Teks Cerita Sejarah : Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, Jenis, Fungsi, Kaidah Kebahasaan, Dan Struktur Teks Cerita Sejarah, Serta Tahapan Dalam Penulisan Teks Cerita Sejarah

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Teks Cerita Sejarah. Secara umum, teks cerita sejarah dapat diartikan sebagai teks yang menjelaskan atau menceritakan tentang fakta atau kejadian (peristiwa) di masa lalu mengenai asal-usul sesuatu yang bernilai sejarah. Teks cerita sejarah juga berarti suatu teks yang berisikan peristiwa atau kejadian yang ditulis berdasarkan fakta yang ada, baik yang benar-benar terjadi maupun sekadar cerita rakyat yang dianggap pernah terjadi. Teks cerita sejarah disajikan secara kronologis.

Teks cerita sejarah pada umumnya menceritakan tentang :
  • peristiwa bersejarah yang memiliki dampak besar.
  • latar belakang terjadinya peristiwa besar.
  • asal-usul hal yang memiliki nilai sejarah.
  • perkembangan sejarah suatu hal.

Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan penilaian yang pas terhadap teks cerita sejarah, yaitu :
  • kebenaran settingnya.
  • kebenaran karakter tokoh-tokohnya.
  • kebenaran kejadiannya.
  • keseimbangannya.

Baca juga : Teks Dan Sastra

Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah. Terdapat beberapa hal yang merupakan ciri-ciri dari teks cerita sejarah. Taufiqur Rahman, dalam “Teks Dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan”, menjelaskan bahwa teks cerita sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • disajikan secara kronologis sesuai dengan urutan kejadian suatu peristiwa.
  • berbentuk cerita ulang (recount).
  • menggunakan konjungsi temporal.
  • berisi fakta.
  • menggunakan keterangan waktu dalam bentuk lampau.
  • menggunakan kata kerja yang menyatakan tindakan, seperti : pergi, melempar, memukul, dan lain sebagainya.
  • menggunakan keterangan dan frasa adverbial dalam mengungkapkan waktu dan cara, seperti : kemarin, dulu, dan lain sebagainya.

Sedangkan Maryanto, M. Abdullah, dan W.S. Hasanuddin, dalam “Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik”, menjelaskan bahwa ciri-ciri dari teks cerita sejarah adalah :
  • menceritakan serangkaian peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.
  • disampaikan secara runut (kronologis), sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa sejarah tersebut.
  • banyak menggunakan konjungsi temporal, seperti : lalu, kemudian, sejak, selama, hingga, dan lain sebagainya.


Unsur Teks Cerita Sejarah. Sebagaimana dalam teks-teks pada umumnya, unsur dari teks cerita sejarah dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu :

1. Unsur Intrinsik.
Unsur intrinsik teks cerita sejarah adalah unsur-unsur yang secara langsung membangun sebuah teks cerita sejarah, yang terdiri dari :
  • tema, merupakan ide pokok sebuah cerita. Dalam teks cerita sejarah tema yang biasa ditulis adalah tokoh-tokoh agama, pejuang, asal mula suatu tempat, dan lain sebagainya.
  • alur (plot), merupakan serangkaian peristiwa dalam cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Alur maju, adalah serangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan waktu kejadian atau cerita bergerak ke depan. 2. Alur mundur, adalah serangkaian peristiwa yang urutannya tidak sesuai dengan urutan kejadian atau cerita bergerak mundur (flashback). 3. Alur campuran, adalah serangkaian peristiwa yang urutannya merupakan campuran antara alur maju dan alur mundur.
  • penokohan, merupakan pelukisan gambaran jelas tentang seseorang dalam sebuah cerita. Dalam teks cerita sejarah tokoh yang biasa digunakan adalah pahlawan nasional atau tokoh penting di suatu daerah.
  • sudut pandang, merupakan salah satu unsur yang digolongkan sebagai sarana cerita. Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang terjadi. Pada teks cerita sejarah, sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga, yaitu pengarang.
  • latar, merupakan suatu gambaran dari suatu cerita dalam teks cerita sejarah, dapat berupa tempat, waktu dan suasana ketika kejadian terjadi.

2. Unsur Ekstrinsik.
Unsur ekstrinsik teks cerita sejarah adalah adalah unsur-unsur yang berada di luar teks cerita sejarah yang mempengaruhi lahirnya karya namun tidak menjadi bagian di dalam teks cerita sejarah itu sendiri, yang meliputi : sosial ekonomi, kebudayaan, sosial-politik, keagamaan, dan tata nilai yang dianut masyarakat.


