Manajemen Persediaan (Inventory Management) : Pengertian, Fungsi, Tujuan, Dan Metode Manajemen Persediaan, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Manajemen PersediaanPersediaan atau inventory, dalam sudut pandang ilmu ekonomi dan manajemen, merupakan suatu aktiva yang menempati posisi yang cukup penting dalam perusahaan, terutama dalam perusahaan manufaktur (industri) dan perusahaan dagang. Pada umumnya, wujud dari persediaan adalah berbentuk barang yang disimpan guna keperluan siklus usaha atau keperluan penjualan. Secara umum, persediaan  atau  inventory dapat diartikan sebagai segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.


Ikatan Akuntan Indonesia
dalam  PSAK Nomor : 14 Tahun 2007, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan adalah aset. Aset dimaksud terdiri dari tiga hal, yaitu barang yang ada untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, barang dalam proses produksi dan/atau dalam perjalanan, serta barang dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Sedangkan Suyadi Prawirosentono, dalam bukunya yang berjudul "Manajemen Operasi", menjelaskan bahwa persediaan dapat diartikan dalam dua hal, yaitu :
  • dari sudut pandang perusahaan manufaktur, persediaan merupakan simpanan bahan baku dan barang setengah jadi yang akan diproses menjadi barang jadi, dan memiliki nilai tambahan dari segi ekonomis, yang kemudian akan dijual ke konsumen atau pihak ketiga.
  • dari sudut pandang perusahaan dagang, persediaan merupakan simpanan barang dagangan dalam bentuk sudah jadi yang siap untuk dijual.


Salah satu fungsi dari manajemen adalah pengendalian (controlling). Dalam kaitannya dengan persediaan, pengendalian persediaan atau inventory control merupakan salah satu hal yang penting dalam perusahaan, khususnya dalam manajemen produksi dan manajemen operasional. Persediaan yang  berlebihan akan menyebabkan pengeluaran biaya yang tinggi, seperti biaya penyimpanan, risiko kerusakan pada persediaan, dan lain sebagainya. Sedangkan persediaan yang tidak cukup akan menyebabkan terhambatnya proses produksi, sehingga memiliki risiko hilangnya penjualan dan ketidak-puasan konsumen akibat dari keterlambatan produksi barang. Untuk itulah diperlukan adanya manajemen persediaan (inventory management).

Manajemen persediaan atau inventory management adalah suatu kegiatan untuk dapat menjaga jumlah optium dari barang yang telah dimiliki oleh suatu perusahaan. Manajemen persediaan dapat juga berarti suatu pengawasan terhadap aset non kapital (persediaan) dan stock barang. Manajemen persediaan yang baik adalah manajemen persediaan yang dapat menjaga keseimbangan antara investasi persediaan dengan tingkat pelayanan kepada konsumen.


Fungsi Manajemen Persediaan. Manajemen persediaan sangat penting bagi perusahaan. Fungsi utama dari manajemen perusahaan adalah menyediakan pasokan bahan yang berkelanjutan bagi proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk itu, manajemen persediaan harus dapat menentukan titik perbedaan antara terlalu banyak dan terlalu sedikit, sehingga persediaan barang akan selalu tersedia tanpa pernah kehabisan atau kelebihan stock barang persediaan. 


Tujuan Manajemen Persediaan. Berdasarkan fungsi dari manajemen persediaan tersebut, maka tujuan dari diadakannya manajemen persediaan diantaranya adalah sebagai berikut :
  • memastikan adanya persediaan melalui safety stock.
  • mengantisipasi adanya suatu perubahan permintaan dan penawaran.
  • mengantisipasi suatu permintaan yang dapat diramalkan.
  • mengurangi atau menghilangkan risiko dalam keterlambatan pengiriman barang.
  • memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian barang persediaan.
  • menyesuaikan dengan jadwal suatu produksi. 
  • mendapatkan suatu keuntungan dari quantity discount.
  • memberikan komitmen terhadap konsumen.

Baca juga : Manajemen Produksi

Metode Manajemen Persediaan. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam manajemen persediaan. Beberapa metode dimaksud adalah :

1. Peninjauan Stock Manual.
Peninjauan stock manual merupakan metode manajemen persediaan yang paling sederhana dan paling banyak digunakan, terutama untuk bisnis yang berskala kecil. Metode peninjauan stock manual menggunakan perhitungan stock barang secara manual. Metode ini dapat memberikan ukuran kontrol atas proses manajemen persediaan, tetapi akan memakan waktu yang sangat lama dan rentan terhadap kesalahan. Peninjauan stock secara manual melibatkan analisis stock reguler versus kebutuhan masa depan yang diproyeksikan. 

2. Metode EOQ (Economic Order Quantity).
Metode EOQ (Economic Order Quantity) atau metode kuantitas pesanan ekonomi, merupakan salah satu metode manajemen persediaan yang dilakukan dengan cara membeli persediaan sesuai dengan pesanan yang diterima. Metode ini banyak membawa manfaat, mulai dari tidak adanya biaya pemeliharaan barang persediaan hingga tidak adanya biaya gudang untuk menyimpan sisa barang produksi.

