Storytelling Dalam Marketing : Pengertian, Manfaat, Tahapan, Dan Metode Storytelling Yang Digunakan Dalam Marketing

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Dalam bahasa Indonesia, storytelling seringkali diterjemahkan dengan “mendongeng” atau “bercerita”. Storytelling merupakan suatu seni atau tindakan bercerita (the art or act of telling stories). Storytelling juga dapat berarti suatu teknik atau kemampuan untuk menceritakan sebuah kisah, pengaturan adegan, event, dan juga dialog.

Dalam perkembangannya, metode storytelling tidak hanya digunakan dalam menceritakan suatu kisah atau digunakan sebagai metode pembelajaran saja, tetapi juga sudah jamak digunakan dalam dunia profesional atau bisnis, terutama dalam bidang “marketing” atau “pemasaran”. Atau dengan kata lain, metode storytelling dapat digunakan ketika seorang ingin :
  • menawarkan suatu produk, baik barang atau jasa.
  • membuat iklan mengenai produk (baik barang atau jasa) dengan cara merangkai kata demi kata menjadi sebuah cerita.

Berdasarkan hal tersebut, dalam dunia marketing storytelling dapat diartikan sebagai suatu usaha mengumpulkan data dan menyusunnya menjadi cerita yang runtut dan utuh untuk disampaikan kepada audiens, sehingga timbul ketertarikan terhadap sesuatu atau produk yang ditawarkan.


Manfaat Storytelling dalam Marketing. Dalam dunia marketing, seorang tenaga pemasar yang hendak menggunakan metode storytelling dalam memasarkan produk suatu barang dituntut untuk memiliki beberapa keahlian, diantaranya :
  • kemampuan public speaking yang baik. 
  • memahami karakter audiens (calon konsumen). 
  • pintar mengatur nada dan intonasi suara saat menceritakan suatu produk.
  • memiliki keterampilan memakai alat bantu yang berkaitan dengan produk yang hendak dipasarkannya.
 
Seorang tenaga pemasar dinilai berhasil menggunakan metode storytelling, apabila audiens atau calon konsumen  mampu menangkap dan memahami cerita yang disampaikannya berkaitan dengan produk yang dipasarkannya tersebut. 

Bagi seorang pemasar, metode storytelling memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah :
  • menumbuhkan minat audiens (calon konsumen) terhadap produk yang dipasarkannya.
  • menjadikan audiens (calon konsumen) lebih fokus pada produk yang dipasarkannya.
  • menjadikan audiens (calon konsumen) untuk membeli atau mengkonsumsi produk yang dipasarkannya.


Tahapan Strorytelling dalam Marketing. Hal yang perlu dilakukan oleh seorang tenaga pemasar ketika menggunakan metode storytelling dalam memasarkan produk yang jualnya sehingga berjalan dengan efektif adalah sebagai berikut :

1. Mengenali Audiens (Calon Konsumen).
Seorang tenaga pemasar harus dapat mengenali audiens (calon konsumen) yang akan mendengarkan cerita tentang produk yang akan dipasarkannya. Beberapa hal yang perlu dikenali atau diketahui dari audiens (calon konsumen), diantaranya adalah :
  • usia.
  • tingkat pendidikan. 
  • berbagai referensi dari audiens (calon konsumen). 

Hal-hal tersebut di atas akan membantu tenaga pemasar dalam pemilihan gaya bercerita, bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya, sehingga metode storytelling yang dibawakannya menjadi baik, menarik, dan efisien.

2. Menentukan Pesan Inti.
Sebelum melakukan pemasaran produk dengan metode storytelling, harus terlebih dahulu dapat menentukan materi atau pesan inti yang akan disampaikan kepada audiens (calon konsumen). Metode storytelling disampaikan dengan tidak terlalu panjang atau tidak bertele-tele, sehingga audiens (calon konsumen) tidak bosan dalam mendengarkan cerita tentang produk yang ditawarkannya tersebut.

3. Tentukan Call To Action (CTA).
Call to action merupakan istilah yang sering digunakan dalam marketing untuk menyebut ajakan kepada audiens (calon konsumen) untuk melakukan aksi. Call to action dapat disampaikan melalui berbagai media, termasuk kalimat ajakan, gambar, dan lain sebagainya. Dalam menyusun cerita tentang produk yang ditawarkannya tersebut, jangan lupa untuk menentukan aksi yang ingin didapatkan dari audiens (calon konsumen). Seperti, diantaranya : 
  • menginginkan audiens (calon konsumen) membeli produk yang ditawarkan.  
  • mengunjungi halaman web atau aksi yang lain. 
Hal-hal tersebut harus ditentukan dengan pasti sehingga cerita yang disampaikan tidak sia-sia.

4. Tulis dan Bagikan.
Tahapan terakhir yang harus dilakukan oleh seorang tenaga pemasar ketika menawarkan suatu produk dengan metode storytelling adalah merangkai kalimat dan menyusunnya menjadi kesatuan cerita yang utuh berkaitan dengan produk yang ditawarkannya tersebut, yang di dalamnya termasuk memuat pesan inti maupun call to action.


Metode Storytelling yang Digunakan Dalam Marketing. Beberapa metode storytelling yang dapat digunakan oleh seorang tenaga pemasar sehingga menarik audiens (calon pelanggan) tertarik terhadap produk yang ditawarkannya, diantaranya adalah :

1. Sparkline.
Sparkline merupakan suatu metode storytelling yang dapat digunakan dalam marketing yaitu dengan menjelaskan mengenai perbedaan antara peristiwa di lapangan dengan harapan atau keinginan disertai langkah-langkah untuk bisa mencapai keinginan tersebut. Fokus dari metode sparkline adalah memetakan masalah apa saja yang terjadi. Setelah itu, seorang tenaga pemasar perlu mencari solusi-solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sedangkan tujuan dari metode sparkline adalah mempengaruhi audiens (calon pembeli) dari sisi emosional sehingga mau mengikuti solusi yang ditawarkan, kemudian mengkonsumsi produk yang ditawarkannya tersebut.

2. Start False.
Start false merupakan suatu metode storytelling yang dapat digunakan dalam marketing yaitu dengan mendasarkan pada suatu kesalahan atau kegagalan yang pernah terjadi pada masa lampau, untuk kemudian menciptakan suatu inovasi atau solusi, sehingga penyebab kegagalan dimaksud tidak terjadi kembali. Metode start false umumnya memakai kisah-kisah atau pengalaman orang yang pernah gagal di masa lalu, yang akhirnya menjadi sukses saat ini. Tujuan dari metode start false adalah memotivasi para audiens (calon konsumen) dan menegaskan bahwa kegagalan bukanlah sebuah akhir, melainkan awal dari kesuksesan.

3. Monomyth.
Monomyth merupakan suatu metode storytelling yang dapat digunakan dalam marketing yaitu dengan menceritakan kisah perjuangan seorang. Tujuan dari metode monomyth adalah untuk memberikan inspirasi kepada audiens (calon konsumen).

4. The Mountain.
The mountain merupakan suatu metode storytelling yang dapat digunakan dalam marketing yaitu dengan diawali oleh  pengenalan karakter (kelebihan dan kekurangan) berkaitan dengan produk yang ditawarkan. Metode the mountain ini hampir mirip seperti sebuah cerita pada umumnya. 


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian storytelling dalam marketing, manfaat dan tahapan storytelling dalam marketing, serta metode storytelling yang digunakan dalam marketing.

Semoga bermanfaat.