nyata.
- pipinya menonjol ke samping.
- berat badan sekitar 30 - 150 kg.
- tinggi badan sekitar 130 - 210 cm.
- jarak antara hidung dan mulut masih jauh.
- berdiri dan berjalan sudah tegak.
2.4. Pithecanthropus Soloensis.
Pithecanthropus soloensis ditemukan di wilayah Ngandong, Jawa Tengan oleh Oppenort, Ter Harr, dan G.H.R. Koenigswald. Ciri-ciri Pithecantropus soloensis, diantaranya adalah :
- makanannya berupa hewan buruan dan tumbuhan.
- mempunyai gigi geraham yang besar dan rahang yang kuat.
- bentuk hidung lebar dan tidak berdagu.
- terdapat tonjolan pada kening tebal dan melintang di sepanjang pelipis.
- volume otak sekitar 750-1350 cc.
- berbadan tegap.
- tinggi tubuh sekitar 165-180 cm.
2.4. Homo Floresiensis.
Homo floresiensis ditemukan di wilayah Liang Bua, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur oleh tim arkeolog gabungan yang terdiri dari Puslitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan University of New England. Homo floresiensis disebut juga dengan manusia kerdil, yang diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Ketika ditemukan oleh tim gabungan tersebut pada tahun 2003, kerangka manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil. Selain kerangka Homo floresiensis, ditemukan pula kerangka Homo sapiens dan berbagai hewan mamalia lainnya, seperti : gajah stegodo, biawak, tikus besar, serta alat-alat batu seperti : pisau, tulang yang terbakar, arang, beliung, dan mata panah.
Ciri-ciri Homo floresiensis, diantaranya adalah:
- kepala dan badan memliki ukuran yang kecil.
- ukuran bentuk otak yang sangat kecil.
- volume otak 380 cc.
- mempunyai rahang yang menonjol atau berdahi sempit.
- berat badan sekitar 25 kg.
- tinggi badan diperkirakan sekitar 1,06 m.
2.5. Homo Sapiens atau Homo Erectus.
Homo sapiens merupakan jenis manusia purba yang usianya paling muda, dan paling mendekati bentuk manusia modern. Pada masa kehidupannya, diduga manusia purba jenis ini sudah mempunyai struktur tugas untuk masing-masing anggota kelompoknya. Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli menyimpulkan bahwa Homo sapiens telah mempunyai kehidupan sosial yang baik dan berpikiran lebih cerdas.
Ciri-ciri Homo sapiens atau Homo erectus, diantaranya adalah :
- mempunyai karakteristik manusia ras Austramelanosoid dan Mongoloid.
- dapat berjalan dengan tegap dan tegak.
- pada bagian wajah bentuknya sudah seperti manusia sekarang.
- volume otak berkisar antara 1000 cc - 1200 cc.
- mempunyai pemikiran yang paling baik.
- memiliki tinggi badan sekitar 130 - 210 cm.
- kening sudah tidak lagi menonjol.
- memiliki dagu.
- mengalami penyusutan di bagian otot tengkuk.
- bentuk rahang dan gigi lebih kecil dan tidak sekuat pithecanthropus.
Perbedaan Antara Manusia Purba dan Manusia Modern. Terdapat hal yang membedakan antara manusia purba dan manusia modern. Dalam buku yang berjudul The Ancestor's Tale : A Pilgrimage to the Dawn of Evolution, disebutkan bahwa manusia modern merupakan hasil perubahan dan perkembangan (proses evolusi) dari manusia purba yang dikenal dengan nama Homo sapiens atau Homo erectus. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan kapasitas otak manusia modern yang memiliki ukuran yang hampir sama dengan manusia purba Homo sapiens.
Masih menurut buku tersebut, perbedaan antara manusia purba dan manusia modern dapat dibedakan diantaranya melalui bentuk tubuh keduanya, di mana manusia purba memiliki :
- ukuran tengkorak yang tebal.
- tonjolan bubung alis dan tonjolan pada dagu.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian manusia purba, sejarah perkembangan dan jenis manusia purba, serta perbedaan antara manusia purba dan manusia modern.
Semoga bermanfaat.