Pengembangan Masyarakat (Community Development)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengembangan masyarakat selalu melibatkan interaksi sosial dalam masyarakat. Oleh karenanya pengembangan masyarakat mempunyai sifat yang dinamis. Pengembangan masyarakat bukan hanya melibatkan individu atau beberapa kelompok individu dalam masyarakat, tetapi merupakan aksi kolektif dari komunitas masyarakat dalam rangka menuju kualitas hidup yang lebih baik. 

Pengertian Pengembangan Masyaraka
t. Istilah pengembangan masyarakat dibangun berdasarkan dua konsep, yaitu "pengembangan" dan "masyarakat". Yang dimaksud dengan pengembangan adalah suatu usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kehidupan manusia. Sedangkan masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu wilayah dan membentuk sebuah sistem, baik semi terbuka maupun semi tertutup, di mana interaksi yang terjadi di dalamnya adalah antara individu-individu yang ada dalam kelompok tersebut. Secara umum, pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu proses dalam menguatkan dan meningkatkan kehidupan masyarakat dengan cara yang aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan sosial, partisipasi, dan kerjasama yang setara. Pengembangan masyarakat berfokus pada proses untuk mendampingi masyarakat secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh masyarakat tersebut. Dengan kata lain, pengembangan masyarakat merupakan aksi kolektif untuk sebuah hasil (result) dan dampak (outcomes) keberdayaan dari suatu masyarakat (community empowerment).

Baca juga : Lembaga Keluarga

Selain itu, pengertian pengembangan masyarakat juga dapat dijumpai dalam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Edi Suharto, dalam bukunya yang berjudul "Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat", menyebutkan bahwa pengembangan masyarakat adalah suatu pendekatan pekerjaan sosial yang output utamanya adalah perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan sumber-sumber yang sudah ada pada mereka. Lebih lanjut Edi Suharto menjelaskan bahwa prinsip yang diutamakan adalah pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.
  • A. Supardi, dalam bukunya yang berjudul "Dakwah Islam Dengan Pengembangan Masyarakat Desa", menyebutkan bahwa pengembangan masyarakat adalah suatu proses di mana anggota masyarakat pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka kemudian merencanakannya dan mengerjakan bersama-sama untuk memenuhi keinginan mereka tersebut. Lebih lanjut A. Supardi menyebutkan bahwa pengembangan masyarakat juga merupakan suatu gerakan untuk menciptakan sesuatu kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan berpartisipasi aktif dan inisiatif masyarakat itu sendiri.
  • I.T. Sanders, dalam bukunya yang berjudul "Theories of Community Development", menyebutkan bahwa pengembangan masyarakat adalah suatu proses kontinyu, bergerak setahap demi setahap, sebuah metode untuk mencapai tujuan dalam suatu prosedur program. Lebih lanjut I.T. Sanders menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat sebagai wadah gerakan untuk menyatukan warga secara emosional dan keyakinan.

Baca juga : Pengertian Motivasi

Jenis Program Pengembangan Masyarakat. Menurut Mazirow dalam bukunya yang berjudul "Transformatif Dimension of Adult Learning", menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, sebagai berikut :
  • program integratif, yaitu program pengembangan masyarakat yang memerlukan pengembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis, menyediakan bantuan teknis dan finansial secara besar-besaran dan melibatkan pejabat-pejabat pada tiap tingkatan pemerintahan (pusat-desa).
  • program adaptif, yaitu program pengembangan masyarakat yang ditugaskan pada salah satu kementerian saja.
  • program proyek, yaitu program pengembangan masyarakat yang dilakukan dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program disesuaikan khusus pada daerah yang bersangkutan. 


Tujuan Pengembangan Masyarakat. Secara umum, tujuan dari pengembangan masyarakat adalah bagaimana sebuah proses pendampingan masyarakat menghasilkan keberdayaan masyarakat. 
  • pendampingan masyarakat (community organizing) adalah kegiatan pemberdayaan (empowerment) di mana pendamping membantu masyarakat untuk memperoleh kapasitas (capacity) dan otoritas (power) untuk memilih apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. 
  • keberdayaan adalah sebuah kondisi ketika masyarakat memiliki kapasitas dan otoritas yang memadai untuk memilih. 

