Desain pekerjaan atau “job design” merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen operasional, selain berkaitan dengan tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, desain pekerjaan yang baik akan mendorong keberhasilan produktivitas perusahaan.
Desain pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatan kerja seorang karyawan secara organisasional. Eddy Herjanto, dalam “Manajemen Operasi”, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan desain pekerjaan adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilakukan, di mana tugas dikerjakan dan bagaimana tugas itu dilaksanakan.
Lebih lanjut, Eddy Herjanto menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam proses mendesain pekerjaan, yaitu :
- perluasan tugas (job enlargement), yang meliputi : pemberian tugas yang lebih besar secara horizontal, di mana pekerjaan tambahan itu berada pada tingkat kecakapan dan tanggung jawab yang setara dengan pekerjaan semula.
- pengayaan tugas (job enrichment), yang meliputi : penambahan tugas dengan tanggung jawab yang lebih tinggi seperti perencanaan dan pengendalian.
- perputaran tugas (job rotation), merupakan kebijakan penukaran tugas antar pekerja secara periodik untuk menghindari seseorang bekerja secara monoton mengerjakan tugas yang sama setiap hari. Perputaran tugas ini memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memperbanyak pengalaman dan memungkinkan seorang pekerja untuk menggantikan pekerja lain yang tidak masuk.
Baca juga : Mendesain Ulang Pekerjaan (Job Redesign)
Pendekatan Desain Pekerjaan. Terdapat tiga pendekatan dalam desain pekerjaan, yaitu :
1. Pendekatan Mekanistik.
Pendekatan mekanistik juga dirujuk sebagai pendekatan manajemen ilmiah. Pendekatan ini dirancang oleh Frederick Winslow Taylors dan tim-nya. Dalam pendekatan mekanistik, para perancang kerja berusaha untuk merancang pekerjaan sedemikian rupa sehingga tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan seefisien mungkin, dengan inti pekerjaan melibatkan hampir seluruh kegiatan fisik, bukan kegiatan mental. Demi efisiensi, pekerjaan seringkali dan dibagi-bagi ke dalam tugas-tugas kecil, sederhana, distandarkan, dan dilakukan secara berulang-ulang oleh satu orang. Sehingga sebagai akibatnya, individu dan masing-masing pekerjaannya menjadi sangat khusus.
Kelebihan pendekatan mekanistik :
- menjamin prediktabilitas.
- menyediakan kejelasan.
Kekurangan pendekatan mekanistik :
- mungkin membosankan.
- mungkin mengakibatkan karyawan membolos, sabotase, atau pengunduran diri.
2. Pendekatan Faktor Manusia.
Pendekatan faktor manusia atau sering juga disebut dengan “ergonomi”. Pendekatan ini menekankan pada mendesain pekerjaan di sekitar orang atau karyawan, dan tidak di sekitar proses organisasi. Dalam perencanaan kerja, pendekatan faktor manusia akan memperhitungkan dimensi fisik dari tubuh manusia, prinsip-prinsip mekanis yang mengatur gerak tubuh, dan fisiologi. Dengan mengetahui dimensi-dimensi tubuh manusia akan mempermudah pembuatan desain peralatan yang digunakan dalam kerja. Tujuan pendekatan faktor manusia adalah mendesain peralatan yang cocok dengan seluruh bagian tubuh fisik yang ada pada orang yang akan menggunakan peralatan tersebut.
Salah satu cara pendekatan faktor manusia dalam desain pekerjaan, menurut Frederick Herzberg, adalah dengan pengayaan pekerjaan. Frederick Herzberg mengelompokan faktor manusia ke dalam dua kategori, yaitu :
- motivator, yang meliputi faktor-faktor seperti prestasi, sifat kerja, tanggung jawab, pembelajaran dan pertumbuhan dan lainnya yang dapat memotivasi seseorang untuk mencapai kinerja yang lebih baik di tempat kerja.
- faktor kebersihan, yang meliputi berbagai hal seperti kondisi kerja, kebijakan organisasi, gaji, dan lainnya yang mungkin tidak memotivasi secara langsung tetapi jika tidak terpenuhi dapat menyebabkan ketidakpuasan di tempat kerja.
Kelebihan pendekatan faktor manusia :
- mengakomodasi kerja.
