Setiap perusahaan pasti akan memberlakukan prinsip ekonomi, yaitu melakukan proses produksi dengan biaya serendah-rendahnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan dalam usahanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar adalah dengan menerapkan sistem otomasi industri, yaitu penggunaan mesin-mesin moderen berbasis teknologi untuk meningkatkan jumlah produksinya.
Perkembangan teknologi otomasi di mulai sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada abad kedelapan belas, tepatnya saat ditemukan komponen governor sentrifugal yang berfungsi untuk mengontrol kecepatan mesin uap. Pada tahun 1932, Nyquist mengembangkan suatu prosedur sederhana untuk menentukan kestabilan sistem loop tertutup pada basis respon loop terbuka terhadap masukan tunak (steady state) sinusoida. Pada tahun 1934, Hazien, memperkenalkan istilah servo mekanisme untuk sistem kontrol posisi. Selanjutnya teknologi otomasi semakin berkembang, dengan ditemukannya komponen mikroelektronik dalam bentuk IC (Integrated Circuit) pada awal tahun 1960-an, dan semakin berkembang pesat sejak munculnya mikroprosesor pada tahun 1973. Sejak saat itulah teknologi otomasi memasuki berbagai sektor kegiatan manusia, terutama dalam dunia industri.
Baca juga : Proses Produksi (Production Process) : Pengertian, Tujuan, Karakteristik, Jenis, Dan Tahapan Proses Produksi
Pengertian Sistem Otomasi Industri. Pada dasarnya, maksud dari sistem otomasi industri adalah suatu penerapan teknologi dalam bidang industri yang berkaitan dengan sistem mekanis, eloktronik, dan sistem informasi berbasis komputer untuk mengoperasikan dan mengendalikan produksi. Sistem otomasi industri juga dapat berarti penerapan atau penggunaan berbagai perangkat kontrol berbasis teknologi dan komputasi dalam suatu proses industri dengan tujuan untuk memberikan kinerja kontrol secara otomatis serta menggantikan tenaga kerja manusia. Strategi kontrol dengan menggunakan dan mengimplementasikan serangkaian teknologi tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan kinerja atau output yang diinginkan yang berkaitan dengan peningkatan hasil produksi dan peningkatan penghasilan dari suatu perusahaan.
Komponen Sistem Otomasi Industri. Terdapat berbagai komponen dalam penerapan sistem otomasi produksi. Beberapa komponen dimaksud diantaranya adalah :
- sensor dan akuator. Dalam sebuah industri, sensor akan merasakan berbagai variabel dan mengubahnya menjadi sinyal listrik atau optik. Sedangakan akuator akan mengubah sinyal listrik ke alat mekanis untuk mendapatkan kontrol atas proses mesin produksi.
- komputer industri. Komputer industri, seperti Programmable Logic Controllers (PLC), merupakan suatu perangkat lunak yang digunakan sebagai alat kontrol dalam proses produksi.
- Human Machine Interface. Human machine interface merupakan seperangkat alat berbasis teknologi visual dan teknologi lainnya, yang menawarkan fasilitas seperti menampilkan informasi di layar komputer, mencatat hasil dalam database, memberikan sinyal alarm, dan lain sebagainya.
- sistem komunikasi. Dalam industri, terdapat banyak sensor, akuator, pengontrol personal computer, dan perangkat kontrol lainnya yang didistribusikan secara geografis dan berinteraksi satu sama lain melalui beberapa bus data, yaitu : 1. bus factory atau pabrik, yang menghubungkan tingkat organisasi yang lebih tinggi ke tingkat pengawas, 2. bus proses, yang menghubungkan komputer tingkat pembimbing ke perangkat kontrol seperti programmable logic controllers, dan 3. bus lapangan, yang menghubungkan antara intrumen lapangan dan perangkat kontrol.
Baca juga : Manajemen Produksi
Jenis Sistem Otomasi Industri. Sistem otomasi industri dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
- otomasi tetap (fixed automation). Sistem otomasi tetap diterapkan untuk suatu tugas rutin yang berulang-ulang yang tidak berubah dari satu produk ke produk lainnya. Mesin otomasi tetap digunakan untuk proses produksi yang konstan dan berskala besar. Sistem ini akan menghasilkan barang produksi dengan tingkat kecepatan, akurasi, dan keamanan yang tinggi.