Lebih terperinci, tujuan dari pengembangan masyarakat diantaranya adalah sebagai berikut :
  • memberdayakan individu dan kelompok. 
  • membangkitkan partisipasi penuh masyarakat.
  • perwujudan untuk membangun diri mereka sendiri.
  • mengintegrasikan kelompok masyarakat.

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian, tujuan dari pengembangan masyarakat adalah untuk mewujudkan suatu :
  • keadilan sosial.
  • kemakmuran yang merata.
  • perlakuan yang sama di mata hukum.
  • kesejahteraan material, mental dan spiritual.
  • kebahagiaan untuk semua.
  • ketentraman dan keamanan.

Untuk dapat mencapai tujuan dari pengembangan masyarakat tersebut, terdapat beberapa nilai penting yang harus dibangun dan dipahami terutama bagi para pendamping sehingga pengembangan masyarakat mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa nilai dimaksud adalah :
  • partisipasi. Partisipasi berbeda dengan keikut-sertaan. Partisipasi harus dibangun dan dikembangkan mulai dari lapisan masyarakat yang paling rendah. Di dalam partisipasi terdapat unsur kekuatan dalam mengambil keputusan. 
  • pemberdayaan. Adanya pemberdayaan akan membuat masyarakat secara aktif bekerja untuk menghadapi kelemahan, pengabaian, dan tekanan serta hambatan yang mereka alami.
  • kepemilikan. Kegiatan pengembangan masyarakat harus mampu menciptakan kesadaran kritis akan sebuah perubahan pandangan bahwa kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat adalah milik masyarakat sendiri dan untuk masa depan mereka sehingga mereka bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilannya.
  • modal sosial. Modal sosial merupakan akumulasi dari beragam tipe dari aspek sosial, psikologis, budaya kelembagaan dan aset tak terlihat yang mempengaruhi perilaku kerja sama. Modal sosial baru terasa apabila telah terjadi interaksi dengan orang lain yang dipandu oleh struktur sosial.

Selain itu, terdapat beberapa kemampuan atau keahlian yang harus dimiliki dalam pengembangan masyarakat yaitu sebagai berikut :
  • engagement, adalah kemampuan untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan beragam individu, kelompok, dan organisasi.
  • assessment, adalah kemampuan membuat penilaian, termasuk kebutuhan masyarakat dan profil wilayah.
  • penelitian, adalah kemampuan untuk melakukan riset aksi partisipatif bersama masyarakat.
  • group work, adalah kemampuan dalam bekerja bersama masyarakat, kelompok sumber, dan birokrat.
  • negosiasi, adalah kemampuan meyakinkan dan mengajak, termasuk meredakan beragam situasi konflik.
  • komunikasi, adalah kemampuan menyampaikan pesan dengan baik dan efisien.
  • konseling, dalah kemampuan mendengar dan memberi masukan, bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dengan beragam latar belakang.
  • manajemen sumber, adalah kemampuan mengatur waktu dan aplikasi-aplikasi memperoleh bantuan.
  • pencatatan dan pelaporan, adalah kemampuan dalam administrasi.
  • monitoring dan evaluasi, adalah kemampuan dalam melakukan pengawasan dan mengevaluasi proses kegiatan dalam pengembangan masyarakat.

