Sejarah Perkembangan Geografi Dan Tokoh Geografi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Sifat manusia yang selalu ingin tahu dan kecenderungan manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, membuat manusia selalu berinteraksi dengan alam sekitarnya. Jauh sebelum manusia mengenal adanya teknologi seperti saat ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut manusia seringkali berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden). Perpindahan yang dilakukan manusia tersebut telah memberikannya pengalaman dan pengetahuan tentang bumi dan segala isinya.

Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan geografi berawal dari mitologi-mitologi yang berkembang di masyarakat pada saat itu. Seiring dengan perkembangan alam pikir manusia dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mulai melakukan perjalanan dan penjelajahan ke berbagai tempat di belahan bumi. Dari sinilah mulai lahir catatan-catatan perjalanan yang menjadi dasar perkembangan ilmu geografi.

Baca juga : Pengertian Geografi Dan Cabang Ilmu Geografi

Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menjadi bagian dan tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berikut sejarah singkat perkembangan ilmu geografi :

1. Geografi Jaman Klasik.
Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'geo' yang berarti bumi, dan 'graphien' yang berarti tulisan atau penjelasan. Geografi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari (memberikan penjelasan) tentang bumi, atau secara singkat geografi adalah ilmu bumi. Geografi sudah dikenal sejak jaman Yunani Kuno di mana pada saat itu pengetahuan dipengaruhi oleh mitologi. Barulah setelah abad ke-6 sebelum masehi pengetahuan tentang bumi mulai mempunyai dasar ilmu alam, ilmu pasti dan proses penyelidikan tentang bumi dilakukan dengan memakai logika.

Pada masa sebelum masehi, pandangan dan paham geografi banyak dipengaruhi oleh paham filsafat dan sejarah. Uraian geografi bersifat sejarah, sedangkan uraian sejarah bersifat geografi. Pada masa ini juga sudah mulai dikenal adanya peta bumi dan atau lukisan fisis daerah tertentu.

Pemikir utama pada awal perkembangan ilmu geografi jaman klasik adalah :
  • Thales dari Miletus (640 - 546 SM), banyak menggali informasi tentang geografi. Thales beranggapan bahwa bumi berbentuk keping silender yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya.
  • Anaximandros (550 SM), seperti halnya Thales, ia juga beranggapan bumi berbentuk silender.
  • Herodatus dari Messana (485 - 425 SM), Herodatus lebih dikenal sebagai bapak ilmu sejarah. Namun begitu, hasil karyanya juga memberikan sumbangan bagi geografi dan etnografi. Salah satu sumbangan karyanya dalam geografi adalah catatan laporan geografi sekitar wilayah Timur Tengah.
  • Plato (428 - 348 SM), memberikan ide dan gagasan buat perkembangan geografi.
  • Aristoteles (382 - 322 SM), sama halnya dengan Plato, ide dan gagasannya memberikan sumbangan yang besar buat perkembangan geografi.
  • Heraclides (320 SM), berpendapat bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur.
  • Erasthothenes (276 - 194 SM), orang pertama yang memperkenalkan istilah geografi, yang berasal dari kata 'Geographika'. Erasthothenes juga membuktikan bahwa bumi berbentuk seperti bola. Hal tersebut dibuktikan melalui pengukuran pada saat matahari berada di belahan bumi utara tepatnya di kota Aswan (Seyne) dengan membuat sumur sehingga sinar matahari tepat tegak lurus di atas sumur tersebut. Pembuktian ini dilanjutkan dengan  membandingkan sudut datang sinar matahari di kota Iskandariyah sehingga diperoleh hasil bahwa keliling bumi berjarak 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil pengukuran tersebut sama dengan keliling bumi yang sebenarnya.
  • Crates (150 SM), orang yang mengembangkan hasil pengukuran Erasthothenes menjadi sebuah globe pertama dalam bentuk yang sederhana. Crates membuat tiga benua tambahan sebagai penyeimbang globe yang dibuatnya. Pandangan Crates melahirkan konsep Antipoda atau benua selatan yang besar dan dikenal dengan nama Terra Australis.
  • Strabo (64 - 20 SM), dalam bukunya yang berjudul Geografica menjelaskan bahwa studi geografi tidak hanya mempelajari bentuk dan dimensi wilayah, tetapi juga tentang lokasinya, selain itu juga mempelajari korelasi antara manusia dan lingkungan alamnya.
  • Claudius Ptolomaeus, dianggap sebagai peletak dasar geografi yang pertama. Dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis, Ptolomaeus memberikan batasan tentang geografi. Geografi merupakan suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menampakkan berbagai penampakan umum yang melekat padanya. Menurut Ptolomaeus geografi berbeda dengan Chorografi, karena chorografi lebih mengutamakan ketampakan asli dari suatu wilayah, bukan terletak pada ukurannya (bersifat kualitatif), sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sumbangan Ptolomaeus yang berharga bagi perkembangan ilmu geografi yaitu dalam hal pemetaan, termasuk teknik pembuatan peta (kartografi).
2. Geografi Jaman Abad Pertengahan.
Geografi pada abad pertengahan masih bercirikan hasil laporan perjalanan, baik yang dilakukan melalui darat maupun laut. Pada masa ini selain banyak ditemukan daerah-daerah baru, konsep geografi yang bersifat matematis mulai berkembang lebih pesat, dikarenakan mulai longgarnya tekanan gereja terhadap para sarjana, terutama sarjana-sarjana ilmu alam yang hasil temuannya  bertentangan dengan tafsiran gereja akan kitab suci. Setelah Claudius Ptolomaaeus meninggal dunia, ilmu geografi mengalami kemunduran, terutama di Eropa. Tidak ada karya-karya penting geografi baik dari bangsa Yunani maupun bangsa Eropa lainnya. Dalam kurun waktu tahun 200 - 1.200 M merupakan jaman kegelapan di Eropa bagi pertumbuhan geografi dan pengetahuan tentang pemetaan.

