Prasasti : Pengertian, Jenis, Dan Fungsi Prasasti, Serta Prasasti Tertua Yang Ditemukan Di Indonesia

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Prasasti. Secara umum, prasasti dapat diartikan sebagai tulisan tentang maklumat atau keputusan resmi yang ditulis pada benda-benda yang keras, seperti batu, lontar, atau pada logam yang dirumuskan menurut kaidah-kaidah tertentu serta ditandai dengan upacara. Dalam pengertian yang lebih modern, di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan-tulisan di batu nisan atau di gedung, terutama ketika peletakkan batu pertama atau peresmian pada sebuah proyek pembangunan.

Secara etimologi, istilah prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti pujian. Namun demikian, dalam prakteknya, apa yang ditulis sebagai prasasti tidak hanya tentang pujian. Sebagian besar prasasti yang ditemukan memuat keputusan mengenai penetapan sebuah desa atau daerah menjadi sima atau daerah perdikan yang bebas dari pungutan pajak kerajaan. Sima adalah tanah yang diberikan oleh raja atau penguasa kepada masyarakat yang dianggap berjasa. Selain itu, isi dari prasasti diantaranya adalah cerita tentang :
  • kejayaan seorang raja (kerajaan) atau tanda kemenangan (jayacikna). 
  • keputusan pengadilan tentang perkara perdata (disebut prasasti jayapatra atau jayasong). 
  • bukti utang-piutang (suddhapatra). 
  • kutukan atau sumpah (banyak ditemui pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya). 
  • genealogi (asal-usul) raja atau asal usul suatu tokoh.

Aksara yang banyak dipakai dalam prasasti kuno adalah Pallawa, Sanskerta, Prenagari, Jawa Kuno, Sunda Kuno, Melayu Kuno, dan Bali Kuno. Sedangkan bahasa yang dipakai juga beranekaragam dan biasanya adalah bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, Bali Kuno, dan Sunda Kuno. Pahatan aksara di atas prasasti merupakan hasil karya para penulis prasasti yang disebut dengan "Citralekha". 

Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari jaman prasejarah, yaitu babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju jaman sejarah, di mana masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajari tentang prasasti disebut "Epigrafi". Ketika berbicara mengenai epigrafi, berarti juga berbicara mengenai prasasti.

Baca juga : Pengertian Epigrafi

Jenis Prasasti. Prasasti dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada :

1. Bahan atau Material.
Berdasarkan bahan atau material yang digunakan, prasasti ada yang terbuat dari :
  • batu. Jenis batu yang digunakan untuk membuat prasasti, yaitu batu andesit, batu kapur, pualam, dan basalt. Prasasti yang ditulis di atas batu dinamakan upala prasasti. Contoh : prasasti Yupa. 
  • logam. Jenis logam yang digunakan untuk membuat prasasti, yaitu tembaga, perunggu, emas, dan perak. Prasasti yang ditulis di atas logam dinamakan tamra prasasti. Contoh : prasasti Kalkuta (prasasti peninggalan raja Airlangga).
  • batu bata. Prasasti yang ditulis di atas batu bata dinamakan dengan terra cotta. Di Indonesia, prasasti jenis ini sangat sedikit jumlahnya. Contoh : prasasti yang ada pada candi Sentul. 
  • lontar. Prasasti yang ditulis di atas daun lontar (daun tal) dinamakan ripta prasasti
  • tanah liat. Prasasti yang ditulis di atas tanah liat biasanya berisi mantra-mantra dalam agama Budha.

2. Bahasa.
Berdasarkan bahasa yang digunakan, prasasti terdiri dari :
  • prasasti berbahasa Sanskerta. Prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta misalnya yaittu prasasti Kutai, prasasti Tarumanegara, prasasti Canggal (sumber sejarah Mataram Hindu), prasasti Ratu Boko, prasasti Kalasan, prasasti Tuk Mas, prasasti Kelurak, prasasti Plumpungan, dan prasasti Dinoyo. 
  • prasasti yang menggunakan perpaduan antara bahasa Jawa Kuno dengan Sanskerta. Prasasti yang menggunakan perpaduan antara bahasa antara Jawa Kuno dengan bahasa Sanskerta, misalnya yaitu prasasti Kedu, prasasti Randusari I dan II, dan prasasti Trowulan I, II, III, IV. 
  • prasasti yang menggunakan perpaduan antara bahasa Melayu Kuno dengan Sanskerta. Misalnya prasasti Kota Kapur di Sriwijaya, prasasti Gondosuli, prasasti Dieng, dan prasasti Sajomerto (Pekalongan).

