Metode Total Quality Management (TQM) Dan Perbedaannya Dengan Metode Manajemen Lainnya

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Total Quality Management (TQM), menurut Ishikawa adalah suatu sistem manajemen yang menempatkan mutu sebagai strategi usaha, melibatkan setiap fungsi dan anggota organisasi dalam upaya peningkatan mutu tersebut dan berorientasi sepenuhnya pada kepuasaan pelanggan dan karyawan. Senada dengan Ishikawa, Kid Sadgrove, menyebutkan bahwa TQM  merupakan suatu sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan suatu kegiatan yang diupayakan dengan benar (right first time), melalui perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement), dan memotivasi karyawan.

Cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas produk atau jasa yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan metode Total Quality Management (TQM).

Baca juga : Pengertian Total Quality Management (TQM)

Metode Total Quality Management (TQM). Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam program TQM, diantaranya adalah :

1. Metode W. Edwards Deming.
W. Edwards Deming memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan masalah dan pengendalian proses statistik atau disebut statistical process control (SPC), dengan salah satu metodenya yang terkenal adalah siklus deming (deming cycle). Siklus deming merupakan model perbaikan berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edwards Deming yang terdiri atas empat komponen utama, yang dikenal dengan Plan-Do-Check-Act (PDCA).
  • Plan atau mengembangkan rencana perbaikan. Merupakan langkah setelah dilakukan pengujian ide perbaikan masalah. Rencana perbaikan disusun berdasarkan prinsip 5 W (what, why, who, when, dan where) dan 1 H (how), yang dibuat secara jelas dan terinci serta menetapkan sasaran dan target yang harus dicapai dengan memperhatikan prinsip SMART (spesific, measurable, ettainable, reasonable, dan time).
  • Do atau melaksanakan rencana. Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, yang di mulai dari skala kecil dengan pembagian tugas yang dilakukan secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan setiap personil. Selama melakukan rencana tersebut harus pula dilakukan pengendalian yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga sasaran atau tujuan dapat tercapai.
  • Check/study atau memeriksa/meneliti hasil yang dicapai. Memeriksa atau meneliti hasil merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan perencanaan. Alat atau piranti yang dapat digunakan dalam memeriksa adalah pareto diagram, histogram, dan diagram kontrol.
  • Action atau melakukan tindakan penyesuaian jika diperlukan. Penyesuaian dilakukan jika dianggap perlu, yang didasarkan pada hasil analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

2. Metode Joseph M. Juran.
Joseph M. Juran mengartikan kualitas sebagai cocok atau sesuai untuk digunakan (fitness for use), yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Metode Joseph M. Juran dikenal dengan "Juran's Basic Steps to Progress", yang merupakan tiga langkah dasar yang harus dilakukan oleh perusahaan jika ingin mencapai kualitas tertinggi. Tiga langkah yang dimaksud Joseph M. Juran adalah :
  • mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak.
  • mengadakan program pelatihan secara luas.
  • membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Selain itu, Joseph M. Juran meyakini bahwa ada titik "diminishing return" dalam hubungan antara kualitas dan daya saing.

3. Metode Philip B. Crosby.
Philip B. Crosby dikenal dengan dengan anjuran manajemen "zero defect dan pencegahan", yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable quality level). Pandangan dari Philip B. Crosby tersebut dikenal sebagai dalil-dalil manajemen kualitas, yang menyebutkan bahwa :
  • definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan. Menurut Philip B. Crosby, yang dimaksud dengan kualitas adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan (conformance to requirements). Menurutnya, kurang sedikit saja dari persyaratan maka suatu barang atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Di mana persyaratan dimaksud dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta pasar atau persaingan.
  • sistem kualitas adalah pencegahan. Dalam suatu proses pasti adal input dan output. Dalam proses kerja internal terdapat beberapa kendali input, di mana proses pencegahan dilakukan, yaitu fasilitas dan perlengkapan, pelatihan dan pengetahuan, prosedur pedoman/manual operasi standar dan pedoman standar kualitas, serta standar kinerja/prestasi. Jika di masa lalu sistem kualitas adalah penilaian (appraisal), maka sekarang ini sistem kualitas adalah pencegahan.
  • kerusakan nol (zero effect) merupakan standar kinerja yang harus digunakan. Berbeda dengan konsep yang dianut di masa lalu yaitu konsep mendekati (close enough concept), Philip B. Crosby mengajukan konsep kerusakan nol (zero effect), yang menurutnya dapat tercapai jika perusahaan melakukan sesuatu dengan benar sejak awal dan setiap kali proses.
  • ukuran kualitas adalah price of non conformance. Yang dimaksud dengan Price of non conformance adalah biaya yang harus dikeluarkan karena melakukan kesalahan. Price of non conformance juga merupakan biaya yang dikeluarkan jika tugas dilaksanakan secara benar di mulai dari pertama kalinya. Kualitas harus merupakan sesuatu yang dapat diukur, demikian halnya dengan biaya untuk menghasilkan kualitas juga harus dapat diukur. Sedangkan biaya mutu merupakan penjumlahan antara price of non conformance dan price of conformance. Dan untuk keperluan tersebut dibutuhkan konfirmasi persyaratan dari pelanggan.


Perbedaan Metode Total Quality Management (TQM) dengan Metode Manajemen yang Lain. Terdapat empat perbedaan pokok antara TQM dengan metode manajemen lainnya. Perbedaan tersebut adalah :
  • Asas intelektualnya. Hampir semua teori dan teknik manajemen berasal dari ilmu-ilmu sosial. Seperti, ilmu ekonomi mikro dasar dari sebagian besar teknik manajemen keuangan, ilmu psikologi dasar dari teknik pemasaran, ilmu sosiologi dasar konseptual bagi desain organisasi. Sedangkan dasar teori dari TQM adalah statistika. Inti dari TQM adalah pengendalian proses statistika yang didasarkan pada sampling dan analisis varians.
  • Proses diseminasi atau penyebarannya. Penyebaran hampir semua manajemen modern bersifat hirarkies dan top-down, yang dipelopori oleh perusahaan-perusahaan besar seperti : General Electric, IMB, dan General Motors. Sedang gerakan perbaikan kualitas  atau TQM bersifat bottom up, yang dipelopori oleh perusahaan-perusahaan kecil. Dalam implementasi TQM, penggerak utamanya tidaklah selalu manajer puncak, tetapi sering dijumpai penggerak utamanya adalah manajer departemen atau manajer divisi.  
  • Sumber inovasinya. Hampir semua teknik manajemen bersumber dari sekolah bisnis dan perusahaan konsultan manajemen, sedangkan TQM sebagian besar dihasilkan oleh para pionir yang pada umumnya insinyur teknik industri dan ahli fisika yang bekerja di sektor industri dan pemerintahan.
  • Asal negara kelahiran dan perkembangannya. Kebanyakan konsep dan teknik manajemen keuangan, pemasaran, manajemen strategik, dan desain organisasi berasal dari Amerika Serikat yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Sedangkan TQM, meskipun pada awalnya berasal dari Amerika Serikat tetapi lebih banyak dikembangkan di Jepang dan kemudian menyebar dan berkembang di Amerika Utara dan Eropa.


Filosofi dari Total Quality Management (TQM) adalah selalu meningkatkan kualitas barang atau jasa untuk memenuhi dan meningkatkan kepuasan pelanggan, sebagai strategi jangka panjang perusahaan dalam bersaing dan bertumbuh.

Demikian penjelasan berkaitan dengan metode total quality management (TQM) dan perbedaannya dengan metode manajemen lainnya.

Semoga bermanfaat.