Tahapan Pembentukan Perilaku Serta Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perilaku diartikan dengan tanggapan atau reaksi individu terhadap stimulus atau lingkungan.

Soekidjo Notoatmodjo
, dalam “Promosi Kesehatan Teori dan Perilaku”, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Lebih lanjut, Soekidjo Notoatmodjo menyebutkan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari mahluk hidup yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, diantaranya : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, mengkonsumsi, membaca, menulis dan lain sebagainya.

Respon dari perilaku dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
  • bentuk pasif, merupakan respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain.
  • bentuk aktif, merupakan bentuk perilaku yang dapat diobservasi secara langsung


Tahapan Pembentukan Perilaku. Perilaku terbentuk dengan melalui beberapa tahapan. Burrhus Frederic Skinner menjelaskan bahwa untuk membentuk jenis respon atau perilaku diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut “operant conditioning” yang terjadi melalui tahapan sebagai berikut :
  • melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau reward bagi perilaku yang akan dibentuk.
  • melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki, kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
  • menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
  • melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen perilaku yang kedua yang kemudian diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk, setelah itu dilanjutkan dengan komponen selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.

Pada umumnya, perilaku dapat berubah. Perubahan tersebut dapat terjadi karena banyak hal. Berikut bentuk perubahan dari perilaku :

1. Perubahan alamiah.
Perubahan alamiah atau “neonatal chage” merupakan perubahan perilaku manusia yang disebabkan oleh kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial, budaya dan ekonomi maka anggota masyarakat didalamnya yang akan mengalami perubahan.

2. Perubahan rencana.
Perubahan rencana atau “plane change” merupakan perubahan perilaku manusia yang telah direncanakan sendiri oleh yang bersangkutan.

3. Kesediaan untuk berubah.
Kesediaan untuk berubah atau “readiness to change” merupakan perubahan perilaku manusia yang terjadi dikarenakan adanya sesuatu inovasi atau program pembangunan dalam masyarakat.


Faktor yang Mempengaruhi Perilaku. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku. Cecep Triwibowo dan Mitha Erlisya Pusphandani, dalam “Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah :

1. Faktor Predisposisi.
Faktor predisposisi merupakan faktor positif yang mempermudah terwujudnya praktik, maka sering disebut sebagai faktor pemudah. Adapun yang termasuk faktor predisposisi, yaitu : kepercayaan, keyakinan, pendidikan, motivasi, persepsi, pengetahuan.

2. Faktor Pendukung.
Faktor pendukung terwujud dalam lingkungan fisik, teredia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku, sehingga disebut faktor pendukung atau pemungkin.

3. Faktor Pendorong.
Faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya, yang merukapan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang penting.

Sedangkan Lawrance W. Green, dalam “Health Education: A Diagnosis Approach”, menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu :
  • faktor perilaku atau “behavior causes”.
  • faktor di luar perilaku atau “non behaviour causes”.

Secara umum, perilaku manusia ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, sebagai berikut :

1. Faktor Predisposisi.
Faktor predisposisi atau “predisposing factors” yang mencakup :
  • pengetahuan, apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
  • sikap, merupakan suatu keadaan mudah terpengaruh (predisposisi) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponen-komponen cognitif, affectif, danb ehavior. Terdapat tiga komponen, yaitu : 1. afeksi adalah komponen emosional atau perasaan. 2. kognisi adalah keyakinan evaluatif seseorang. 3. perilaku adalah sebuah sikap berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap seseorang yang lain.

2. Faktor Pemungkin.
Faktor pemungkin atau “enabling factor” yang mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana keselamatan kerja, misalnya ketersedianya alat pendukung, pelatihan, dan lain sebagainya.

3. Faktor Penguat.
Faktor penguat atau “reinforcement factor” yang mencakup undang-undang, peraturan-peraturan, pengawasan, dan lain sebagainya.


Demikian penjelasan berkaitan dengan tahapan pembentukan perilaku serta faktor yang mempengaruhi perilaku.

Semoga bermanfaat.