Baca juga : Pranata Sosial

Prinsip Pengembangan Masyarakat. Terdapat beberapa prinsip dalam pengembangan masyarakat, yang merupakan syarat bagi keberhasilan suatu kegiatan pengembangan masyarakat. Beberapa prinsip tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
  • pengembangan terpadu. Pengembangan masyarakat yang dilakukan harus terpadu antar beberapa komponen yang ada dalam masyarakat.
  • menghargai hak asasi manusia. Semua kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan harus tetap menghargai hak asasi manusia.
  • pemberdayaan, yaitu melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Adanya pemberdayaan diharapkan akan dapat membuat individu terus melakukan kegiatan yang ada.
  • berbasis kepemilikan dan peningkatan rasa memiliki. Pengembangan masyarakat akan membuat individu lebih mengetahui batas-batas dalam lingkungan sosial. 
  • kemandirian. Pengembangan masyarakat akan meningkatkan kemandirian kepada masyarakat dengan cara melakukan program pengembangan.
  • independensi. Dalam pengembangan masyarakat tidak diikuti oleh embel-embel apapun.
  • keterpaduan proses. Proses pengembangan yang terjadi dalam masyarakat harus berjalan satu arah dengan tujuan yang sama.
  • keselarasan antara proses dan hasil. Setiap proses pengembangan sosial akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan hal apa saja yang akan dikembangkan.
  • kerja sama. Dalam pengembangan masyarakat terdapat kerjasama antara kelompok masyarakat.
  • pengikut-sertaan. Prinsip ini untuk meningkatkan rasa memiliki dan persaudaraan antar anggota masyarakat.
  • pemilihan ritme pembangunan. Pemilihan waktu dalam melakukan tindakan pembangunan dalam pengembangan masyarakat merupakan hal yang penting.
  • anti kekerasan. Pengembangan masyarakat dilakukan dengan tanpa kekerasan. Segala tindakan yang dilakukan merupakan hal-hal yang bersifat positif dan tidak memaksa.


Model Pendekatan Pengembangan Masyarakat. Model pengembangan masyarakat yang dilaksanakan sangat tergantung pada  kondisi sistem budaya masyarakat yang bersangkutan, bagaimana mempengaruhi cara berpikir masyarakat, dan respon masyarakat terhadap pengembangan itu sendiri. Terdapat beberapa model pendekatan dalam pengembangan masyarakat, diantaranya sebagai berikut :

1.  Pendekatan Top Down.
Dalam pendekatan ini, masyarakat dipersepsikan sebagai komunitas tradisional berpengetahuan rendah. Maka dari itu, untuk memberdayakan masyarakat tersebut diperlukan pengetahuan dari luar. Pendekatan top down bersifat sentralistik, yang memiliki konsekuensi semua perencanaan dilakukan oleh tenaga ahli dan lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang bersifat makro. Dalam pendekatan top down, tenaga ahli diposisikan lebih tinggi dari masyarakat, sehingga akan berimplikasi pada tidak adanya partisipasi dan pemberdayaan serta akan banyak masalah lokal yang luput dan tidak terselesaikan.

2. Pendekatan Bottom Up.
Dalam pendekatan ini, masyarakat dipandang bukan sebagai obyek pengembangan, masyarakat tidak dipandang bodoh atau tidak mampu. Kemampuan dan potensi masyarakat yang sudah ada dimaksimalkan dengan menggunakan pengetahuan lokal ataupun teknologi tepat guna. Konsekuensi dari pendekatan ini adalah lebih menyorot pada aspek lokalitas, perencanaan dilakukan dengan cara otonomi serta menekankan partisipasi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi lebih mengutamakan yang bersifat mikro. Dalam pendekatan bottom up, tenaga ahli diperlakukan sejajar dengan masyarakat, mereka dipandang sebagai fasilitator dan pendamping pemberdayaan masyarakat, sehingga akan berimplikasi pada banyaknya masalah lokal yang diprioritaskan untuk diselesaikan terlebih dahulu.

3. Pendekatan Chin dan Benne.
Dalam pendekatan ini, terdapat beberapa strategi pengembangan masyarakat, diantaranya adalah :
  • rational empirical, merupakan pendekatan pengembangan masyarakat yang berbasis riset oleh para ahli.
  • normative reeducative, merupakan pendekatan pengembangan masyarakat yang berkaitan dengan sistem nilai dan sikap warga komunitas.
  • power coercive, merupakan pendekatan pengembangan masyarakat yang menitik-beratkan pada hubungan relasi kekuasaan. Hanya saja, hubungan kekuasaan tersebut seringkali cenderung dipaksakan pada masyarakat.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pengembangan masyarakat (community development), jenis program, tujuan, prinsip, dan model pendekatan pengembangan masyarakat (comunity development).

Semoga bermanfaat.