Jenis Teks Cerita Sejarah. Teks cerita sejarah dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut :

1. Teks Cerita Sejarah Fiksi.
Teks cerita sejarah fiksi merupakan jenis teks cerita sejarah yang menggambarkan kehidupan batin tokoh lebih dalam dan disajikan berdasarkan sudut pandang pengarang. Pengembangan karakter dalam teks cerita sejarah fiksi juga tidak diungkap sepenuhnya. Ciri-ciri teks cerita sejarah fiksi adalah :
  • jalan cerita disusun berdasarkan dunia nyata.
  • gambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih dalam.
  • pengembangan karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap.
  • menyajikan kehidupan sesuai pandangan pengarang.

Teks cerita sejarah fiksi meliputi :
  • novel, merupakan suatu karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, umumnya dalam bentuk cerita.
  • cerita pendek ataucerpen”, merupakan suatu karya berupa cerita pendek berbentuk prosa naratif fiktif. Apa yang diceritakan cenderung padat dan langsung pada tujuannya.
  • legenda, merupakan suatu karya berbentuk cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sebagian orang merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi.
  • roman, merupakan suatu karya berbentuk prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan jiwa masing-masing.

2. Teks Cerita Sejarah Non Fiksi.
Teks cerita sejarah non fiksi merupakan jenis teks cerita sejarah yang menggambarkan suatu cerita yang nyata. Ciri-ciri teks cerita sejarah non fiksi adalah :
  • jalan cerita disusun berdasarkan data dan fakta yang obyektif.
  • gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan fakta.
  • menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta.

Teks cerita sejarah non fiksi meliputi :
  • biografi, merupakan teks yang mengisahkan tentang peristiwa dan masalah yang dihadapi oleh seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain. Teks biografi memuat segala sesuatu tentang identitas dan peristiwa yang dialami seseorang tokoh, termasuk juga karya dan penghargaan yang diterima serta segala peristiwa kehidupan yang dialaminya.
  • autobiografi, merupakan teks yang mengisahkan perjalanan hidup seorang yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan. Teks autobiografi memuat segala sesuatu mengenai pengalaman, riwayat atau perjalanan hidup seseorang mulai dari masa kecil hingga kondisinya saat ini.
  • cerita perjalanan, merupakan teks yang menceritakan tentang perjalanan.
  • catatan sejarah, merupakan teks yang menceritakan fakta atau kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang sesuatu mempunyai nilai sejarah.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara teks cerita sejarah fiksi dan teks cerita sejarah non fiksi dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri dari teks cerita sejarah fiksi dan teks cerita sejarah non fiksi tersebut.


Fungsi Teks Cerita Sejarah. Penulisan teks cerita sejarah memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut :
  • fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa gembira dan senang kepada pembaca.
  • fungsi inspiratif, yaitu memberikan inspirasi, imajinasi, dan kreatifitas untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara untuk lebih baik lagi.
  • fungsi instruktif, yaitu sebagai alat bantu dalam pembelajaran
  • fungsi edukatif, yaitu dapat dijadikan petunjuk dan pelajaran kehidupan bagi manusia dalam berperilaku.


Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah. Dalam penulisan teks cerita sejarah, digunakan beberapa kaidah kebahasaan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kalimat kompleks.
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur.

2. Kata hubung.
Kata hubung atau “konjungsi” adalah sebuah kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam satu kalimat. Beberapa kata hubung yang umum digunakan dalam teks cerita sejarah, diantaranya adalah : dan, tetapi, kemudian, dan lain sebagainya.

3. Kata keterangan.
Kata keterangan dalam teks cerita sejarah terbagi menjadi dua, yaitu :
  • kata keterangan waktu, merupakan kata keterangan yang menggambarkan kapan terjadinya suatu peristiwa. Misalnya: kemarin, sekarang, besok, lusa, besok lusa, pagi, siang, malam.
  • kata keterangan tempat, merupakan kata keterangan yang menunjukkan di mana dan di ruang mana suatu perbuatan atau peristiwa itu terjadi. Misalnya : di rumah, di sekolah, dari pasar, dan lain sebagainya.

Kata keterangan juga dapat merujuk pada frasa adverbial, yang terdiri dari :
  • adverbial untuk mengungkapkan waktu, contoh : dahulu, kemarin, Pada abad lalu, dan lain sebagainya.
  • adverbial untuk mengungkapkan cara, contoh : dengan cepat, dengan hati-hati, dan lain sebagainya.

