Prinsip Dan Metode Pelatihan, Serta Persamaan Dan Perbedaan Antara Pelatihan Dan Pendidikan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pelatihan, menurut Veithzal Rivai, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori Ke Praktik”, diartikan sebagai suatu proses sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Pelatihan yang diadakan oleh suatu organisasi atau perusahaan pada umumnya berkaitan dengan keahlian dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya saat ini, berorientasi saat ini, dan membantu karyawan untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil melaksanakan pekerjaannya.

Dalam tataran tertentu, pelatihan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan oleh organisasi atau perusahaan. Kebutuhan pelatihan menurut Veithzal Rivai dapat digolongkan menjadi tiga hal, yaitu :
  • kebutuhan memenuhi tuntutan sekarang. Kebutuhan dimaksud dapat dikenali dari prestasi karyawannya yang tidak sesuai dengan standar hasil kerja yang dituntut pada jabatan itu.
  • kebutuhan memenuhi tuntutan jabatan lainnya. Pada tingkat hierarki manapun dalam suatu perusahaan sering dilakukan rotasi jabatan. Alasannya bermacam-macam, ada yang menyebutkan untuk mengatasi kejenuhan, ada juga yang menyebutkan untuk membentuk orang generalis.
  • kebutuhan memenuhi tuntutan perubahan. Perubahan, baik intern (perubahan sistem, struktur organisasi) maupun ekstern (perubahan teknologi, perubahan orientasi bisnis perusahaan) sering memerlukan adanya tambahan pengetahuan baru. Meskipun pada saat ini tidak ada persoalan antara kemampuan orangnya dengan tuntutan jabatannya, tetapi dalam rangka menghadapi perubahan di atas dapat diantisipasi dengan adanya pelatihan yang bersifat potensial.


Prinsip Pelatihan. Dalam suatu pelatihan yang diadakan untuk karyawan, berlaku beberapa prinsip. William B. Werther dan Keith Davis, dalam “Human Resources And Personal Management”, menyebutkan bahwa terdapat lima prinsip dalam pelatihan, yaitu :

1. Participation.
Paticipation, maksudnya adalah dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta maka akan lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan.

2. Repetition.
Repetition, maksudnya adalah senantiasa dilakukan secara berulang karena dengan ulangan-ulangan ini peserta-peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan.

3. Relevance.
Relevance, maksudnya adalah harus saling berhubungan sebagai contoh para peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut.

4. Transference.
Transference, maksudnya adalah program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya.

5. Feedback.
Feedback, maksudnya adalah setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan adanya umpan balik yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut. Dengan adanya umpan balik ini maka peserta akan dapat memperoleh informasi tentang hasil yang dicapai dan hal ini akan mengingatkan motivasi mereka dalam bekerja serta dapat mengetahui hasil kerja mereka.

Baca juga : Manajemen Kualitas

Metode Pelatihan. Pelatihan dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode. Andrew E. Sikula, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa metode pelatihan yang dapat diberikan kepada karyawan, diantaranya adalah :

1. Metode On The Job Training.
Prosedur metode on the job training dapat dilakukan secara :
  • informal, yaitu dengan observasi sederhana dan mudah serta praktis. Karyawan mempelajari jobnya dengan mengamati perilaku karyawan lain yang sedang bekerja. 
  • formal (lebih formal), yaitu dengan karyawan senior memberikan contoh cara mengerjakan pekerjaan dan karyawan baru memperhatikannya.
Metode on the job training dapat dilakukan dengan menggunakan diantaranya :
  • peta-peta atau gambar-gambar.
  • sampel masalah.
  • mendemonstrasikan pekerjaan agar karyawan baru dapat memahaminya dengan jelas.
Hal yang harus diperhatikan dalam  metode on the job training, diantaranya adalah :  
  • supervisior harus terlatih dan memadai. 
  • peserta belajar dengan perlengkapan yang nyata dan dalam lingkungan pekerjaan yang jelas.