Berbeda dengan wilayah Eropa, geografi mengalami perkembangan yang pesat di wilayah Arab yang banyak didiami orang-orang muslim. Periode kejayaan Islam telah menyempurnakan tradisi penulisan tentang bumi dan geografi. Ilmuwan-ilmuwan muslim tetap meneruskan dan mengembangkan  ilmu geografi Ptelomaeus maupun para ahli geografi Yunani yang lain, terutama setelah keberhasilan ekpedisi imperium Islam ke Eropa pada abad ke-8. Perkembangan ilmu geografi dan ilmu lainnya di wilayah Arab didukung oleh faktor-faktor yang pada saat itu tidak ada di wilayah Eropa, yaitu :
  • Merupakan jalur perdagangan yang ramai (jalur sutera), karena wilayah Arab merupakan kawasan yang menghubungkan tiga benua, yaitu Asia, Eropa, dan Afrika.
  • Bahasa dan agama yang sama.
  • Kasulutaan (penguasa) sangat mendukung  pengembangan ilmu dan seni.
  • Banyaknya buku-buku ilmu pengetahuan (geografi, astronomi, dan lain-lain) yang diterjemahkan dalam bahasa Arab.
  • Dikembangkannya ilmu-ilmu dasar seperti biologi, ilmu hitung, ilmu kedokteran, serta sistem desimal.

Sumbangan dari ilmuwan-ilmuwan Arab semakin menambah khazanah ilmu geografi dengan karya-karya tulisan tentang klimatologi dan geomorforlogi. Tidak hanya dalam ilmu geologi dan pemetaan, ilmuwan-ilmuwan Arab juga banyak memberikan sumbangan yang besar terhadap ilmu alam dan ilmu eksakta lainnya.