- otomasi yang dapat diprogram (programmable automation). Dalam sistem otomasi yang dapat diprogram, tugas produksi ditangani oleh program komputer yang memberikan instruksi secara spesifik kepada mesin. Proses ini bisa sangat bervariasi dari bagian ke bagian, karena angineer memodifikasi serangkaian instruksi yang sesuai dengan spesifikasi barang produksi yang diinginkan.
- otomasi fleksibel (flexible automation). Dalam sistem otomasi fleksibel atau soft automation, produksi dilakukan dengan lebih fleksibel, dengan menggunakan perintah yang ditentukan dalam program komputer. Engeneer dapat mengubah kode maupun urutan langkah proses produksi untuk mendapatkan spesifikasi barang produksi yang diinginkan.
- otomasi terintegrasi (intregrated automation). Dalam sistem otomasi terintegrasi semua proses ditangani oleh komputer, keterlibatan manusia dalam proses kontrol sangat kecil. Komputer akan mendesain bagian yang diperlukan, menguji desain, membuat bagian-bagian dan memproduksi barang-barang.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Otomasi Industri. Sistem otomasi industri yang diterapkan dalam suatu perusahaan industri mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan sistem otomasi industri adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan Sistem Otomasi Industri.
Berikut beberapa kelebihan sistem otomasi industri adalah :
- mempersingkat waktu produksi. Penggunaan mesin dan teknologi dalam sistem otomasi industri akan mempercepat dan mempermudah proses produksi, sehingga dengan penerapan sistem otomasi produksi akan meningkatkan jumlah produksi dari suatu industri.
- mengurangi tingkat kesalahan atau kegagalan dalam produksi. Penggunaan mesin produksi yang berteknologi tinggi dengan baik, akan menekan tingkat kesalahan atau kegagalan dalam proses produksi.
- meningkatkan akurasi dan pengulangan dalam proses produksi. Mesin produksi yang terprogram dengan baik dapat melakukan tugasnya secara berulang-ulang dengan tingkat akurasi yang tinggi.
- meningkatkan jumlah produksi. Penggunaan mesin dalam proses produksi akan meningkatkan jumlah barang yang dapat diproduksi, hal tersebut tentunya akan berakibat pada meningkatnya keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan.
- mengurangi biaya produksi. Penggunaan mesin dalam proses produksi akan menekan biaya produksi termasuk di dalamnya mengurangi biaya operasional untuk membayar karyawan. Karena dengan penggunaan mesin dalam proses produksi, otomatis tidak banyak membutuhkan tenaga manusia dalam proses produksi.
- meningkatkan keamanan. Penggunaan mesin dalam proses produksi, secara langsung juga akan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dalam proses produksi.
2. Kekurangan Sistem Otomasi Industri.
Berikut beberapa kekurangan sistem otomasi industri adalah :
- investasi yang besar. Penggunaan mesin dan teknologi dalam suatu perusahaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal tersebut dikarenakan harga dan biaya perawatan dari mesin-mesin produksi terhitung sangat mahal.
- kurang fleksibel. Mesin-mesin produksi hanya dapat bekerja sesuai dengan peruntukannya atau sesuai dengan yang program yang digunakannya. Sehingga tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan menggunakan mesin-mesin produksi tersebut.
- meningkatnya pengangguran. Penggunaan mesin dalam proses produksi akan mengurangi tenaga kerja manusia. Hal tersebut tentunya berpotensi meningkatnya angka penggangguran.
- meningkatnya polusi atau limbah. Apabila tidak dikelolan dengan baik, penggunaan mesin dalam proses produksi akan menimbulkan permasalahan lingkungan, seperti polusi udara, pencemaran sungai, dan lain sebagainya.
- biaya tidak terduga. Penggunaan mesin dan teknologi akan memunculkan biaya-biaya yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hal tersebut berkaitan dengan biaya perawatan dan pemeliharaan preventif, biaya pelatihan, biaya peningkatan kapasitas produksi mesin, dan lain sebagainya.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian, komponen dan jenis sistem otomasi industri (industrial automation system), serta kelebihan dan kekurangan sistem otomasi industri.
Semoga bermanfaat.