Seleksi Karyawan : Pengertian, Kualifikasi Dan Aspek Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Seleksi Karyawan, Serta Permasalahan Dalam Seleksi Karyawan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Seleksi Karyawan. Istilah “seleksi karyawan” terdiri dari dua kata, yaitu “seleksi” dan “karyawan”. Yang dimaksud dengan seleksi adalah pemilihan (untuk mendapatkan yang terbaik) atau penyaringan. Sedangkan karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya) dengan mendapat gaji atau upah. Karyawan juga dapat berarti pegawai atau pekerja.

Berdasarkan hal tersebut, seleksi karyawan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pemilihan calon karyawan yang dilakukan dengan cermat dan sesuai dengan kriteria yang paling cocok untuk posisi tertentu di dalam sebuah perusahaan. Seleksi karyawan juga dapat berarti suatu proses pemilihan dan penentuan pelamar pekerjaan yang terdiri dari beberapa langkah spesifik untuk posisi jabatan yang tersedia dengan tujuan mengurangi jumlah pelamar yang terjaring sehingga memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan. Seleksi karyawan merupakan kegiatan manajemen sumber daya manusia yang dilakukan setelah proses rekrutmen karyawan selesai dilaksanakan. Seleksi karyawan digunakan untuk memutuskan apakah si pelamar diterima atau tidak sesuai dengan kualifikasi yang ada dalam uraian jabatan.

Selain itu, pengertian seleksi karyawan juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Henry Simamora, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa seleksi karyawan adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia di dalam perusahaan.
  • Sondang P. Siagian, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa seleksi karyawan adalah berbagai langkah spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima dan pelamar mana yang ditolak.
  • Malayu S.P. Hasibuan, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, seleksi karyawan adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau yang ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu.


Kualifikasi Karyawan yang Dibutuhkan Dalam Seleksi Karyawan. Dalam pelaksanaan seleksi karyawan, perusahaan terlebih dahulu menetapkan beberapa kualifikasi dari calon karyawan yang dibutuhkan. Malayu S.P. Hasibuan menyebutkan bahwa terdapat banyak hal yang menjadi dasar kualifikasi dalam proses seleksi karyawan, diantaranya adalah :
  • umur. Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. 
  • keahlian. Keahlian calon karyawan harus mendapat perhatian karena  akan menentukan mampu tidaknya seseorang menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Keahlian ini mencangkup technical skill, human skill, conceptual skill, kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan, serta kecermatan menggunakan peralatan yang dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan.
  • kesehatan fisik. Kesehatan fisik sangat penting untuk dapat menduduki suatu jabatan yang tawarkan.
  • pendidikan. Pendidikan merupakan suatu indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. 
  • jenis gender. Jenis gender harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan, waktu mengerjakan dan peraturan-peraturan. 
  • tampang. Tampang (physical appearance) adalah keseluruhan penampilan dan kerapian diri seseorang yang tampak di luar. Tampang hanyalah merupakan kualifikasi tambahan, artinya untuk jabatan tertentu tampang akan turut membantu keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
  • bakat. Bakat (mental aptitude) perlu mendapatkan perhatian, karena orang yang berbakat lebih cepat berkembang dan mudah menangkap pengarahan yang diberikan. 
  • temperamen. Temperamen adalah pembawaan seseorang yang sulit dipengaruhi oleh lingkungan dan melekat pada dirinya. Penilaian temperamen calon karyawan agak sulit. Untuk penilaian diserahkan kepada psikolog.
  • karakter. Karakter atau kepribadian berbeda dengan temperamen walaupun ada hubungan yang erat antara keduanya. Karakter merupakan sifat pembawaan seseorang yang dapat diubah dengan lingkungan atau pendidikan, sedangkan temperamen tidak dapat diubah oleh lingkungan.
  • pengalaman kerja. Pengalaman kerja seseorang pelamar hendaknya mendapat pertimbangan utama dalam proses seleksi. Orang yang berpengalaman merupakan calon karyawan yang telah siap pakai.
  • kerja sama. Kerja sama harus diperhatikan dalam proses seleksi, karena kesediaan kerja sama, baik vertikal maupun horizontal merupakan kunci keberhasilan perusahaan, asalkan kerja sama itu sifatnya positif serta berasaskan kemampuan.
  • kejujuran. Kejujuran merupakan kualifikasi seleksi yang sangat penting karena kejujuran merupakan kunci untuk mendelegasikan tugas kepada seseorang. 
  • kedisiplinan. Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam proses seleksi karena untuk dapat menyelesaikan tugas dengan baik seseorang harus disiplin, baik pada dirinya sendiri maupun pada peraturan perusahaan. 
  • inisiatif dan kreatif. Inisiatif dan kreatif merupakan kualifikasi seleksi yang penting karena inisiatif dan kreativitas dapat membuat seseorang mandiri dalam menyelesaikan pekerjaannya.


