Metode Struktural Analitik Sintetik

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Untuk menciptakan suatu proses belajar mengajar yang baik diperlukan suatu metode belajar mengajar yang tepat, efektif, dan efisien. Salah satu metode belajar mengajar yang digunakan untuk anak sekolah dasar yang baru belajar membaca dan menulis adalah "Metode Sruktural Analitik Sintetik atau Metode SAS". Metode SAS mulai dikembangkan pada tahun 1974 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar (PKMM). 

Pengertian Metode Struktural Analitik Sintetik
. Maksud dari metode SAS adalah suatu metode pembelajaran membaca dan menulis yang diperuntukkan bagi siswa yang baru permulaan belajar membaca dan menulis dengan cara menampilkan suatu kalimat utuh, kemudian diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf -huruf yang berdiri sendiri, selanjutnya huruf-huruf tersebut disintesiskan lagi menjadi suku kata, kata, dan akhirnya menjadi kalimat yang utuh lagi. Jadi, dalam metode SAS terdapat tiga tahapan kegiatan, yaitu :
  • struktural. Pada tahap ini, guru akan menampilkan satu kalimat utuh. 
  • analitik. Pada tahap analitik atau tahap analisa, siswa diajak untuk mengenal konsep kata, yaitu dengan mengurai satu kalimat utuh ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Beberapa kata hasil dari penguraian kalimat tersebut, selanjutnya diurai lagi hingga pada wujud bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yaitu huruf-huruf.
  • sintetik. Kebalikan dari tahap analitik tersebut, pada tahap sintetik atau tahap menyimpulkan, satuan-satuan bahasa terkecil atau huruf-huruf tersebut disusun kembali menjadi suku kata-suku kata, kemudian menjadi kata-kata, selanjutnya disusun menjadi satu kalimat yang utuh kembali. Dengan proses sintetik ini, siswa akan menemukan kembali wujud dari struktur semula, yaitu sebuah kalimat utuh. 


Dasar Pengembangan Metode Struktural Analitik Sintetik. Pengembangan metode SAS didasarkan atau dilandasi oleh beberapa disiplin, yaitu :
  • filsafat strukturalisme. Dalam filsafat strukturalisme disebutkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia merupakan suatu struktur yang terdiri atas berbagai komponen yang terorganisasi secara teratur. Setiap komponen terdiri atas bagian yang lebih kecil, yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Menurut filsafat strukturalisme, bahasa merupakan suatu sistem yang berstruktur yang tersusun dari bagian-bagian (kata dan huruf) yang saling berkaitan.
  • psikologi gestalt. Dalam psikologi gestalt disebutkan bahwa pertama kali orang akan menilai  sesuatu di luar diri manusia melalui bentuk keseluruhan atau global, kemudian dilanjutkan dengan mengenali bagian-bagiannya. Semakin sering seseorang mengamati sesuatu, maka akan semakin tampak jelas bagian-bagiannya. Penilaian atas bagian-bagian dari keseluruhan tersebut merupakan proses analitik sintetik. Menurut psikologi gestalt, proses analitik sintetik dalam diri manusia adalah proses yang wajar karena manusia memiliki sifat melik atau ingin tahu.
  • pedagogi. Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam mengajar. Istilah pedagogi merujuk pada strategi pembelajaran atau strategi dalam mengajar. Dalam pedagogi, mendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya serta pengalamannya. Guru harus mampu membimbing siswa untuk mengembangkan kedua potensi tersebut, khususnya dalam aspek bahasa dan kebahasaan. Selain itu, guru juga harus dapat membimbing siswa untuk menemukan jawaban dalam memecahkan masalah. Dalam kata lain, mendidik pada dasarnya adalah mengorganisasikan potensi dan pengalaman siswa.
  • linguistik atau kebahasaan. Bahasa adalah tuturan bukan tulisan, yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Unsur dari bahasa adalah kalimat. Dalam linguistik, pembelajaran yang dianjurkan adalah analisa secara normatif, maksudnya adalah siswa diajak untuk membedakan penggunaan bahasa yang salah dan yang benar, serta membedakan antara bahasa baku dan bahasa yang tidak baku. 


Prinsip Metode Struktural Analitik Sintetik. Beberapa prinsip dalam metode SAS adalah sebagai berikut :
  • kalimat adalah unsur bahasa terkecil sehingga pengajaran dengan menggunakan metode SAS harus dimulai dengan menampilkan kalimat secara utuh dan lengkap berupa pola-pola kalimat dasar.
  • struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbulkan konsep yang jelas dalam pemikiran siswa.
  • adakan analisis terhadap struktur kalimat tersebut untuk unsur-unsur struktur kalimat yang ditampilkan.
  • unsur-unsur yang ditemukan tersebut kemudian dikembalikan pada bentuk semula (sintetik).
  • struktur yang dipelajari hendaknya merupakan pengalaman bahasa siswa sehingga mereka mudah memahami serta mampu menggunakannya dalam berbagai situasi.


