Transformasi Budaya : Pengertian, Aspek, Penyebab Terjadinya, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Transformasi Budaya

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Transformasi Budaya. Istilah “transformasi budaya” terdiri dari dua kata, yaitu : “transformasi” dan “budaya”. Kata “transformasi” identik dengan “perubahan”. Transformasi merupakan sebuah perubahan yang terjadi dari keadaan yang sebelumnya menjadi suatu (dapat berupa bentuk, sistem, dan lain sebagainya) yang baru. Dengan kata lain, konsep transformasi merujuk pada suatu perubahan bentuk dengan tidak menghilangkan unsur lamanya. Transformasi dapat diterapkan dalam berbagai strategi, mulai dari cara menggelar kesenian, publikasi, hingga dalam rekayasa sosialnya.

Sedangkan kata “budaya” dapat diartikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya juga berarti segala sesuatu yang mencakup semua hal yang di dapat atau dipelajari serta diturunkan oleh manusia sebagai anggota dari suatu masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, istilah “transformasi budaya” atau “cultural transformation” dapat diartikan sebagai suatu proses dialog yang terus-menerus antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan “donor” sampai tahap tertentu membentuk proses sintesa dengan berbagai wujud yang akan melahirkan format akhir budaya yang mantap. Di mana dalam proses dialog, sintesa, dan pembentukan format akhir tersebut didahului oleh dua proses, yaitu :
  • inkulturasi, merupakan suatu upaya dari setiap pelaku kebudayaan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kebudayaan yang terjadi.
  • akulturasi, merupakan proses ketika dua kebudayaan bertemu dan masing-masing dapat menerima nilai-nilai bawaannya. Proses bagaimana suatu masyarakat menghadapi pengaruh kebudayaan, baik dari luar maupun dari dalam, dengan usaha mencari bentuk penyesuaian terhadap nilai dan sikap baru.

Secara umum, proses transformasi budaya diawali oleh adanya unsur keterbukaan, baik yang dipaksakan ataupun karena karakter khas kebudayaan tertentu yang mudah menerima kehadiran kebudayaan asing. Proses transformasi budaya dapat diamati pada pergeseran nilai estetik. Pergeseran nilai estetik memiliki ketertautan dan keterkaitan secara langsung dengan proses transformasi budaya sebuah bangsa, yang dipicu oleh adanya keterbukaan budaya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat sebagai berikut :
  • proses akulturasi yang utama adalah unsur diterimanya kebudayaan luar yang diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asal.
  • unsur kebudayaan yang mudah diterima adalah kebudayaan kebendaan.
  • unsur kebudayaan yang sulit diterima adalah kepercayaan, ideologi, dan falsafah.


Aspek Transformasi Budaya. Transformasi budaya memiliki tiga aspek utama, yaitu :

1. Increased functional fitness.
Dalam aspek ini dijelaskan bahwa melalui aktivitas yang berulang-ulang dan pembelajaran terhadap budaya baru, pendatang akhirnya mencapai sinkronisasi antara respon internal dalam dirinya dengan permintaan eksternal yang ada di lingkungan barunya atau dapat juga disebut mencapai perceptual mutuality.

2. Psychological health.
Dalam aspek ini berfokus pada keadaan emosional individu pendatang. Sangatlah jelas bahwa kebahagiaan psikologis pendatang akan bergantung juga pada anggota masyarakat di lingkungan barunya. Maksudnya adalah, jika pendatang merasa diterima oleh masyarakat setempat, secara lebih cepat mereka akan merasa lebih nyaman. Namun, jika masyarakat tuan rumah mengesankan seakan-akan si pendatang kurang bisa diterima, penyesuaian diri secara psikologis menjadi jauh lebih sulit.

3. Intercultural identity.
Dalam aspek ini identitas budaya asli mulai kehilangan kekhasan dan kekakuannya, sementara itu definisi identitas yang lebih luas dan lebih fleksibel dari diri pendatang juga mulai muncul.


Penyebab Terjadinya Transformasi Budaya. Perubahan suatu tatanan menjadi sebuah tatanan baru, bagaimanapun cepatnya tetap terikat oleh kaidah-kaidah alamiah, yaitu harus melalui suatu proses yang berjenjang. Hampir tidak ada suatu perdaban yang berubah dengan seketika tanpa melalui tahapan-tahapan dimaksud. Beberapa penyebab terjadinya transformasi budaya, diantaranya adalah :

1. Reintegrasi baru berbagai sektor kehidupan.
Seperti, nilai-nilai yang mengalami proses desintegrasi sebagai akibat adanya benturan dengan nilai-nilai baru yang datang dari luar. Benturan dengan nilai-nilai baru tersebut menyebabkan terjadinya kebudayaan yang kehilangan pertautan dengan berbagai sektor kehidupan manusia.

