Pernyataan Sebagai Dasar Penalaran

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Dasar penalaran adalah pernyataan, karena pernyataan inilah yang digunakan dalam pengolahan dan perbandingan. Pernyataan dirumuskan dengan simbol-simbol untuk memudahkan menangkap bentuk hubungan dari pernyataan satu dengan pernyataan yang lain dalam struktur penalaran.

Dalam penalaran ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan walaupun tidak secara langsung, karena prinsip tersebut sangat universal dan benar dengan sendirinya tanpa membutuhkan pembuktian yang disebut juga dengan istilah aksioma penalaran. Hal ini dapat juga disebut dengan unsur penalaran dalam hal prinsip dasar dan penggunaannya langsung berhubungan dengan menetapkan pernyataan.

Pemikiran manusia dapat diungkap dalam bentuk bahasa, meskipun tidak semua yang terpikirkan oleh manusia tersebut dapat diungkapkan dengan tuntas. Demikian juga dalam penalaran yang merupakan salah satu wujud pemikiran. Bahasa merupakan bentuk yang tepat untuk menunjukkan langkah-langkah yang harus dilalui dalam penalaran tersebut. Bahasa terdiri dari kata-kata dan sintaksis. Kata-kata merupakan simbol-simbol  dari arti, dan dapat menjadi simbol bagi benda-benda, kejadian-kejadian, proses-proses, atau hubungan-hubungan. Sintaksis adalah cara untuk menyusun kata-kata dalam bentuk kalimat untuk menyatakan arti yang bermakna.

Berdasarkan pengertian sintaksis tersebut, kalimat bisa dibedakan menjadi kalimat yang bermakna dan kalimat yang tidak bermakna. Kalimat yang bermakna dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu kalimat berita, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat harapan. Di antara lima jenis kalimat tersebut yang digunakan dalam logika adalah kalimat berita, karena kalimat berita dapat dinilai benar atau salah, sedang jenis-jenis kalimat yang lain tidak dapat dinilai benar atau salah.

Kalimat berita atau disebut juga dengan kalimat deklaratif, yang di dalam logika dinamakan pernyataan. Penilaian benar atau salah dalam pernyataan atau kalimat deklaratif dihubungkan dengan situasi yang ditunjuk, jika sesuai berarti benar dan jika tidak sesuai berarti salah. 

Ditinjau dari isinya, pernyataan atau kalimat deklaratif dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
  1. Pernyataan Analitik, adalah suatu kalimat deklaratif yang predikatnya telah terkandung dalam subyek, yakni isinya hanya menyajikan arti yang memang telah terkandung dalam suatu pengertian dari subyek. Pernyataan analitik selalau benar. Misalnya, semua lingkaran adalah bulat.
  2. Pernyataan Sintetik, adalah suatu kalimat deklaratif yang predikatnya tidak terkandung dalam subyek, yakni predikatnya menyatakan sesuatu tentang subyek pernyataan yang artinya tidak terkandung pada subyek, pernyataan sintetik belum tentu benar, misalnya anak itu terpelajar.

Jenis Proposisi atau Pernyataan. Ditinjau dari bentuk hubungan makna yang dikandungnya, pernyataan disamakan juga dengan proposisi. Berdasarkan bentuk isinya, proposisi atau pernyataan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
  • Proposisi Tunggal, adalah jenis pernyataan sederhana yang hanya mengandung satu pengertian sebagai unsurnya. Misalnya sekarang hari Minggu.
  • Proposisi Kategoris, adalah pernyataan yang terdiri dari hubungan dua pengertian sebagai subyek dan predikat. Misalnya semua jaksa harus sarjana hukum.
  • Proposisi Majemuk, adalah pernyataan yang terdiri dari hubungan dua bagian yang dapat dinilai benar atau salah. Misalnya Sukarno adalah presiden pertama Republik Indonesia dan juga seorang proklamator.
Tiga macam proposisi atau pernyataan tersebut yang sebagai dasar penalaran adalah :

  • proposisi kategoris untuk penalaran kategoris.
  • roposisi majemuk untuk penalaran majemuk
Adapun proposisi tunggal atau proposisi simpel hanya merupakan bagian dari proposisi majemuk, tidak dapat diadakan penalaran secara terperinci, hanya dalam pengolahan sederhana, seperti negasi. Misalnya : ini buku logika, dinegasikan menjadi ini bukan buku logika. Di samping itu juga diadakan pengolahan pernyataan tunggal berbentuk oposisi sederhana, yakni dalam penalaran kategoris, yang sifat penalarannya sederhana sekali. Jadi, proposis tunggal ini pengolahannya dapat masuk dalam penalaran kategoris dan dapat pula masuk dalam penalaran majemuk. (Bahan bacaan : Logika Praktis, Noor Ms Bakry)

Semoga bermanfaat.