2. Metode Vestibule atau Balai.
Suatu vestibule adalah suatu ruangan isolasi atau terpisah yang digunakan untuk tempat pelatihan bagi karyawan baru yang akan menduduki suatu job. Metode vestibule merupakan metode pelatihan yang sangat cocok untuk banyak peserta yang dilatih dengan macam pekerjaan yang sama dan dalam waktu yang sama. Pelaksanaan metode vestibule biasanya dilakukan dalam waktu beberapa hari sampai beberapa bulan dengan pengawasan instruktur. Misalnya pelatihan pekerjaan pengetikan, klerk, operator mesin.

3. Metode Demonstrasi dan Contoh.
Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan bagaimana suatu pekerjaan atau bagaimana sesuatu itu dikerjakan. Metode demonstrasi melibatkan penguraian dan memperagakan sesuatu melalui contoh-contoh. Metode ini sangat mudah untuk manajer mengajarkan karyawan baru mengenai aktivitas nyata melalui suatu tahap perencanaan dari “bagaimana dan apa sebab” karyawan mengerjakan apa yang ia kerjakan. Metode demonstrasi merupakan metode training yang sangat efektif karena lebih mudah menunjukkan kepada peserta bagaimana mengerjakan suatu tugas yang akan dikerjakan.

4. Metode Simulasi.
Metode simulasi merupakan suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk realitas atau imitas dari realitas. Metode simulasi ini merupakan pelengkap, sebagai teknik duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan.

5. Metode Training Apprenticeship.
Metode training apprenticeship merupakan suatu cara mengembangkan keterampilan (skill) perajin atau pertukangan. Metode ini didasarkan pula pada on the job training dengan memberikan petunjuk-petunjuk cara mengerjakannya. Metode training apprenticeship tidak mempunyai standar format. Karyawan peserta mendapatkan bimbingan umum dan mereka langsung dapat mengerjakan pekerjaannya.

6. Metode Ruang Kelas.
Metode ruang kelas merupakan metode training yang dilakukan di dalam kelas, walaupun dapat pula dilakukan di area pekerjaan. Aspek-aspek tertentu dari semua pekerjaan lebih mudah dipelajari dalam ruangan kelas dari pada on the job. Metode ruang kelas adalah kuliah, konferensi, studi kasus, bermain peran, dan pengajaran berprogram (programmed instruktur).

Sedangkan William B. Werther dan Keith Davis, berpendapat bahwa metode pelatihan akan berjalan efektif tergantung pada sejauh mana suatu metode memenuhi beberapa faktor sebagai berikut berikut :
  • efektivitas biaya.
  • isi program yang diinginkan.
  • kelayakan fasilitas.
  • preferensi dan kemampuan para peserta program.
  • preferensi dan kemampuan pelatih.
  • prinsip-prinsip belajar.


Persamaan dan Perbedaan Antara Pelatihan dan Pendidikan. Antara pelatihan dan pendidikan mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan antara pelatihan dan pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Persamaan antara pelatihan dan pendidikan :
  • keduanya ditujukan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan dalam melakukan tugas dan pekerjaannya.

2. Perbedaan antara pelatihan dan pendidikan :

2.1. Pelatihan :
mengacu pada tindakan menanamkan keterampilan khusus dalam diri seorang karyawan.
  • suatu cara untuk mengembangkan keterampilan khusus.
  • sepenuhnya didasarkan pada aplikasi praktis.
  • konsep pelatihan sempit.
  • melibatkan pengalaman langsung mengenai pekerjaan tertentu.
  • jangka waktu relatif singkat.
  • mempersiapkan seseorang untuk pekerjaan saat ini.
  • bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan.
  • peserta belajar bagaimana melakukan tugas tertentu.

2.2. Pendidiakan :
  • tentang mendapatkan pengetahuan teoretis di ruang kelas atau institusi apa pun.
  • suatu sistem pembelajaran yang khas.
  • berorientasi teoretis.
  • konsep pendidikan relatif lebih luas.
  • melibatkan pembelajaran di kelas.
  • jangka waktu lama.
  • mempersiapkan seseorang untuk pekerjaan dan tantangan di masa depan.
  • bertujuan untuk mengembangkan rasa penalaran dan penilaian.
  • mengajarkan tentang konsep umum.


Demikian penjelasan berkaitan dengan prinsip dan metode penelitian, serta persamaan dan perbedaan antara pelatihan dan pendidikan.

Semoga bermanfaat.