Tokoh Geografi Abad Pertengahan dari Arab. Tokoh-tokoh geografi pada abad pertengahan, yang berasal dari bangsa Arab diantaranya adalah :
  • Al-Balkhi, pada tahun 921 M menghimpun hasil pengamatan terhadap sifat-sifat iklim hasil catatan para musafir seperti Al-Mas'udi yang melakukan perjalanan ke Afrika hingga wilayah Mozambique dan memuat lukisan tentang muzon, dalam satu kitab yang diberi judul al-Ashkal, yang merupakan atlas mengenai iklim yang pertama.
  • Al-Biruni, pada tahun 1030 M menulis kitab al-Hind, yang merupakan karya geografi tentang India, yang mengemukakan perbedaan proses sedimentasi material yang terjadi antara bagian hilir dan hulu sungai, serta mengutip keterangan masyarakat Hindu bahwa pasang air laut disebabkan oleh bulan.
  • Ibn-Batuta, merupakan tokoh muslim yang banyak melakukan perjalanan dan catatan perjalannya telah memberikan andil dalam perkembangan ilmu geografi.
  • Ibn-Khaldun, lebih dikenal sebagai ahli sejarah, tapi tulisan-tulisannya mengenai organisasi kemasyarakatan, sistem mata pencaharian, dan keadaan kehidupan penduduk yang berpindah-pindah di daerah gurun maupun kehidupan penduduk di daerah perkotaan telah memberikan andil yang besar untuk perkembangan ilmu geografi.

Pada abad pertengahan, perkembangan ilmu geografi tidak hanya terjadi di daerah Arab, di daerah China, ilmu geografi juga mengalami perkembangan dengan pesat. Pada masa itu, China merupakan salah satu pusat peradaban dunia yang banyak melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat. Ilmu filsafat di China lebih  menekankan pada hubungan yang baik antar sesama manusia.  Secara esensial ilmu geografi yang berkembang di China sama sekali terpisah dan tidak ada hubungannya dengan yang terjadi di Eropa, pandangan filsafat terhadap pengetahuan tentang bumi juga berbeda dengan yang berkembang di kalangan bangsa Yunani. Namun pada kenyataannya ada kesejajaran langkah-langkah dalam perkembangan konsep dan cara kerja dengan apa yang telah dikembangkan sejak jaman Yunani. Ilmu geografi dan pemetaan yang berkembang di China memiliki kekhasan, yang mengutamakan keseksamaan dan memberikan perhatian khusus pada hal-hal tertentu.

Menurut Needham, karya geografi China memuat hal-hal yang dapat dibagi dalam 8 macam perhatian, yaitu :
  • kajian mengenai penduduk.
  • deskripsi kawasan-kawasan di China.
  • deskripsi wilayah di luar China.
  • kisah laporan perjalanan.
  • buku-buku uang khusus membicarakan China.
  • deskripsi mengenai daerah-daerah pantai yang khusus diperlukan bagi para nahkoda kapal.
  • deskripsi mengenai keadaan-keadaan topografi daerah pegunungan dan daerah aliran sungai tertentu dan usaha penanggulangan banjir pada kota atau daerah tertentu dengan membuat bangunan yang melindungi kota.
  • ensklopedia geografi.