4. Kata rujukan.
Kata rujuan adalah kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
  • rujukan benda atau hal, yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, seperti : ini, itu, tersebut.
  • rujukan tempat, adalah kata yang menyatakan atau merujuk kepada kata tempat, di mana kejadian itu berlangsung, seperti : di sini, di situ, di sana.
  • rujukan personel atau orang atau yang diperlakukan seperti orang, yang merujuk pada sebuah tokoh dalam sebuah cerita, tokoh yang mengalami kejadian atau peristiwa tertentu, seperti : aku, dia, ia, mereka, beliau.

5. Kata kerja.
Kata kerja digunakan untuk menjelaskan peristiwa dan tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang terlibat dalam cerita sejarah. Kata kerja yang kerap ditemukan dalam teks cerita sejarah, seperti : pergi, berperang, melawan, menyerang, menemukan, menghasilkan, datang, menceritakan, memerintah, dan lain sebagainya.


Struktur Teks Cerita Sejarah. Secara umum, struktur yang membangun teks cerita sejarah terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Orientasi.
Orientasi atau pendahuluan merupakan bagian awal dari sebuah teks cerita sejarah yang berisi informasi atau gambaran mengenai peristiwa atau hal yang ingin diangkat dalam teks. Orientasi berfungsi sebagai pendahuluan. Bagian ini mengantarkan pembaca mengetahui peristiwa sejarah sebelum masuk ke detilnya. Biasanya, jenis penulisan dalam orientasi dilakukan dengan menggunakan kalimat deskriptif.

2. Event.
Event atau urutan peristiwa merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi dan disusun berdasarkan urutan kronologis, baik kejadian maupun waktu dari awal hingga akhir peristiwa tersebut. Bagian ini merupakan bagian pokok dari teks cerita sejarah yang biasanya dituliskan secara rinci dan mendetail sehingga para pembaca akan lebih memahami hal apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu.

3. Reorientasi.
Reorientasi atau penutup merupakan bagian penutup dari teks cerita sejarah, yang di dalamnya dapat berisikan diantaranya komentar pribadi atau pendapat penulis terhadap peristiwa yang ditulisnya, yang sifat opsional, maksudnya adalah boleh ada boleh juga tidak ada. Reorientasi bertujuan untuk menghadirkan kembali peristiwa sejarah pada masa kini. Bagian ini menekankan pentingnya peristiwa sejarah tersebut.


Tahapan dalam Penulisan Teks Cerita Sejarah. Sebelum sampai pada struktur teks cerita sejarah sebagaimana tersebut di atas, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui dalam penulisan teks cerita sejarah tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Mencari dan menetapkan ide.
Dalam tahap ini, dilakukan pencarian ide atau gagasan dalam wacana yang berisi berbagai sejarah, sehingga penulis akan dapat membuat orientasi yang merupakan pengenalan dari suatu kejadian, dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
  • apa yang terjadi ?
  • kapan hal tersebut terjadi ?
  • dimana peristiwa tersebut terjadi ?
  • siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut ?
  • mengapa peristiwa tersebut terjadi ?
  • bagaimana peristiwa tersebut terjadi ?

2. Menganalisa data yang diperoleh.
Dalam tahap ini, semua data yang diperoleh sebagai bahan penulisan teks cerita sejarah tersebut dianalisa dan dipisahkan berdasarkan urutan peristiwa dengan mengidentifikasi masalah dan menulis kronologi kejadian atau peristiwa secara bertahap. Dalam tahap ini juga dilakukan Analisa berkaitan dengan struktur paragraf yang akan digunakan.

3. Membuat kerangka penulisan teks cerita.
Dalam tahap ini, penulis akan membuat kerangka tulisan teks cerita sejarah berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, dan selanjutnya menulis ulang menggunakan bahasa sendiri sesuai analisa struktur paragraf yang sudah di lakukan sebelumnya.

4. Penyempurnaan teks cerita.
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam penulisan teks cerita sejarah, di mana penulis melakukan penyempurnaan terhadap teks cerita sejarah yang ditulisnya. Kegiatan dalam tahap ini, diantaranya adalah dengan melakukan penyempurnaan terhadap ejaan dan tata bahasa yang digunakan agar lebih mudah dipahami oleh pembacanya, dan lain sebagainya.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian teks cerita sejarah, ciri-ciri, unsur, jenis, fungsi, kaidah kebahasaan, dan struktur teks cerita sejarah, serta tahapan dalam penulisan teks cerita sejarah.

Semoga bermanfaat.