Pengalaman : Pengertian Dan Faktor Yang Mempengaruhi Pengalaman, Serta Hubungan Antara Pengalaman Dan Ilmu (Pengetahuan)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pengalaman. Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia.

Terdapat satu peribahasa yang terkenal dan banyak dikenal oleh masyarakat, yang berbunyi : “pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Suatu peribahasa yang mengandung makna yang sangat mendalam, yaitu sebagai kejadian atau peristiwa yang telah terjadi di masa lampau yang dialami oleh seseorang, kemudian dari peristiwa atau kejadian tersebut dijadikan sebagai pelajaran atau peringatan untuk menuju langkah perjalanan hidup berikutnya.

Pengalaman setiap orang terhadap suatu obyek dapat berbeda-beda karena pengalaman mempunyai sifat subyektif, yang dipengaruhi oleh isi memorinya. Apapun yang memasuki indera dan diperhatikan akan disimpan di dalam memorinya dan akan digunakan sebagai referensi untuk menanggapi hal yang baru.

Secara etimologi, kata “pengalaman” berasal dari kata “alam” yang dapat berarti segala yang berada di langit dan di bumi atau lingkungan kehidupan. Pengalaman merupakan pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, penciuman, pendengaran, serta pengalaman masa lalu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengalaman diartikan dengan yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan lain sebagainya).

Sedangkan secara terminologi, kata “pengalaman” dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami, dijalani, maupun dirasakan yang kemudian disimpan dalam memori. Pengalaman juga dapat berarti kenyataan-kenyataan yang sifatnya empiris yang berdasarkan dari penemuan, percobaan, dan pengamatan yang telah dilakukan.


Selain itu, pengertian pengalaman dapat juga dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :
  • Dani Vardiansyah, dalam “Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar”, menyebutkan bahwa pengalaman berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman merupakan hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu, dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan, yaitu informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
  • Soekidjo Notoatmodjo, dalam “Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan”, menyebutkan bahwa pengalaman adalah peristiwa yang tertangkap oleh panca indera dan tersimpan dalam memori. Lebih lanjut, Soekidjo Notoatmodjo menjelaskan bahwa pengalaman dapat diperoleh ataupun dirasakan saat peristiwa baru saja terjadi maupun sudah lama berlangsung. Pengalaman yang terjadi dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia.
  • J. Pine dan J.H. Gilmore, dalam “The Experience Economy: Work is Theatre and Every Business A Stage”, menyebutkan bahwa pengalaman adalah suatu kejadian yang terjadi dan dirasakan oleh masing-masing individu secara personal yang dapat memberikan kesan tersendiri bagi individu yang merasakannya.
  • Marvin Daehler dan Danuta Bukatko, dalaman “Cognitive Development”, menyebutkan bahwa pengalaman adalah memori episodik yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi.


Faktor yang Mempengaruhi Pengalaman. Pengalaman setiap orang terhadap suatu obyek dapat berbeda-beda, karena pengalaman mempunyai sifat subyektif, yang dipengaruhi oleh isi memorinya. Apapun yang memasuki indera dan diperhatikan akan disimpan di dalam memorinya dan akan digunakan sebagai referensi untuk menanggapi hal yang baru. Soekidjo Notoatmodjo menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda walaupun melihat suatu obyek yang sama. Pengalaman seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
  • tingkat pengetahuan dan pendidikan seseorang. Pengetahuan dapat dibedakan dalam empat tingkatan, yaitu : 1. Pengetahuan deskriptif, merupakan suatu pengetahuan yang dalam cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa adanya unsur subyektivitas. 2. Pengetahuan kausal, merupakan suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. 3. Pengetahuan normatif, merupakan suatu pengetahuan yang senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau aturan. 4. Pengetahuan esensial, merupakan suatu pengetahuan yang menjawab suatu pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang ilmu filsafat.
  • pelaku atau pihak yang mempunyai pengalaman, yang diantaranya meliputi : umur, tingkat pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian, dan pengalaman hidup setiap individu.
  • obyek atau target yang dipersepsikan.
  • situasi di mana pengalaman itu dilakukan.


Hubungan Antara Pengalaman dan Ilmu (Pengetahuan). Pengalaman yang berkaitan dengan dunia nilai-nilai, seperti : nilai estetis, moral, dan religius, umumnya mengatasi penyerapan indrawi dan tidak pertama-tama bermotifkan pengetahuan. Pengetahuan merupakan suatu hasil atau dari manusia atas penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui tentang sesuatu obyek tertentu. Pengalaman lebih kaya daripada pengetahuan. Karena pengetahuan hanyalah salah satu bentuk pengalaman dan bentuk tersebut hanya khusus terdapat pada manusia. Hal ini menjadi nyata, misalnya dalam penekanannya pada feeling sebagai kategori dasar pengalaman.

Sedangkan hubungan antara pengalaman dan ilmu (pengetahuan) adalah :
  • bahwa ilmu itu menggali pengetahuan dari fakta-fakta dan merumuskannya dalam bentuk teori. Karena pengetahuan itu sesuai dengan fakta, maka pengetahuan yang digali dapat dinyatakan benar.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pengalaman, fakror yang mempengaruhi pengalama, serta hubungan antara pengalaman dan ilmu (pengetahuan).

Semoga bermanfaat.