Tokoh Geografi Abad Pertengahan dari Eropa. Sedangkan tokoh-tokoh geografi jaman abad pertengahan dari Eropa diantaranya adalah :
  • Marcopolo (1254 - 1324), seorang warga Venesia Italia yang melakukan perjalanan hingga ke China.
  • Bartolomeus Diaz (1486), seorang Portugis yang melakukan pelayaran ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
  • Vasco da Gama, seorang Portugis yang melakukan pelayaran ke Kalkuta India.
  • Christopharus Columbus, seorang Genoa yang menyeberangi samudera Atlantik hingga sampai ke benua Amerika.
  • Ferdinand Magelhans, berlayar hingga Amerika Selatan dan Filipina.
  • Nicholas Copernicus (1473 - 1543), mengemukakan pemikirannya bahwa bumi itu berputar atau berotasi.
  • Galelio Galeli (1564 - 1633), menyempurnakan pendapat Copernicus dan meyakinkan bahwa bukan matahari yang mengitari bumi, tetapi sebenarnya bumilah yang mengitari matahari. Hasil pemikirannya tersebut dituangkan dalam buku yang diberi judul 'Delemaciesolarie'. Pendapatnya ini ditentang oleh para pemuka gereja. Tahun 1633 Galelio Galeli ditangkap atas tuduhan telah menyesatkan dan murtad, ia dipaksa untuk mencabut pernyataannya. Karena menolak, akhirnya Galelio Galeli dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup.
  • Johanes Kepler (1571 - 1630), mendukung pendapat Galelio Galeli dan menjelaskan lebih lanjut tentang pergerakan planet-planet termasuk bumi yang mengitari bumi dengan lintasan berbentuk elips.
  • Abraham Ortelius, lahir di Antwerp Belgia, tanggal 14 April 1527,  seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam bidang sejarah geografi dan pemetaan. Abraham Ortelius merupakan orang pertama yang membukukan kumpulan peta dunia, sebanyak 53 jenis peta dari seluruh negara di dunia ia kumpulkan dalam satu buku. Atlas yang diberi nama 'Theatrum Orbis Terrarum' (Teater Dunia) pertama kali diterbitkan pada tanggal 20 Mei 1570. Buku atlas yang diciptakan oleh Abraham Ortelius yang paling terkenal sebelum muncul peta-peta di media online. Karya Abraham Ortelius tersebut dikenal dunia sebagai atlas moderen.

Puncak dari perkembangan geografi jaman abad pertengahan adalah ketika Bernhardus Veranius, di Amsterdam Belanda, menulis buku yang berjudul 'Geographia Generalis' di akhir jaman abad pertengahan atau tepatnya pada tahun 1650. Buku Geographia Generalis menyatakan bahwa dalam  geografi terdapat dualisme, di satu pihak geografi mempelajari proses dan fenomena yang bersifat alamiah, di lain pihak disiplin ilmu geografi mempelajari fenomena sosial dan budaya yang berkembang dalam masyarakat. Berdasarkan hal tersebut Veranius membagi geografi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Geographia Generalis.
Geographia generalis, yang mempelajari proses dan fenomena alamiah. Geographia Generalis terbagi dalam tiga bagian yaitu :
  • Teresterial, yaitu pengetahua bumi sebagai keseluruhan bentuk dan ukurannya.
  • Falakiah, yaitu membicarakan relasi bumi dengan planet dan bintang-bintang di jagat raya.
  • Komparatif, yaitu menyajikan deskripsi mengenai bumi secara keseluruhan

b. Geographia Spesialis.
Geographia spesialis, yang mempelajari daerah/wilayah sebagai hasil interaksi antara manusia dan proses alamiah, mencakup iklim, permukaan bumi (relief), fauna dipermukaan bumi, serta kehidupan manusia. Geographia spesialis terbagi dalam tiga bagian, yaitu :
  • Aspek langit, yaitu secara khusus membicarakan keadaan iklim.
  • Aspek permukaan bumi, yaitu menyajikan relief, flora dan fauna di berbagai negara.
  • Aspek manusia, yaitu membicarakan berbagai penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di berbagai negara.

Baca juga : Tujuan, Fungsi, Dan Manfaat Geografi

3. Geografi Moderen (Geografi Abad Ke-18).
Pandangan geografi moderen mulai berkembang pada abad ke-18. Pada masa ini, geografi dipandang sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari segi ilmu praktis. Tokoh-tokoh geografi pada periode geografi moderen diantaranya adalah :

a. Immanuel Kant.
Immanuel Kant (1724 - 1804), seorang filsafat dari Universitas Koningsburg. Immanuel Kant menyatakab bahwa ilmu geografi  bukan hanya ilmu yang menggambarkan tentang keadaan alam, tetapi juga sebagai dasar dari sejarah. Immanuel Kant, seorang ahli filsafat yang meletakkan dasar-dasar geografi moderen mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dapat dipandang dari tiga pandangan yang berbeda, yaitu :
  • Ilmu pengetahuan yang menggolongkan fakta berdasarkan obyek yang diteliti.
  • Ilmu pengetahuan yang memandang hubungan fakta-fakta sepanjang masa, seperti ilmu sejarah.
  • Ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta yang berasosiasi dalam ruang, dan ini merupakan bidang dari geografi.

