Kualitas memiliki banyak pengertian, tergantung pada konteks yang dibicarakan dan kriteria yang digunakan. Dalam banyak hal, istilah kualitas dikaitkan dengan tingkat kepuasan manusia (konsumen) terhadap sesuatu yang dibutuhkan, diharapkan, atau diinginkan dalam kehidupannya.
Dalam bidang ekonomi dan bisnis, pengertian kualitas dapat ditinjau dalam dua sudut pandang, yaitu :
- secara konvensional, kualitas merupakan segala hal yang menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, yang meliputi performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan lain sebagainya.
- secara strategik, kualitas merupakan segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen (meeting the customers).
Philip Kotler, dalam “Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation, and Control”, menyebutkan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk barang atau jasa yang mendukung kemampuan untuk memuaskan kebutuhan.
Baca juga : Kualitas Menurut Taguchi
Sedangkan Genichi Taguchi, dalam “System of Experimental Design”, memiliki pandangan yang berbeda mengenai kualitas. Ia tidak hanya menghubungkan biaya dan kerugian dari suatu produk pada saat proses pembuatan produk tersebut, tetapi juga dihubungkan dengan konsumen dan masyarakat. Menurutnya, kualitas merupakan kerugian yang diterima masyarakat sejak suatu produk dikirimkan. Ia juga menjelaskan bahwa karakteristik kualitas adalah hasil dari suatu proses yang berkaitan dengan kualitas. Karakteristik kualitas yang terukur dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :
- nominal is the best, merupakan karakteristik kualitas yang menuju suatu nilai target yang tepat pada suatu nilai tertentu. Yang termasuk dalam kategori ini adalah berat, panjang, lebar, kerapatan , ketebalan, kecepatan, volume, dan lain sebagainya.
- smaller the better, merupakan pancapaian karakteristik kualitas di mana apabila semakin kecil (mendekati nol, karena dalam hal ini nol adalah nilai ideal) semakin baik. Yang termasuk dalam kategori ini adalah pemborosan, kontaminasi, hambatan, produk gagal, dan lain sebagainya.
- larger the better, merupakan pencapaian karakteristik kualitas di mana semakin besar semakin baik (tak terhingga sebagai nilai idealnya). Yang termasuk dalam kategori ini adalah waktu kerusakan, ketahanan produk, dan lain sebagainya.
Genichi Taguchi mengemukakan suatu metode kualitas yang dikenal dengan “Metode Taguchi”, yang merupakan metodologi dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses sehingga dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin. Filosofi Taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga konsep, yaitu :
- kualitas seharus didisain ke dalam suatu produk dan bukan sekedar memeriksanya.
- kualitas terbaik dicapai dengan cara meminimalisasi terjadinya penyimpangan dari target. Produk harus dirancang sedemikian rupa hingga dapat mengantisipasi faktor lingkungan yang tidak terkontrol.
- biaya dari kualitas seharusnya diperhitungkan sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan kerugiannya harus diperhitungkan pada seluruh sistem.
Baca juga : Penentuan Posisi Produk (Product Positioning)
Berkaitan dengan penentuan kualitas suatu produk, Philip Kotler menyebutkan bahwa terdapat delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas suatu produk, yaitu :
1. Performance.
Performance atau kinerja berkaitan dengan dimensi atau aspek fungsional suatu produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk tersebut. Konsumen akan kecewa jika produk yang ditawarkan tidak bisa memenuhi dimensi kinerja. Dimensi kerja pada setiap produk berlainan tergantung pada fungsi produk itu sendiri.
2. Features.
Features atau keistimewaan tambahan merupakan aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi, dimensi ini menjadi perhatian utama konsumen dalam meningkatkan keunggulan produk yang ditawarkan. Inovasi-inovasi yang terus dikembangkan adalah upaya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
3. Reability.
Reability atau kehandalan berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4. Conformance.
Conformance atau kesesuaian berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.Seberapa jauh suatu produk menjalankan spesifikasi dan standar tersebut direfleksikan dalam dimensi ini.
5. Durability.
Durability atau keawetan merupakan suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai produk. Dimensi ini menunjukkan suatu ukuran terhadap masa hidup suatu produk baik secara teknis maupun waktu. Produk dapat dikatakan memiliki keawetan yang baik apabila dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama oleh konsumen. Karena itu banyak produk yang menawarkan jaminan keawetan.
6. Servicability.
Servicability atau kemudahan diperbaiki merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
7. Aesthetics.
Aesthetics atau keindahan merupakan karakteristik yang bersifat subyektif menganai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan peribadi dan refleksi dari preferensi individual. Dimensi ini menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. Hal ini dikarenanakan sebaian orang membeli produk bukan karena kinerja dan keunggulan yang dimiliki melainkan karena keindahan dari produk tersebut.
8. Preceived Quality.
Preceived quality atau kualitas yang dirasakan merupakan dimensi yang menunjukkan citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap produk tersebut.
Senada dengan Philip Kotler tersebut, David Alan Gravin, dalam “Managing Quality : The Strategic and Competitive Edge”, menyebutkan bahwa indikator kualitas dari suatu produk dapat ditentukan melalui beberapa dimensi kualitas sebagai berikut :
- performance atau kinerja, merupakan dimensi kualitas yang berhubungan langsung dengan karakteristik utama suatu produk.
- features atau fitur, merupakan karakteristik pendukung pada suatu produk yang dapat menimbulkan kesan lebih baik dari konsumen.
- reliability atau kehandalan, merupakan kemampuan suatu produk bekerja secara memuaskan pada waktu dan kondisi tertentu.
- conformance atau kesesuaian, merupakan keserasian antara kinerja dan kualitas produk dengan standar yang telah ditetapkan.
- durability atau ketahanan, merupakan tingkat ketahanan suatu produk atau seberapa lama produk dapat digunakan secara terus menerus hingga akhirnya harus diganti.
- serviceability atau kemampuan pelayanan, merupakan kemudahan, kecepatan, kompetensi, dan kenyamanan dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan.
- aesthetics atau estetika, merupakan wujud fisik suatu produk, baik itu corak, rasa, bau, dan lain sebagainya yang menjadi daya tarik dari produk tersebut.
- percived quality atau kesan kualitas, merupakan segala hal yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu produk. Kesan kualitas dapat menimbulkan fanatisme konsumen terhadap merk tertentu karena reputasi dari produk itu sendiri.
Demikian penjelasan berkaitan dengan dimensi penentuan kualitas suatu produk.
Semoga bermanfaat.