Defects Per Million Opportunities (DPMO) Dalam Six Sigma

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Six sigma merupakan metode pengendalian dan peningkatan kualitas, yang dibuat untuk menghilangkan pemborosan, mengurangi biaya karena kualitas yang buruk, dan memperbaiki efektivitas semua kegiatan operasi dengan target kesempurnaan. Konsep six sigma, berasal dari gagasan bahwa jika seseorang memiliki enam standar deviasi antara rata-rata proses dan batas spesifikasi terdekat, maka tidak ada item akan gagal memenuhi spesifikasi. 

Hal tersebut didasarkan pada metode perhitungan yang digunakan dalam studi kemampuan proses, yang diukur dalam unit sigma, yang disimbolkan dalam huruf Yunani "σ" (sigma). Six sigma disimbolkan dengan "". Makin tinggi sigma-nya, maka semakin baik kualitasnya, atau dengan kata lain semakin tinggi sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya.


Six sigma merupakan suatu strategi bisnis dengan konsep analisis statistik dengan cara meningkatkan kualitas menuju target 3,4 kegagalan dalam per satu juta kesempatan (Defects per Million Opportunities/DPMO) untuk setiap transaksi produk barang atau jasa. Hal tersebut sebagaimana pendapat dari Peter S. Pande, Robert P. Neuman, dan Ronald R. Cavanagh, dalam bukunya yang berjudul "The Sigma Way Team Fieldbook : An Implementation Guide for Project Improvement Teams", yang menyebutkan bahwa six sigma adalah sebuah visi peningkatan mutu menuju sasaran 3,4 kegagalan per sejuta peluang untuk tiap transaksi produk (barang dan jasa) yang dilakukan atau memotivasi upaya untuk mencapai keunggulan.

Kesempatan atau "opportunities" dalam Defects per Million Opportunities (DPMO) tersebut diartikan sebagai jumlah potensi (kesempatan) yang dapat mengakibatkan cacat (defect). 
  • Misalkan, dalam suatu unit produk terdapat 2 daerah potensi yang dapat mengakibatkan cacat (defect), jika suatu perusahaan memproduksi 100 unit produk maka akan terdapat 200 kesempatan cacat (defect).


DPMO (Defects per Million Opportunities) dapat dihitung dengan rumus :

DPMO = (D / (U x O)) x 1.000.000

Keterangan :
  • DPMO : Defects per Million Opportunities
  • D : jumlah defect
  • U : jumlah unit
  • O : jumlah kesempatan yang akan mengakibatkan cacat (opportunities)

Dalam banyak perusahaan, six sigma digunakan sebagai suatu strategi bisnis untuk mengurangi variasi output proses dalam jangka panjang, yang akan menghasilkan tidak lebih dari 3,4 bagian parts per million defective peluang atau peluang 3,4 Defects per Million Opportunities (DPMO), yang artinya adalah 3,4 cacat dalam satu juta kesempatan.


Perbedaan Defective dan Defects dalam DPMO. Dalam konsep six sigma, istilah defective dan defects sama-sama menyatakan kerusakan atau cacat pada suatu unit produk. Meskipun demikian kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan. Perbedaan antara defective dan defects adalah sebagai berikut :

1. Defective.
Defective adalah terganggunya fungsi atau nilai dari seluruh unit atau produk sehingga produk tersebut dinyatakan tidak dapat digunakan lagi atau tidak memenuhi standar kualitas produksi. Unit atau produk yang defective paling sedikit memiliki satu defect atau dengan kata lain, dalam satu unit produk defective dapat terdiri dari beberapa defects

2. Defects.
Defects adalah cacat, kesalahan, serta kekurangan atau ketidak-sempurnaan yang dapat menyebabkan berkurangnya nilai dari suatu unit produk. Apakah suatu cacat tunggal (single defect) dapat menyebabkan defective ? Hal tersebut tergantung pada spesifikasi produk maupun spesifikasi pelanggan.


DPMO (Defects per Million Opportunities) merupakan salah satu dari penilaian kapabilitas proses (process capability) untuk mengukur seberapa baiknya suatu proses produksi. Selain DPMO, kapabilitas proses juga dapat diukur dengan DPU (Defects per Unit), Z-score (Sigma Level), Cp dan Cpk.

Demikian penjelasan berkaitan dengan Defects per Million Opportunities (DPMO) dalam six sigma.

Semoga bermanfaat.