Pengertian Reseller. "Reseller" merupakan suatu istilah yang berasal dari penggabungan dari dua kata, yaitu "re" dan "seller", yang dalam bahasa Inggris "re" merupakan preposisi yang berarti kembali dan "seller" berarti penjual. Sehingga secara terminologis, reseller dapat diartikan dengan menjual kembali suatu produk yang dilakukan oleh penjual setelah penjual tersebut membelinya. Reseller juga dapat berarti suatu perusahaan atau perorangan yang membeli suatu barang atau jasa dari produsen dengan tujuan menjualnya kembali ke konsumen akhir untuk memperoleh keuntungan.
Seorang reseller dapat membeli barang dagangan dari mana saja, dapat membeli dari pihak produsen, supllier, distributor, agen, grosir, dan lain sebagainya, bahkan seorang reseller dapat membeli barang dagangan dari reseller lainnya. Selanjutnya reseller akan menyimpan atau menstok barang dagangan tersebut sebagai persediaan untuk kemudian akan ia jual kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga awal yang dibeli oleh reseller tersebut.
Reseller berbeda dan bukan bagian dari supllier. Untuk menjadi seorang reseller, harus mempunyai modal sendiri untuk membeli produk yang akan dijualnya dari produsen, serta mempunyai tempat untuk menyimpan barang-barang dagangannya.
- Dari sudut pandang produsen, bekerja sama dengan reseller merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif karena dapat menjual barang dalam jumlah besar dan dengan waktu yang cepat. Sedangkan dari pihak reseller sendiri, jenis bisnis perdagangan seperti ini merupakan peluang yang sangat menguntungkan karena tidak perlu repot untuk memproduksi barang atau jasa sendiri, tetapi cukup memasarkan produk yang sudah ada.
Baca juga : Pengertian Dan Konsep Manajemen Pemasaran
Ciri-Ciri Reseller. Reseller mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- memiliki modal awal yang cukup besar untuk membeli barang yang akan dijualnya kembali.
- berhubungan dan membeli barang langsung dari produsen.
- membeli barang dagangan dalam jumlah banyak, sehingga harga barang yang diperoleh memiliki selisih harga yang besar antara pembelian dan penjualan.
- memiliki stock barang dagangan yang cukup banyak.
- strategi penjualan dengan cara menawarkan langsung barang yang dijual kepada konsumen, dapat dijual melalui toko atau secara online melalui media sosial atau platform marketplace yang tersedia.
- dapat menentukan sendiri harga barang yang akan dijualnya (dapat menentukan keuntungan dari setiap barang yang dijualnya).
- memiliki resiko yang tinggi, apabila barang kurang laku atau rusak. Hal tersebut disebabkan karena reseller membeli barang dagangan yang dijualnya tersebut.
- reseller diijinkan menjual barang-barang dari produsen lain, baik barang-barang sejenis atau barang-barang yang berbeda.
Baca juga : Pengertian Dan Tugas Pemasaran
Kelebihan dan Kekurangan Reseller. Sebagaimana bisnis perdagangan yang lain, reseller juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan reseller adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan Reseller.
Beberapa kelebihan dari reseller adalah :
- tidak menghasilkan dan menciptakan (memproduksi) barang dan merek sendiri.
- bisa menjual berbagai macam dan merek barang, sehingga lebih mudah untuk mengembangkan usahanya.
- dapat mengelola stock barang karena telah membelinya terlebih dahulu dari produsen.
- dapat menyesuaikan sendiri besarnya keuntungan yang akan diambil dari setiap barang yang dijualnya, selain juga mempunyai kebebasan dalam waktu untuk melakukan usaha.
- tidak membutuhkan banyak dana untuk kepentingan marketing.
- bisa memanfaatkan banyak berbagai macam platform ecommerce yang tidak membutuhkan banyak dana.
- memiliki ikatan yang kuat dengan konsumen sehingga memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian ulang dalam jumlah yang lebih banyak.
2. Kekurangan Reseller.
Beberapa kekurangan dari reseller adalah :
- membutuhkan modal awal yang cukup besar untuk membeli produk barang yang akan dijual.
- harus menyiapkan tempat untuk menyimpan produk barang yang akan dijual.
- kurangnya kontrol atas kualitas barang yang akan dijual kembali. Seorang reseller biasanya akan membeli produk barang dalam jumlah yang banyak sesuai dengan ketentuan dari produsen.
- menanggung kerugian yang besar apabila barang rusak atau kurang laku. Kalaupun barang rusak atau kurang laku dapat ditukarkan ke produsen, hal tersebut membutuhkan proses dan waktu yang lama.