- mengatasi hambatan fisik.
- membuat kerja lebih mudah diakses.
Kekurangan pendekatan faktor manusia :
- mungkin untuk kerja tertentu terlalu mahal biayanya.
- tidak praktis jika karakteristik struktural perusahaan tidak memungkinkan perubahan kerja.
Baca juga : Manajemen Perusahaan
3. Pendekatan Motivasi.
Pendekatan motivasi dimulai dengan asumsi bahwa pekerjaan dapat dirancang untuk menstimulus motivasi karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja. A.N. Turner dan P.R. Lawrence menyebutkan bahwa motivasi dalam suatu pekerjaan berasal dari :
- variasi dalam aktivitas kerja.
- otonomi dalam menentukan metode pekerjaan apa yang akan digunakan.
- interaksi dengan orang lain dalam melaksanakan pekerjaan dan di waktu lain.
- pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk melakukan pekerjaan itu.
- tanggung jawab untuk memecahkan masalah dan keputusan lain.
Pendekatan motivasi tidak bertentangan dengan pendekatan faktor manusia, namun bertentangan dengan pendekatan mekanistik. Pendekatan motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
3.1. Pendekatan motivasional individu (kontemporer individu).
Dalam pendekatan motivasional individu (kontemporer individu), karyawan yang menghargai makna, menghargai tanggujng jawab, dan mengetahui hasilnya, akan memberikan hasil kerja dan hasil individu yang positif.
Kelebihan pendekatan motivasi individu (kontemporer individu) :
- memenuhi kebutuhan akan tanggung jawab, pertumbuhan, dan pengetahuan tentang hasil.
- menyediakan kesempatan pertumbuhan.
- mengurangi kejenuhan.
- meningkatkan kinerja dan semangat kerja.
Kekurangan pendekatan motivasi individu (kontemporer individu) :
- mungkin tidak bisa dilakukan terhadap mereka yang memilih rutinitas kerja.
- mungkin memerlukan imbalan lebih tinggi.
- mungkin sulit diterapkan untuk kerja yang sulit diperkaya.
- memerlukan sejumlah perubahan dalam sistem sumber daya manusia secara menyeluruh.
3.2. Pendekatan kontemporer tim.
Berbeda dengan pendekatan motivasi individu (kontemporer) dan pendekatan mekanistik yang merancang kerja untuk setiap individu, dalam pendekatan kontemporer tim, merancang kerja untuk kelompok-kelompok individu. Rancangan tim ini secara umum menunjukkan suatu perhatian terhadap kebutuhan sosial individu serta kendala-kendala teknologi.
Tim-tim karyawan seringkali merotasi kerja dan mungkin mengikuti produk yang sedang mereka kerjakan sampai pada tahap akhir proses. Dalam rancangan kontemporer tim, masing-masing karyawan belajar menangani banyak tugas, sebagian diantaranya membutuhkan keterampilan yang berbeda. Ketika dihadapkan pada keputusan ini tim umumnya mencoba melibatkan semua anggotanya.
Jadi, tim dapat memuaskan sejumlah pilihan pada pencapaian dan pemenuhan tugas dan sejumlah pilihan pada interaksi sosial. Jika anggota tim bekerja sama dengan baik, keputusan dan perilaku tim menghasilkan keluaran (output) yang lebih besar.
Kelebihan pendekatan kontemporer tim :
- menyediakan interaksi sosial.
- menyediakan variasi.
- mungkin meningkatkan pelayanan yang diberikan.
- mengurangi masalah pembolosan karyawan.
Kekurangan pendekatan kontemporer tim :
- mungkin tidak bisa dilakukan terhadap karyawan yang memilih bekerja sendiri.
- memerlukan pelatihan keterampilan antar personal.
- memerlukan waktu cukup panjang untuk melakukan perubahan besar.
- mungkin memerlukan perubahan besar dalam struktur organisasi dan dalam sistem sumber daya manusia.
Baca juga : Pengertian Desain Pekerjaan (Job Design), Metode Dan Faktor Yang Mempengaruhi Desain Pekerjaan
Demikian penjelasan berkaitan dengan pendekatan desain pekerjaan (job design) serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pendekatan desain pekerjaan (job design).
Semoga bermanfaat.