Akuntansi berbasis akrual merupakan suatu metode pencatatan akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan, di mana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan pengaruh transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan. Penggunaan akuntansi berbasis akrual akan memungkinkan suatu perusahaan untuk dapat segera mengakui suatu transaksi pendapatan dan pengeluaran walaupun belum menerima atau mengeluarkan uang.
Akuntansi berbasis akrual dianggap lebih baik dari pada akuntansi berbasis kas karena dianggap laporan keuangan yang disajikan lebih dapat dipercaya, lebih akurat, lebih komprehensif, dan lebih relevan. Sedangkan dalam suatu negara, penggunaan akuntansi berbasis akrual dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Hal tersebut dikarenakan pencatatan yang dilakukan dalam akuntansi berbasis akrual sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga informasi dapat disajikan secara tepat dan komprehensif.
Berdasarkan hal tersebut, International Monetary Fund (IMF) menyarankan kepada semua negara untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangannya, dengan alasan akuntansi berbasis akrual :
- saat pencatatan sesuai dengan terjadinya arus sumber daya sehingga basis akrual ini menyediakan estimasi yang lebih tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro.
- menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh aktivitas ekonomi dicatat, termasuk transaksi internal dan arus ekonomi lainnya.
- merupakan sistem pelaporan keuangan yang bersifat relevan.
Baca juga : Akuntansi Berbasis Akrual
Konsep Akuntansi Berbasis Akrual. Akuntansi berbasis akrual memiliki dua konsep utama, yaitu :
1. Pengakuan Pendapatan.
Dalam akuntansi berbasis akrual pendapatan perusahaan dicatat pada saat terjadinya atau adanya piutang tak tertagih. Pendapatan perusahaan sudah diakui dari piutang tak tertagih walaupun kondisi kas belum diterima. Hal ini juga disebabkan karena kapan kas benar-benar menerima pendapatan tidak begitu penting.
2. Pengakuan Beban.
Dalam akuntansi berbasis akrual beban yang masih harus dibayarkan akan dicatat menjadi pos hutang bagian hutang lancar pada neraca. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang belum dibayar dan menjadi beban dalam laporan laba rugi. Biasanya perusahaan membuat laporan arus kas terpisah secara tidak langsung ini adalah overhead cost.
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kerangka konseptual dari pengakuan unsur laporan keuangan dalam akuntansi berbasis akrual adalah sebagai berikut :
1. Pengakuan pendapatan :
- Pendapatan (Laporan Operasional/LO) diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi.
- Pendapatan (Laporan Realisasi Anggaran/LRA) diakui pada saat kas diterima direkening kas umum negara atau daerah atau oleh entitas pelaporan.
2. Pengakuan beban dan belanja :
- Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi asset atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
- Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari rekening kas negara atau daerah atau entitas pelaporan.
Baca juga : Komputerisasi Di Bidang Akuntansi
Perbedaan Antara Akuntansi Berbasis Akrual dan Akuntansi Berbasis Kas. Metode pencatatan akuntansi berbasis akrual sangat berbeda dengan akuntansi berbasis kas. Secara umum, perbedaan antara akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas adalah sebagai berikut :
- Akuntansi berbasis akrual : perusahaan dapat mengakui pendapatan atau pengeluaran yang terjadi, walaupun belum menerima uang masuk atau mengeluarkan uang.
- Akuntansi berbasis kas : perusahaan dapat mengakui suatu pendapatan ketika telah menerima uang kas masuk, begitu juga jika mencatat transaksi pengeluaran ketika telah terjadi uang kas keluar. Dengan kata lain, pengakuan pendapatan dan pengeluaran hanya terjadi ketika uang telah berpindah tangan.
Baca juga : Siklus Akuntansi
Selain itu, perbedaan antara akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas juga dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
1. Waktu.
Berdasarkan waktu, perbedaan keduanya adalah :
- akuntansi berbasis akrual : pencatatan segera dilakukan setelah terjadinya transaksi.
- akuntansi berbasis kas : pencatatan dilakukan setelah terjadinya penerimaan atau pengeluaran uang.
2. Ketepatan.
Berdasarkan ketepatan, perbedaan keduanya adalah :
- akuntansi berbasis akrual : pencatatan diyakini lebih akurat dan merepresentasikan nilai secara lebih nyata nilai suatu neraca kapan saja dibutuhkan secara real-time.
- akuntansi berbasis kas : kurang efektif jika digunakan dalam jangka panjang. Hal ini akan memberikan waktu yang sangat lama bagi perusahaan untuk menerima dana dari penjualan yang telah dijalankan. Dalam dunia bisnis, praktek ini sangat merugikan dan tidak ada kontrol pada transaksi non-tunai yang sangat kompleks.
3. Arus Kas.
Berdasarkan arus kas, perbedaan keduanya adalah :
- akuntansi berbasis akrual : kurang merepresentasikan laporan arus kas yang benar. Para akuntan perusahaan akan membuat laporan arus kas secara terpisah jika perusahaan menggunakan laporan keuangan dengan jenis basis akrual.
- akuntansi basis kas : lebih memberi gambaran secara lebih tepat terhadap arus kas yang masuk dan keluar dari suatu siklus.
4. Kemudahan penggunaan pencatatan dan pemeriksaan laporan keuangan.
Berdasarkan kemudahan penggunaan pencatatan dan pemeriksaan laporan keuangan, perbedaan keduanya adalah :
- akuntansi berbasis akrual : lebih kompleks karena membutuhkan banyak entri jurnal pada setiap transaksi yang terjadi.
- akuntansi berbasis kas : lebih mudah karena hanya membutuhkan sedikit transaksi untuk entri jurnal.
5. Penerapan.
Berdasarkan penerapan, perbedaan keduanya adalah :
- akuntansi berbasis akrual : cocok diterapkan untuk perusahaan dengan arus modal besar dan perputaran bisnis yang cepat.
- akuntansi berbasis kas : tidak cocok untuk perusahaan dengan arus modal besar dan perputaran bisnis yang cepat. Jenis laporan keuangan dengan akuntansi berbasis kas dipakai oleh usaha kecil atau yang sedang berkembang.
6. Analisis tren.
Berdasarkan analisis tren, perbedaan keduanya adalah :
- akuntansi berbasis akrual : terdapat nilai representasi yang tepat pada setiap transaksi yang terjadi, karena setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam jurnal. Dengan demikian, grafik penjualan dan pengeluaran dapat lebih mudah untuk dianalisis.
- akuntansi berbasis kas : terdapat celah waktu antara pencatatan dari kejadian aktual dan pencatatan, karena penyajian laporan keuangan hanya dilakukan ketika dana atau uang berpindah tangan. Oleh karena itu, analisis tren tidak dapat dilakukan pada metode dengan basis kas.
Sedangkan Mardiasmo, dalam “Otonomi dam Manajemen Keuangan Daerah”, menyebutkan bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual memiliki perbedaan dengan akuntansi berbasis kas. Perbedaan dimaksud berkaitan dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Akuntansi berbasis akrual :
Rugi/Laba (Surplus/Defisit) = Pendapatan (Income) – Biaya
2. Akuntansi berbasis kas :
Perubahan kas = Penerimaan kas – Pengeluaran kas
di mana :
- Pendapatan (income) : penerimaan kas selama satu periode akuntasi – saldo awal piutang + saldo akhir piutang.
- Biaya : kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi – saldo awal utang + saldo akhir utang.
Baca juga : Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
Demikian penjelasan berkaitan dengan konsep akuntansi berbasis akrual, serta perbedaan antara akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas.
Semoga bermanfaat.