Pelaksanaan Metode Struktural Analitik Sintetik. Menurut Momo dalam bukunya yang  berjudul "Penggunaan Metode SAS dalam Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar", menjelaskan bahwa pelaksanaan metode SAS dalam membaca permulaan dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu : 

1. Membaca tanpa buku.
Langkah pengajaran dalam membaca permulaan tanpa buku adalah sebagai berikut :
  • merekam bahasa anak. Dalam kegiatan ini guru akan menanyakan tentang keadaan sekitar keluarga siswa. Tujuannya adalah untuk memunculkan kalimat yang akan dijadikan sebagai dasar bahan membaca. Bahan yang digunakan siswa dalam percakapan direkam sebagai bahan bacaan, hal tersebut akan mempermudah siswa karena bahasa yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah bahasa siswa itu sendiri.
  • menampilkan gambar sambil bercerita. Dalam kegiatan ini guru menyiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan bahan, kemudian sambil bercerita guru akan menempelkan gambar tersebut ke papan tulis. Melalui gambar tersebut guru dapat mengajukan sejumlah pertanyaan kepada anak. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memunculkan kalimat pada anak.
  • membaca gambar. Dalam kegiatan ini guru menunjukkan sebuah gambar, kemudian siswa disuruh untuk mengucapkan apa yang dilihat pada gambar tersebut dengan kalimatnya sendiri. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa belajar membaca gambar.
  • membaca gambar dengan kartu kalimat. Setelah siswa dapat membaca beberapa gambar yang diperlihatkan oleh guru dengan kalimat yang benar, guru dapat meletakkan kartu kalimat di bawah gambar tersebut. Guru membaca kartu kalimat dan siswa mengulanginya.
  • proses struktural. Setelah siswa mulai dapat membaca tulisan, selanjutnya gambar sedikit demi sedikit dikurangi, sehingga pada akhirnya siswa dapat membaca tanpa dibantu gambar. Dalam kegiatan ini digunakan kartu kalimat. Dengan dihilangkannya gambar, maka yang dibaca adalah kalimat.
  • proses analitik. Jika proses belajar berjalan dengan baik, maka siswa akan mendengar dan melihat adanya kelompok-kelompok yang diucapkan atau dibacanya. Proses analitik dimulai dengan menguraikan kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, dan suku kata menjadi huruf. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengenal huruf-huruf dalam kalimat tersebut.
  • proses sintetik. Setelah mengenal huruf, huruf dalam kalimat yang diuraikan tersebut kemudian dirangkaikan lagi menjadi suku kata dan suku kata menjadi kalimat yang utuh seperti semula.

2. Membaca dengan buku.
Dalam membaca dengan menggunakan buku, siswa akan memulai membaca tulisan yang bahannya diambil dari bahan yang telah dipelajari pada waktu siswa menguraikan huruf-huruf pada saat membaca tanpa buku. Buku yang digunakan adalah buku paket dan buku pelengkap, dengan kegiatan sebagai berikut :
  • memberikan contoh cara membaca pola kalimat yang tersedia dengan lafal dan intonasi yang baik dan benar.
  • membaca dengan nyaring bacaan secara bersama-sama.
  • membaca setiap baris kalimat secara bergantian, dengan demikian guru dapat mengetahui kemampuan membaca siswanya.
  • membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Apabila dinilai siswa belum mampu mengenal huruf, pergunakan kembali kartu-kartu kalimat, kata dan huruf yang pernah dipakai dalam kegiatan membaca tanpa buku.
Kegiatan membaca dengan menggunakan buku bertujuan untuk melancarkan dan memantapkan siswa dalam membaca. 


Kelebihan dan Kekurangan Metode Struktural Analitik Sintetik. Sebagai suatu metode yang digunakan untuk proses belajar mengajar, metode SAS mempunyai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan metode belajar mengajar yang lain. Berikut kelebihan dan kekurangan metode SAS :

1. Kelebihan Metode Struktural Analitik Sintetik :
  • memenuhi tuntutan jiwa siswa yang memiliki sifat ingin tahu terhadap sesuatu dan segala sesuatu yang ada di luar dirinya.
  • metode SAS sejalan dengan prinsip linguistik (kebahasaan), yang memandang satuan bahasa terkecil untuk berkomunikasi adalah kalimat. Metode SAS dapat membantu siswa untuk menguasai bacaan dengan lancar.
  • metode SAS menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman berbahasa anak. Oleh karenanya, pengajaran akan lebih bermakna bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui anak.
  • metode SAS sesuai dengan prinsip inkuiri atau menemukan sendiri. Anak akan mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri.
  • menuntun siswa untuk berpikir analitik dengan cara membiasakannya ke arah pendekatan bahasa adalah sebuah struktur, struktur terorganisasikan atas unsur-unsur secara teratur, dan kehidupan merupakan struktur yang terdiri dari bagian-bagian yang tersusun secara teratur.
  • dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa, siswa dapat lebih mudah mengikuti prosedur pembelajaran dan dengan cepat dapat menguasai keterampilan membaca pada kesempatan berikutnya.

2. Kekurangan Metode Struktural Analitik Sintetik :
  • banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode SAS, bahkan untuk beberapa sekolah tertentu sulit untuk dilaksanakan. 
  • metode SAS hanya akan efektif dilakukan untuk pembelajaran di perkotaan dan tidak di pedesaan. 
  • siswa cenderung menghafal bacaan tanpa melihat detail bacaan tersebut dalam bentuk kata atau huruf.
  • metode SAS mempunyai mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif, terampil, dan sabar. Tuntutan semacam itu dipandang sangat sulit untuk kondisi pengajar saat ini, oleh karenanya agak sulit menganjurkan para pengajar untuk menggunakan metode SAS ini, sehingga diberbagai tempat metode SAS ini tidak dilaksanakan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian metode struktural analitik sintetik, dasar pengembangan, prinsip, dan pelaksanaan metode struktural analitik sintetik, serta kelebihan dan kekurangan metode struktural analitik sintetik.

Semoga bermanfaat.