2. Adanya proses pengidiologian.
Proses pengidiologian dimaksud akan mengubah mental kebudayaan lama menjadi mental kebudayaan baru, atau juga terjadi perubahan dalam lapisan sosial kebudayaan, kekuasaan, pranata nilai, oragnisasi, hingga pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian proses pengidiologian ini mencakup seluruh lapisan kebudayaan.

3. Hancurnya tata nilai dalam berbagai macam perangkat kebudayaan.
Transformasi budaya sebagai suatu usaha untuk mencari format dan sosok yang lebih mampu dan efektif dalam menjawab tantangan jaman dan kebudayaan yang dihadapkan kepadanya, sehingga mampu mempertahankan kelangsungan hidup dari berbagai pengaruh peradaban yang lebih kuat.


Faktor yang Mempengaruhi Transformasi Budaya. Proses transformasi budaya terbentuk tidak hanya sekedar dipindahkannya suatu budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses transformasi budaya, diantaranya adalah :

1. Pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Dalam banyak kasus, semakin tinggi pendidikan dan pengetahuan seseorang membuatnya semakin kritis, termasuk pada segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya. Hal demikian dapat mengakibatkan terjadinya transformasi budaya.

2. Penemuan dan Invensi.
Kedua istilah, penemuan dan invensi, memiliki makna yang berbeda :
  • penemuan, berarti menemukan sesuatu yang sebelumnya belum dikenal tetapi telah tersedia di alam sekitar atau di alam semesta ini.
  • invensi, lebih terkenal di dalam bidang ilmu pengetahuan. Dalam tahap invensi, manusia dapat menemukan hal-hal yang dapat mengubah kebudayaan.
Dua konsep tersebut merupakan proses terpenting dalam pertumbuhan kebudayaan. Hal tersebut mengingat tanpa penemuan yang baru suatu budaya akan mati.

3. Difusi.
Difusi merupakan pembauran dan atau penyebaran budaya-budaya tertentu di antara masyarakat yang lebih maju kepada masyarakat yang masih tradisional. Pada dasarnya, setiap masyarakat setiap jaman selalu mengalami difusi. Akan tetapi proses difusi pada jaman yang lalu lebih bersifat perlahan-lahan.

4. Akulturasi.
Akulturasi merupakan suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Dalam proses akulturasi, terjadi suatu proses pembauran budaya antar kelompok atau di dalam kelompok yang besar, dan berlangsung dalam waktu yang lama. Pada hakekatnya, proses akulturasi merupakan salah satu wahana atau area di mana dua kebudayaan bertemu, dan masing-masing dapat menerima nilai bawaannya.

5. Asimilasi.
Asimilasi merupakan pembauran dua kebudayaan atau lebih yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Proses asimilasi dalam kebudayaan terjadi terutama antar etnis dengan sub budaya masing-masing. Biasanya proses asimilasi dikaitkan dengan adanya sejenis pembauran antar etnis masih sangat terbatas dan kadang-kadang dianggap tabu. Namun yang terjadi dewasa ini, proses asimilasi tersebut sulit dihilangkan.

6. Inovasi.
Inovasi merupakan pembaharuan atau suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, baik dalam bentuk gagasan, metode, atau alat. Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif dan akan adanya orang cerdik pandai. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-pribadi yang inovatif.
  • dalam masyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan lebih lambat.
  • dalam masyarakat yang terbuka, kemungkinan besar inovasi akan menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang memungkinkan.
Sedangkan dalam masyarakat modern, pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar atas lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang serba terbuka dewasa ini.

7. Fokus.
Konsep fokus dalam transformasi budaya menyatakan adanya kecenderungan di dalam kebudayaan ke arah kompleksifitas dan variasi dalam lembaga-lembaga serta menekankan pada aspek-aspek tertentu. Maksudnya, berbagai kebudayaan memberikan penekanan kepada suatu aspek tertentu, misalnya kepada aspek teknologi dan aspek kesenian atau budaya. Proses pembudayaan yang memberikan fokus kepada teknologi akan memberikan tempat kepada pengembangan teknologi kesempatan yang seluas-luasnya untuk berkembang.

8. Krisis.
Konsep krisis dalam transformasi budaya merupakan konsekuensi akibat proses akulturasi kebudayaan. Misalnya, sejalan dengan maraknya koloniasme maka masuk juga unsur-unsur budaya Barat ke budaya dunia ketiga. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya proses akulturasi yang terkadang juga mengakibatkan hancurnya kebudayaan lokal. Timbulnya krisis akan menjurus kepada hancurnya sendi-sendi kehidupan yang orisinil.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian transformasi budaya, aspek dan penyebab terjadinya transformasi budaya, serta faktor yang mempengaruhi transformasi budaya.

Semoga bermanfaat.