Secara umum, manajemen aset dapat diartikan sebagai kegiatan pengelolaan suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat yang dapat digunakan untuk mendukung suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dolli D. Siregar, dalam "Manajemen Aset", menjelaskan bahwa manajemen aset merupakan suatu bentuk keahlian yang saat ini belum sepenuhnya dikembangkan atau belum populer, baik di pemerintahan maupun di unit kerja atau lembaga.
Manajemen aset merupakan suatu rangkaian proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aset suatu entitas, serta penerapannya yang dilakukan sesuai dengan perolehan, penggunaan, dan distribusi aset secara efektif dan efisien.
- efektif, dalam arti pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya.
- efisien, dalam arti memakai atau menggunakan sumber daya serendah mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Baca juga : Pengertian Manajemen Aset
Siklus Manajemen Aset. Dalam praktek, terdapat beberapa tahapan dalam manajemen aset yang harus dilakukan sehingga siklus manajemen aset dapat terbentuk. Dolli D. Siregar, menyebutkan bahwa siklus manajemen aset dapat dibagi menjadi lima tahapan kerja, yaitu :
1. Inventarisasi Aset.
Inventarisasi aset merupakan suatu proses pendataan, kodefikasi atau labelling, pengelompokan, dan pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset. Inventarisasi aset terdiri dari dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan legal/yuridis.
2. Legal Audit.
Legal audit merupakan salah satu lingkup kerja yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan strategi untuk memecahkan berbagai masalah legal yang terkait dengan penguasaan ataupun pengalihan aset.
3. Penilaian Aset.
Penilaian aset merupakan suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai. Biasanya penilaian aset dilakukan oleh konsultan penilaian yang independen.
4. Optimasi Aset.
Optimasi aset merupakan suatu proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal, dan nilai ekonomi yang dimiliki aset tersebut.
5. Pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset).
Pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset) merupakan salah satu sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja pengawasan dan pengendalian aset. SIMA menyediakan informasi mengenai aset, baik potensi, masalah, nilai aset, fungsi, legal aset, dan lain-lain. Pemetaan aset yang dibuat dalam SIMA akan memudahkan pemilik aset melakukan penataan dan pendataan, dan mendukung dalam pengambilan keputusan atas aset.
Sedangkan menurut A. Gima Sugiama, dalam "Manajemen Aset Pariwisata", tahapan siklus manajemen aset adalah sebagai berikut :
- perencanaan kebutuhan aset. Pada tahap ini, manajemen merencanakan hal apa saja yang dibutuhkan untuk pengelolaan aset.
- pengadaan aset. Suatu kegiatan untuk mendapatkan aset, baik dengan biaya sendiri atau dari pihak lain, demikian halnya dengan pelaksanaannya.
- inventarisasi aset. Suatu rangkaian kegiatan mengidentifikasi kualitas dan kuantitas aset secara fisik maupun non fisik, serta legal (yuridis).
- legal audit aset. Pada tahap ini dilakukan pengauditan mengenai status aset, sistem dan prosedur pengadaan, serta sistem dan prosedur pengalihan. Juga dilakukan pengidentifikasian adanya indikasi permasalahan legalitas dan pencarian solusinya.
- penilaian aset. Suatu proses kerja untuk menentukan nilai aset yang dimiliki, sehingga dapat diketahui dengan jelas nilai kekayaan yang dimiliki, yang akan dialihkan ataupun yang akan dihapuskan.
- pengoperasian dan pemeliharaan aset. Aset yang dimiliki dimanfaatkan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan guna mencapai suatu tujuan. Segala bentuk aset dijaga dan diperbaiki agar dapat dioperasikan dan berfungsi sesuai dengan harapan.
- pembaharuan aset. Aset yang dianggap tidak produktif dapat diperbaharui sehingga dapat dimanfaatkan lagi sampai umur ekonomisnya.
- penghapusan aset. Setelah diadakannya penilaian aset, maka akan terlihat aset menguntungkan dan tidak menguntungkan perusahaan. Aset-aset yang tidak menguntungkan perusahaan akan masuk dalam tahap penghapusan.
- pengalihan aset, yaitu usaha memindahkan hak dan tanggung jawab, wewenang, kewajiban serta penggunaan dan pemanfaatan aset.
- pemusnahan aset, yaitu usaha untuk mengurangi aset dengan cara dimusnahkan atau dihancurkan karena sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali.
Baca juga : Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Hal yang Harus Dilakukan dalam Manajemen Aset. Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan berkaitan dengan manajemen aset, sehingga manajemen aset dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengukur suatu keberhasilan dalam pengelolaan aset. Beberapa hal dimaksud adalah sebagai berikut :
- mengetahui barang atau hal apa saja yang merupakan aset yang dimiliki atau dikuasasinya.
- mengetahui bagaimana kondisi aset yang dimiliki atau dikuasainya.
- mengetahui keberadaan (lokasi) dari aset dimaksud.
- mengetahui orang atau pihak yang bertanggung jawab dan memanfaatkan aset yang dimaksud.
- mengetahui berapa nilai dari aset yang dimiliki atau dikuasainya.
- mengetahui bagaimana pemanfaatan dari aset yang dimiliki atau dikuasainya.
- melakukan evaluasi secara teratur terhadap aset-aset yang dimiliki atau dikuasainya apakah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Baca juga : Manajemen Logistik (Logistics Management)
Setiap aset yang dimiliki oleh suatu entitas harus dikelola dengan efektif dan efisien sehingga aset tersebut dapat memberikan manfaat tertinggi bagi entitas tersebut. Sasaran dari manajemen aset adalah untuk mencapai kecocokan atau kesesuaian sebaik mungkin aset dengan strategi penyediaan pelayanan. Dengan manajemen aset diharapkan dapat diketahui apakah suatu aset itu sesuai dengan strategi penyediaan pelayanan atau tidak.
Demikian penjelasan berkaitan dengan siklus manajemen aset serta hal penting yang harus dilakukan berkaitan dengan manajemen aset.
Semoga bermanfaat.