Aspek yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Seleksi Karyawan. Terdapat beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan seleksi karyawan. I Komang Ardana dkk, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan seleksi karyawan adalah:

1. Seleksi berpedoman pada analisis jabatan.
Dalam deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan yang merupakan hasil dari analisis jabatan tercantum rincian dan tugas tanggung jawab serta kriteria yang harus dipenuhi oleh pelamar. Oleh karena itu, deskripsi dan spesifikasi jabatan harus dijadikan pedoman dalam seleksi sumber daya manusia agar efektivitas pelaksanaan seleksi dapat dijamin keberhasilannya. Tanpa berpedoman pada analisis jabatan kemungkinan besar seleksi yang dilaksanakan bertendensi tidak akan berhasil dalam menentukan dan memilih sumber daya manusia sesuai dengan yang diharapkan.

2. Seleksi harus efektif dan efisien.
Proses seleksi harus dilaksanakan tepat sesuai dengan alokasi dana, waktu dan rencana yang telah ditetapkan. Efisiensi adalah pelaksanaan seleksi memerlukan biaya yang sesuai dengan anggaran yang tersedia, tetapi dapat memilih sumber daya manusia dengan tepat.

3. Seleksi berpedoman pada perencanaan sumber daya manusia.
Dalam perencanaan kebutuhan jumlah sumber daya manusia tertuang berapa jumlah sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia. Seleksi mengacu pada banyaknya sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak terpenuhi oleh calon tenaga kerja maka seleksi ulang bisa dilaksanakan untuk periode berikutnya sehingga mendapatkan sumber daya manusia yang tepat.

4. Seleksi harus memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Dalam melaksanakan seleksi harus memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku, misal ketentuan dalam melarang untuk mempekerjakan tenaga kerja di bawah umur atau tenaga kerja anak-anak. Seleksi juga memperhatikan etika, dan norma agama dengan menyesuaikan pada kondisi adat istiadat setempat.

5. Seleksi harus dilaksanakan objektif dan jujur.
Objektivitas dan kejujuran pelaksanaan seleksi menjadi tumpuan harapan bagi para pelamar karena dengan cara demikian, kepuasan dan keberhasilan dalam seleksi akan dirasakan dengan penuh kebanggaan. Para penyeleksi jujur dalam bertindak terhadap semua pelamar tanpa membedakan orang dan tidak menyembunyikan sesuatu yang dianggap merugikan pelamar atau menguntungkan segelintir pelamar yang dibantunya.


Permasalahan yang Ada Dalam Proses Seleksi Karyawan. Terdapat sejumlah komponen dalam suatu proses seleksi karyawan, diantaranya adalah :
  • kuantitas (jumlah) tenaga kerja yang dibutuhkan.
  • standard kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
  • kualifikasi dari sejumlah calon tenaga kerja.
  • kualifikasi yang menjadi dasar dalam seleksi, seperti : keahlian, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, keadaan fisik, tampang, bakat, temperamen, karakter, kerja sama, kejujuran, kedisiplinan, inisiatif, dan kreatif.

Dalam pelaksanaannya, proses seleksi karyawan seringkali muncul permasalahan. Malayu S.P. Hasibuan menyebutkan bahwa permasalahan atau kendala yang dapat terjadi dalam seleksi karyawan adalah berkaitan dengan :

1. Tolok ukur.
Kendala tolok ukur adalah kesulitan untuk menentukan standar tolok ukur yang akan dipergunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara obyektif. Misalnya mengukur kejujuran, kesetiaan, prakarsa dan lain sebagainya dari pelamar mengalami kesulitan. Bobot nilai yang diberikan sering didasarkan pada pertimbangan yang subyektif saja.

2. Penyeleksi.
Kendala penyeleksi adalah kesulitan mendapatkan penyeleksi yang benar-benar qualified, jujur dan obyektif penilaiannya. Penyeleksi sering memberikan nilai atas pertimbangan peranannya bukan atas fisis pikirannya.

3. Pelamar.
Kendala pelamar adalah kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar. Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik-baik saja tentang dirinya sedangkan yang hal-hal yang kurang baik disembunyikan. Hal ini terjadi karena pelamar adalah manusia yang mempunyai pikiran, kepintaran dan kelihaian untuk mengelabuhi penyeleksi.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian seleksi karyawan, kualifikasi dan aspek yang harus dipertimbangkan dalam seleksi karyawan, serta permasalahan yang ada dalam seleksi karyawan.

Semoga bermanfaat.