3. Metode MRP (Material Requirement Planning).
Metode MRP (Material Requirement Planning) atau metode perencanaan kebutuhan material, merupakan satu metode dalam manajemen persediaan berupa pengendalian dan perencanaan persediaan untuk menjamin selalu tersedianya bahan baku untuk proses produksi. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk memastikan barang persediaan dalam jumlah yang sedikit. Karena semakin sedikit jumlah persediaan, maka biaya untuk menjaga persediaan tersebut juga akan semakin sedikit. Dalam metode ini akan dilakukan beberapa perencanaan, mulai dari penjadwalan pembelian, penjadwalan produksi, hingga waktu pengiriman persediaan bahan baku.

4. Metode JIT (Just In Time).
Metode JIT (Just In Time) atau metode tepat waktu, merupakan satu metode dalam manajemen persediaan yang memungkinkan perusahaan untuk sebisa mungkin tidak menyetok atau memiliki barang persediaan, dengan kata lain perusahaan berusaha untuk memliki persediaan 0 atau mendekati 0. Hal tersebut dimaksudkan agar perusahaan tidak mengeluarkan biaya persediaan. Dalam metode ini, perusahaan akan mengusahakan untuk membeli persediaan hanya saat sedang dibutuhkan saja. Dengan demikian, jumlah barang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan tidak akan ada sisa. Hal tersebut dapat dilakukan oleh perusahaan karena terbinanya hubungan baik dengan para pemasok bahan baku, sehingga membuat para pemasok tersebut seolah-olah bagian dari perusahaan. Sehingga  kapanpun dan berapapun perusahaan membutuhkan bahan baku, pemasok akan selalu siap menyuplai persediaan. 
Keuntungan metode JIT (Just In Time) adalah permintaan pelanggan dapat dipenuhi tanpa perlu menjaga jumlah produk di tangan. Sedangkan kelemahan metode JIT (Just In Time) adalah apabila salah membaca permintaan pasar atau bermasalah dengan pemasok bahan dapat menyebabkan masalah kehabisan stock persediaan. 

5. Metode ABC.
Metode ABC, merupakan satu metode dalam manajemen persediaan di mana akan dilakukan penggolongan persediaan berdasarkan nilai serta persediaan. Nilai adalah nilai total dari persediaan, bukan harga persediaan per unit. Setiap item persediaan akan diberikan label sesuai kelasnya masing-masing. Hal ini dilakukan karena setiap item persediaan diperlakukan dengan berbeda. Keuntungan metode ABC adalah memberikan kontrol yang lebih baik atas barang-barang yang bernilai tinggi. Sedangkan kelemahan metode ABC adalah membutuhkan sejumlah besar sumber daya untuk menginventaris semua kategori barang persediaan.

6. Metode Periodic Review.
Metode periodic review, merupakan satu metode dalam manajemen persediaan yang memungkinkan dilakukannya pemesanan persediaan bahan dalam jarak waktu yang sama. Jadwal pesan barang sudah terjadwal secara rutin, sehingga manajer keuangan dapat memperkirakan berapa pengeluaran untuk pembelian bahan baku tersebut. Keuntungan dari metode periodic review adalah :
  • mampu meredam fluktuasi permintaan kebutuhan bahan baku. 
  • sangat mudah dilakukan karena tidak perlu melewati proses administrasi yang panjang, karena proses pembelian persediaan sudah terjadwal rutin.
Sedangkan kelemahan dari metode periodic review adalah :
  • mengharuskan perusahaan untuk memperbanyak stock persediaan untuk mengantisipasi adanya pemesanan produksi yang mendadak. 
  • membutuhkan biaya penyimpanan dan perawatan persediaan yang tinggi.


Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Persediaan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan adalah :
  • dana yang tersedia dalam suatu perusahaan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap prioritas pembelian persediaan, jenis barang apa yang harus segera dibeli dan jenis barang apa yang dapat ditunda untuk dibeli.
  • lead time atau waktu tunggu barang yang dipesan. Mulai dari saat pemesanan sampai dengan barang diterima oleh perusahaan.
  • frekuensi penggunaan barang. Semakin sering digunakan, maka akan semakin sedikit persediaan yang tersedia.
  • daya tahan persediaan. Barang persediaan yang tidak memiliki daya tahan lama, harus segera cepat digunakan atau dijual.

Selain itu, pengelolaan manajemen persediaan juga dipengaruhi oleh jenis atau tipe persediaan yang ada. Terhadap jenis atau tipe persediaan yang berbeda, maka faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan juga adakan berbeda, misalnya : 
  • bahan mentah (bahan baku). Terhadap bahan mentah (bahan baku), faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan adalah perkiraan produksi, ketersediaan barang di pemasok, penjadwalan pembelian bahan mentah dan produksi, kondisi barang cepat rusak atau tidak, barang mentah tersebut termasuk barang musiman atau tidak, dan lain sebagainya.
  • barang dalam proses (barang setengah jadi). Barang dalam proses (barang setengah jadi) adalah barang hasil produksi bahan baku, tetapi belum layak jual. Terhadap barang dalam proses (barang setengah jadi), faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan adalah lamanya waktu produksi dari bahan mentah mulai diproses hingga menjadi barang jadi.   
  • barang jadi. Barang jadi adalah barang yang telah selesai proses produksi dan siap untuk dijual. Terhadap barang jadi, faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan adalah proses penjualan. Semakin banyak barang jadi yang dijual maka akan semakin sedikit barang jadi yang disimpan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian manajemen persediaan (inventory management), fungsi, tujuan, dan metode manajemen persediaan, serta faktor yang mempengaruhi manajemen persediaan (inventory management).

Semoga bermanfaat.