b. Alexander Baron Van Humboldt.
Alexander Baron Van Humboldt (1769 - 1859), seorang ilmuwan yang mempelajari tentang penampakan fisikal dan biologikal. Humboldt memasukkan unsur manusia dalam kajian alam semesta, di dalam karyanya yang berjudul 'Die Ernkunde', ia mendeskripsikan kawasan regional di seluruh dunia. Humboldt banyak melakukan perjalanan ke daerah Amerika Selatan, ia menulis tentang profil benua tersebut. Humboldt dijuluki sebagai peletak dasar geografi fisika moderen. Van Humboldt memberikan batas-batas di antara ilmu pengetahuan dan membaginya ke dalam tiga golongan, yaitu :
  • Physiography, ilmu yang sistematik.
  • Naturchicte, penekanannya terhadap semua hal yang berhubungan dengan waktu.
  • Geognesie oder weltbeschreibung, uraian tentang bumi yang membahas tentang persebaran pola ruangan. 

c. Karl Ritter.
Karl Ritter (1779 -1839), seorang profesor geografi pertama di Universitas Frederich Wilhelm, Berlin Jerman. Pandangannya terhadap geografi dipengaruhi oleh pemikiran religius. Menurut Karl Ritter, bumi diciptakan oleh Tuhan agar manusia dapat belajar dan memakainya untuk tempat tinggal. Karl Ritter juga berpendapat bahwa alam menjadi faktor utama. Faktor alam menentukan gejala kemanusiaan. Pandangan Karl Ritter tersebut merupakan dasar pemikiran 'fisis determinis'. Karl Ritter dikenal juga sebagai peletak dasar geografi moderen.

d. Charles Darwin.
Charles Darwin (1809 - 1882), seorang baturalis dari Inggris yang terkenal dengan teori evolusi-nya. Teori evolusi Darwin berpengaruh luas terhadap ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu. Konsep 'survival of the fittest' dan 'natural selection' yang dia kemukakan menjadi dasar pemikiran berkembangnya fasis determinis pada geografi. Pandangan Charles Darwin mempunyai pengaruh yang besar pada geografi setelah era Humboldt dan Karl Ritter.

Baca juga : Konsep Dan Pendekatan Geografi
4. Geografi Akhir Abad Ke-19 - Abad Ke-20.
Pusat perhatian geografi pada abad ke-19 adalah iklim, tumbuhan, hewan, serta terhadap bentang alam. Kebanyakan ahli geografi pada abad ke-19 lebih banyak memperdalam ilmu geologi. Sedangkan geografi manusia pada abad ke-19 mengalami kemunduran. Hal tersebut disebabkan sejak kematian Ritter sebagai tokoh geografi pada tahun 1859, tidak ada yang menggantikannya dalam waktu yang lama. Tokoh-tokoh geografi abad ke-19 diantaranya adalah :
  • Frederich Ratzel (1844 - 1904). Ajarannya dikenal dengan 'Anthropogeographie', suatu paham fisis determinis atau geografi determinis yang menyatakan dengan tegas bahwa alam menentukan kehidupan manusia.
  • Ellen C. Semple. Tokoh yang merubah paham fisis determinis Retzel menjadi geographic control (pengawasan geografi).
  • Paul Vidal de la Blache (1845 - 1919), seorang ahli geografi dari Perancis yang juga dikenal sebagai Bapak Geografi Sosial Moderen yang sangat menentang pendapat dari Frederich Ratzel. Menurutnya, manusia dapat berperan aktif untuk mengolah unsur-unsur alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Paul Vidal de la Blache merupakan pelopor aliran possibilisme, yang mengatakan bahwa alam hanya menawarkan beberapa kemungkinan terhadap manusia dan manusia sendiri yang memilih kemungkinan-kemungkinan tersebut. Manusia mempunyai akan dan pikiran untuk memperbaiki kehidupannya melalui kemungkinan yang ditawarkan oleh alam.
  • Elsworth Huntington (1876). Seorang ahli geografi dari Universitas Yale Amerika Serikat, pemikiran geografinya sangat dipengaruhi oleh ajaran geografi Ratzel. Menurutnya kondisi iklim suatu wilayah sangat menentukan tingkat kemajuan sosial budaya penduduknya.
  • Ferdinan von Richthofen (1833 - 1905). Memberikan rumusan konsep geografi yang merupakan sintesa dari pandangan Ritter dan Humboldt.
  • Alfred Hettner (1859 - 1941). Seorang ahli geografi Jerman yang berhasil menyatukan pendapat dan pengertian tentang konsep dasar ilmu geografi di Jerman.

