Kesejahteraan Masyarakat : Pengertian, Indikator, Dan Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Kesejateraan Masyarakat. Istilah “kesejahteraan masyarakat” terdiri dari dua kata, yaitu “kesejateraan” dan “masyarakat”. Kesejahteraan berasal dari kata dasar “sejahtera” yang berarti suatu keadaan yang menunjuk pada kondisi yang baik, yaitu suatu kondisi di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Sedangkan masyarakat dapat berarti sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif.

Berdasarkan hal tersebut, kesejahteraan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang memperlihatkan suatu keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat. Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, dalam “Pembangunan Ekonomi”, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar yang terlihat dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan akan sandang (pakaian) dan pangan (makanan), pendidikan, dan kesehatan. Atau dapat juga dikatakan bahwa kesejahteraan masyarakat adalah keadaan di mana seseorang mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi di mana tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani.

Kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam paradigma pembangunan ekonomi, di mana pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik.


Indikator Kesejahteraan Masyarakat. Indikator merupakan suatu hal yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan. Indikator kesejahteraan masyarakat merupakan suatu ukuran ketercapaian masyarakat di mana masyarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidak. Secara umum, beberapa hal yang dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan kesejahteraan masyarakat adalah :

1. Pendapatan masyarakat.
Masyarakat dikatakan sejahtera apabila :
  • jumlah pendapatan yang diterima mampu memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder, dan kebutuhan lainnya.
  • terjadi pemerataan pendapatan di masyarakat sehingga tidak ada kecemburuan sosial.

2. Pendidikan.
Terpenuhinya kebutuhan akan pendidikan dengan didukung oleh fasilitas pendidikan yang memadai dan terjangkau akan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan taraf kesejahteraan hidup yang baik.

3. Kesehatan.
Terjaminnya kualitas kesehatan yang baik dengan dukungan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang memadai akan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan hidup masyarakat.

Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia menjelaskan bahwa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, diantaranya adalah :

1. Kependudukan (Population).
Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat suatu negara. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkontrol akan berdampak pada munculnya berbagai permasalahan dalam hal kependudukan. Semakin banyak jumlah penduduk, maka dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas umum agar kesejahteraan penduduk terjamin.

2. Kesehatan dan Gizi (Health and Nutrition).
Tingkat kualitas kesehatan dan keterpenuhan gizi masyarakat merupakan indikator penting untuk menggambarkan mutu pembangunan manusia suatu wilayah. Semakin sehat kondisi suatu masyarakat, maka akan semakin mendukung proses dan dinamika pembangunan ekonomi suatu negara/wilayah semakin baik. Pada akhirnya hasil dari kegiatan perekonomian adalah tingkat produktivitas penduduk suatu wilayah dapat diwujudkan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat dicapai.

3. Pendidikan (Education).
Pemenuhan atas hak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung keberlangsungan pembangunan. Pemerataan, akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat masyarakat memiliki kecakapan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya untuk mendukung kesejahteraan masyarakat secara umum.

4. Ketenagakerjaan (Employment).
Ketenaga-kerjaan merupakan salah satu masalah terbesar yang menjadi perhatian pemerintah, di mana masalah ketenaga-kerjaan merupakan masalah yang sangat sensitif yang harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan agar masalah tersebut tidak meluas yang berdampak pada penurunan kesejahteraan dan keamanan masyarakat. Berbagai masalah bidang ketenaga-kerjaan yang dihadapi pemerintah antara lain :
  • tingginya tingkat pengangguran.
  • rendahnya perluasan kesempatan kerja yang terbuka.
  • rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja.
  • masalah pekerja anak.

5. Taraf dan Pola Konsumsi (Consumption and Pattern).
Pola konsumsi penduduk merupakan salah satu indikator sosial ekonomi masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan setempat. Budaya dan perilaku lingkungan akan membentuk pola kebiasaan tertentu pada kelompok masyarakat. Data pengeluaran dapat mengungkapkan pola konsumsi rumah tangga secara umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, atau dengan kata lain, pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk.

6. Perumahan dan Lingkungan (Housing and Environment).
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer, kebutuhan yang paling mendasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sekaligus merupakan faktor penentu indikator kesejahteraan rakyat. Rumah selain sebagai tempat tinggal, juga dapat menunjukkan status sosial seseorang, yang berhubungan positif dengan kualitas atau kondisi rumah. Selain itu rumah juga merupakan sarana pengamanan dan pemberian ketenteraman hidup bagi manusia dan menyatu dengan lingkungannya. Kualitas lingkungan rumah tinggal mempengaruhi status kesehatan penghuninya.

7. Kemiskinan (Poverty).
Masalah kemiskinan merupakan persoalan pokok yang selalu menjadi prioritas pemerintah dan menjadi agenda rutin dalam Rencana Pembangunan Nasional. Kemiskinan dipandang sebagai ketidak-mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Kemiskinan merupakan persoalan multidimensi yang mencakup berbagai aspek kehidupan, tidak hanya mencakup sisi ekonomi, tetapi juga sisi sosial dan budaya. Semakin kecil angka kemiskinan berarti semakin dekatnya ketercapaian kesejahteraan masyarakat.

8. Sosial Lainnya (Other Social Concerns).
Globalisasi telah mendorong perubahan pola hidup masyarakat. Teknologi yang semakin canggih seolah membuat akses dunia tanpa batas. Tingkat kebutuhan mulai mengalami pergeseran, dari kebutuhan sekunder atau tersier menjadi kebutuhan primer, seperti : berlibur atau berwisata, eksistensi di tengah masyarakat, dan mengakses teknologi informasi dan komunikasi. Pertukaran informasi yang cepat antar daerah dan negara menjadi kebutuhan utama yang tidak terhindarkan dalam menunjang keberlangsungan hidup orang banyak. Semakin derasnya arus globalisasi antar negara semakin membuka kesempatan bagi setiap negara untuk mengembangkan perekonomiannya sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.


Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Secara umum, faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Faktor Intern.
Faktor intern yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, diantaranya adalah :
  • jumlah anggota keluarga. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi kesejahteraan, hal tersebut berkaitan dengan tercukupinya kebutuhan primer, sekunder, dan kebutuhan lainnya.
  • tempat tinggal. Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan menggembirakan serta menyejukkan hati.
  • keadaan sosial keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga.
  • keadaan ekonomi keluarga. Ekonomi dalam keluarga meliputi : keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota keluarga. Semakin banyak sumber-sumber keuangan atau pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga.

2. Faktor Ekstern.
Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, diantaranya adalah :
  • manusia, meliputi : rasa iri hati, fitnah, ancaman fisik, dan pelanggaran norma.
  • alam, meliputi : bahaya (bencana) yang ditimbulkan oleh alam, kerusuhan, dan berbagai macam virus penyakit.
  • ekonomi negara, meliputi : pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi, dan lain sebagainya.
  • nilai hidup, yaitu sesuatu yang dianggap paling penting dalam hidupnya. Nilai hidup merupakan “konsepsi”, artinya gambaran mental yang membedakan individual atau kelompok dalam rangka mencapai sesuatu yang diinginkan, yang meliputi : faktor tujuan hidup yaitu sesuatu yang akan dicapai atau sesuatu yang diperjuangkan agar nilai yang merupakan patokan dapat tercapai dengan demikian tujuan hidup tidak terlepas dari nilai hidup, dan faktor standar hidup yaitu tingkatan hidup yang merupakan suatu patokan yang ingin dicapai dalam memenuhi kebutuhan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kesejahteraan masyarakat, indikator dan faktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Semoga bermanfaat.