- mengerjakan banyak hal, mulai dari pembelian, penyimpanan barang, pemasaran, melayani konsumen, pengemasan, pengiriman, dan menerima komplain dari konsumen.
Persamaan dan Perbedaan Antara Reseller dan Dropshipping. Istilah dropshipping mulai populer semenjak maraknya bisnis perdagangan secara online. Dropshipping merupakan suatu teknik pemasaran online di mana pelaku bisnis tidak perlu memiliki simpanan stok barang yang banyak, bahkan tidak memiliki stok barang apapun karena ketika pelaku bisnis mendapat pesanan (order) barang dari konsumen, ia akan langsung meneruskan pesanan (order) tersebut berikut detail pengirimannya kepada produsen yang sudah diajak untuk bekerja sama, dan tentunya nama yang tercantum dalam barang pesanan (order) yang dikirimkan ke konsumen adalah nama usaha atau toko si pelaku bisnis dropshipping.
Sebagai pihak yang menjual kembali suatu produk kepada konsumen akhir, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara reseller dan dropshipping. Persamaan dan perbedaan antara reseller dan dropshipping tersebut adalah sebagai berikut :
1. Persamaan Antara Reseller dan Dropshipping.
Persamaan dari reseller dan dropshipping adalah keduanya berperan sebagai penjual atau sebagai bagian dari saluran distribusi suatu produk yang mengambil produk dari produsen kemudian produk tersebut dijual kembali kepada konsumen. Atau dengan kata lain, keduanya tidak memproduksi barang dagangan sendiri.
2. Perbedaan Antara Reseller dan Dropshipping.
Perbedaan antara reseller dan dropshipping dapat dilihat dari beberapa segi yaitu sebagai berikut :
a. Modal.
Dari segi modal, perbedaan antara reseller dan dropshipping adalah :
- Reseller, harus memiliki modal yang cukup untuk membeli barang dalam jumlah yang banyak, yang akan dijadikan sebagai stok barang dagangan.
- Dropshipping, tidak harus memiliki modal yang cukup, karena mereka tidak harus membeli barang dagangan apapun untuk dijadikan sebagai stok barang dagangan. Biaya yang dikeluarkan hanyalah berupa biaya kuota internet untuk operasional bisnisnya.
b. Stok barang.
Dari segi stok barang, perbedaan antara reseller dan dropshipping adalah :
- Reseller, stok barang merupakan hal utama dan penting. Umumnya, reseller akan melakukan pembelian barang dari produsen dalam jumlah yang banyak agar dapat memperoleh potongan harga atau memperoleh harga barang yang rendah, sehingga selisih harga pada saat menjual barang tersebut akan besar, yang merupakan keuntungan bagi reseller.
- Dropshipping, tidak harus memiliki stok barang dagangan, karena setiap ada pembelian barang ia akan menghubungkan langsung dengan produsen.
c. Strategi pemasaran.
Dari segi strategi pemasaran, perbedaan antara reseller dan dropshipping adalah :
- Reseller, pada umumnya menggunakan strategi pemasaran dengan cara menawarkan langsung barang dagangannya kepada konsumen, baik dengan cara offline yaitu melalui toko-toko ataupun dengan cara online yaitu melalui media sosial atau marketplace yang tersedia.
- Dropshipping, strategi pemasaran yang digunakan hanya secara online yaitu melalui media sosial atau marketplace yang tersedia, seperti shopee, tokopedia, amazon, dan lain sebagainya.
d. Keuntungan.
Dari segi keuntungan, perbedaan antara reseller dan dropshipping adalah :
- Reseller, keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan dropshipping. Hal ini karena reseller memperoleh produk dengan harga yang jauh lebih murah.
- Dropshipping, keuntungan yang diperoleh tidak sebesar reseller, karena ia hanya dapat menaikkan sedikit harga barang yang dijualnya.
e. Resiko.
Dari segi resiko, perbedaan antara reseller dan dropshipping adalah :
- Reseller, resiko yang dihadapi oleh reseller jauh lebih besar dibandingkan dropship. Hal ini dikarenakan reseller memiliki simpanan stok barang dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga apabila barang-barang tersebut tidak laku maka reseller akan menanggung resiko kerugian tersebut.
- Dropshipping, tidak menanggung resiko kerugian karena barang dagangan tidak laku terjual. Hal ini karena dropshipping tidak memiliki simpanan stok barang apapun.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian reseller, ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan reseller, serta perbedaan antara reseller dan dropshipping.
Semoga bermanfaat.