3. Isi.
Berdasarkan isinya, prasasti terdiri dari :
  • Sima, yaitu prasasti yang berisi tentang maklumat raja atau bangsawan dalam rangka pengukuhan suatu daerah menjadi daerah perdikan yang bebas pajak dari kerajaan. 
  • Jayapatra atau Jayasong, yaitu prasasti yang berisi tentang keputusan hukum untuk pihak yang memenangkan suatu perkara. 
  • Jayacikna, yaitu prasasti yang menjadi tanda kemenangan. 
  • Suddhapattra, yaitu prasasti yang berisi tentang keputusan ikatan hutang-piutang, pelunasan, atau proses gadai. 
  • Prasasti yang berisi tentang kutukan atau sumpah. Prasasti jenis ini hampir seluruhnya ditulis pada masa Kerajaan Sriwijaya. 
  • Prasasti yang berisi tentang genealogi (asal usul) raja atau seorang tokoh.

Fungsi Prasasti. Prasasti memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah :
  • sebagai bentuk penghormatan kepada dewa, baik dalam agama Hindu maupun Budha. Ciri prasasti seperti itu biasanya terdapat kata "Ong" selanjutnya diikuti nama dewanya dalam agama tersebut. 
  • mengetahui atau mengungkap peristiwa masa lalu. Angka-angka dalam prasasti dapat menjadi sumber sejarah yang sangat penting dan bisa digunakan sebagai referensi dalam penelitian. Angka dan tahun yang tertera pada sebuah prasasti biasanya diawali dengan kata "Swasti Cri Cakawarsatita". Isi prasasti biasanya menyebut nama raja-raja dari masanya. Selain itu, prasasti juga dapat mengungkap simbol atau batas wilayah suatu kerajaan tertentu.

Baca juga : Pengertian Artefak

Prasasti Tertua yang Ditemukan di Indonesia. Sampai saat ini, prasasti tertua yang pernah ditemukan di Indonesia adalah prasasti dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur, yang berasal dari abad ke-5 Masehi, yang berbentuk Yupa. Yupa adalah sebuah monumen batu yang dibuat oleh kaum Brahmana untuk mengenang kemuliaan Raja Mulawarman. Tulisan batu tersebut dibuat oleh kaum Brahmana karena kedermawanan Raja Mulawarman yang menyedekahkan 20 ribu ekor sapi. Tulisan dalam Yupa menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.

Prasasti ini (Yupa) berisikan tentang hubungan geneologi di masa pemerintahan Raja Mulawarman. Sampai saat ini, telah ditemukan tujuh Yupa yang menceritakan tentang Raja Asmawarman dan Raja Mulawarman. Raja Asmawarman adalah putra Raja Kudungga, raja pertama Kerajaan Kutai. Raja Asmawarman memiliki tiga putra. Salah satu yang paling terkenal adalah Raja Mulawarman, yang banyak disebut di Yupa.

Berikut rangkaian isi dari Yupa yang telah berhasil diartikan oleh para Arkeolog :
  1. Yupa yang pertama, menyebutkan tentang seorang yang bernama Kudungga, yang mendirikan dan menjadi raja pertama Kerajaan Kutai. Selain itu, diceritakan juga pada masa pemerintahan Raja Asmawarman diadakan suatu upacara yang dikenal dengan Upacara Aswamedha, yaitu suatu upacara pelepasan kuda yang diperuntukkan untuk menentukan batas-batas dari wilayah Kerajaan Kutai. 
  2. Yupa yang ditemukan berikutnya, menyebutkan, Raja Kudungga digantikan oleh putranya yaitu Raja Asmawarman, yang kemudian digantikan oleh cucunya yaitu Raja Mulawarman. Diceritakan dalam Yupa tersebut, ketika dalam masa pemerintahan Raja Mulawarman, Kerajaan Kutai berada pada masa kejayaan, rakyatnya makmur dan sejahtera. Disebutkan juga bahwa sifat Raja Mulawarma sagat baik hati serta berbudi. Dalam Yupa tersebut, tidak disebutkan siapa pengganti dari Raja Mulawarman
  3. Yupa berikutnya, menyebutkan tentang aspek kehidupan sosial yang ada pada abad ke 4 Masehi di Kerajaan Kutai. Dijelaskan bahwa adanya pengaruh agama Hindu dalam masyarakat. Dengan adanya ajaran Hindu pada masa tersebut, pemerintahan Kerajaan Kutai dapat berjalan dengan lebih teratur dan rapi, seperti pola pemerintahan kerajaan-kerajaan di India. 
  4. Yupa berikutnya, menyebutkan tentang aspek kehidupan berbudaya dalam kehidupan. Perkembangan kebudayaan yang ada pada masa kejayaan Kerajaan Kutai sangat erat kaitannya dengan kepercayaan ataupun agama yang dianut, yaitu agama Hindu. 
  5. Dalam salah satu Yupa disebutkan, tentang adanya suatu tempat suci yang disebut Vaprakecvara, yaitu sebuah lapangan luas sebagai tempat untuk pemujaan dewa Siwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa agama Hindu yang dianut oleh masyarakat Kerajaan Kutai adalah Hindu Siwa.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian prasasti, jenis dan fungsi prasasti, serta prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia.

Semoga bermanfaat.