Ilmu geografi selama abad ke-20 di Eropa melewati empat fase utama, yaitu :
  • Determinisme lingkungan, suatu teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya.
  • Geografi regional, yang memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region.
  • Revolusi kuatitatif, usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagi ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains dengan mengadopsi filosofi positifme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika (khususnya statistika) sebagai cara untuk menguji hipotesis.
  • Geografi kritis, muncul sebagai kritik atas positifisme dengan latar belakang filosofi eksistensialisme da fenomenologi.

Baca juga : Pengertian Peta Serta Syarat Dan Fungsi Peta

5. Geografi Mutakhir.
Perkembangan geografi pada masa ini lebih mengarah pada upaya pemecahan masalah yang dihadapai oleh umat manusia. Ilmu geografi dipandang sebagai bidang ilmu pengetahuan yang tidak boleh melepaskan diri dari disiplin keilmuan yang lain. Seperti halnya dengan disiplin ilmu pengetahuan lain, geografi juga menggunakan statistik dan metode kuantitatif dalam penelitiannya. Setelah tahun 1960 perkembangan geografi semakin pesat. Pada tahun 1964, terdapat dua ilmuwan yang mengemukakan pemikiran baru tentang geografi, yaitu :
  • Chorley, mengembangkan pemikiran tentang geografi fisik.
  • Peter Haget, mengembangkan pemikirannya tentang geografi sosial.

Hasil pemikiran mereka tentang geografi mereka tuangkan dalam kumpulan tulisan yang diberi judul 'Frontiers in Geography' dan 'Models in Geography'.

Studi Berry tentang model teoritis jaringan kota di Amerika Serikat dapat diterapkan dalam struktur internal kota besar. Penggunaan berbagai piranti moderen dalam mendukung studi geografi akan sangat bermanfaat terutama dalam penentuan batas wilayah, gerakan penduduk, batas wilayah, serta berbagai persebaran fenomena geografi. Berry berpendapat bahwa geografi merupakan disiplin ilmu yang berorientasikan pada masalah (problem oriented) dalam rangka interaksi antara manusia dengan lingkungannya.

Baca juga : Pengertian Kartografi Dan Jenis Kartografi

Dalam perkembangannya ilmu geografi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
  • fisis determinis, yang beranggapan bahwa kehidupan manusia sepenuhnya dikendalikan oleh faktor alam, seperti iklim, cuaca, dan lain-lain.
  • possibilisme, yang beranggapan bahwa faktor manusialah yang paling dominan dalam kehidupan ini sehingga faktor alam dapat disiasati oleh perkembangan teknologi manusia. 
Possibilisme menganggap manusia sebagai mahkluk yang aktif.

Baca juga : Tokoh-Tokoh Penemu Peta Dunia

Apabila geografi wilayah (regional geography) dianggap sebagai kajian yang berkaitan dengan wilayah, maka geografi mutakhir sebagian bersifat wilayah. Metode wilayah masih merupakan alat yang penting bagi geografi mutakhir. Hanya saja wilayah bukan tujuan akhir dari geografi melainkan geografi bersifat wilayah tapi bukan tentang wilayah.

Demikian penjelasan berkaitan dengan sejarah perkembangan geografi dan tokoh geografi.

Semoga bermanfaat.