Tawakal : Pengertian, Keutamaan, Dan Hikmah Tawakal

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Tawakal. Kata "tawakal" atau "tawakkul" berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata "wakala - yakilu" yang kemudian terbentuk kata "wakilun" atau "wakil", yang berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam Islam, tawakal seringkali diartikan sebagai berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu suatu akibat dari suatu keadaan. Tawakal juga dapat berarti menjadikan Allah, secara bersungguh-sungguh, sebagai wakil. Tawakal merupakan suatu sikap mental seseorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah. Dalam tauhid, manusia diajarkan agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya. Pengetahuan Allah Maha Luas, Allah yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan seperti inilah yang mendorong manusia untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah.

Dalam Kamus Al-Munjid, tawakal diartikan dengan menyerahkan, membiarkan, serta merasa cukup (pekerjaan itu dikerjakan oleh seorang wakil). Banyak orang yang salah paham tentang tawakal. Ia memaknai tawakal dengan hanya menunggu, enggan untuk berusaha. Mereka mempunyai pemikiran, tidak perlu melakukan usaha (bekerja, belajar, dan lain sebagainya), karena jika Allah menghendaki terjadi pastilah akan terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. 


Quraish Shihab, seorang ahli tafsir dari Indonesia, dalam bukunya (kitab) yang berjudul "Tafsir Al Mishbah", menjelaskan bahwa dalam hal menjadikan Allah swt sebagai wakil atau apabila menusia bertawakal kepada-Nya, maka manusia dituntut untuk melakukan sesuatu yang berada dalam batas kemampuannya. Masih menurut Quraish Shihab, tawakal bukan berarti penyerahan mutlak nasib manusia kepada Allah semata, namun penyerahan tersebut harus didahului dengan usaha manusiawi. Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi sebagai berikut :

Ketika seorang sahabat Nabi Muhammad SAW menemui Rasulullah SAW tanpa terlebih dahulu menambatkan untanya. Nabi kemudian menanyakan hal tersebut, dan dijawab oleh sahabat tersebut : "Aku telah bertawakal kepada Allah". Mendengar hal itu, Rasullah SAW pun meluruskan kekeliruannya tentang makna tawakal kepada Allah. Sehingga beliau bersabda : "I'qilha wa tawakkal". Yang artinya, "Tambatkanlah terlebih dahulu (untamu) kemudian setelah itu bertawakallah".


Berdasarkan hal tersebut, tawakal merupakan tumpuan terakhir dalam suatu usaha. Tawakal adalah menyerahkan diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang ditetapkan.


Selain itu, pengertian tawakal juga dapat dijumpai dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Iman Al-Ghazali, berpendapat bahwa tawakal adalah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
  • Abu Zakaria Ansari, berpendapat bahwa tawakal adalah keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain. Sifat tersebut terjadi setelah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan dimaksud, artinya ia betul-betul mempunyai sifat amanah (terpercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.


Keutamaan Tawakal. Terdapat beberapa keutamaan (manfaat) yang dapat diperoleh bagi seseorang yang bersikap tawakal kepada Allah swt. Keutamaan tawakal dimaksud diantaranya adalah :

1. Tawakal merupakan bagian dari iman.
Tawakal adalah bagian dari upaya orang yang beriman atau meyakini keberadaan dan ke-Esa-an Allah swt. Orang yang bertawakal kepada Allah swt  merupakan orang yang dapat membuktikan keimanannya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Al-Maidah : 23, yang berbunyi : 

Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah,"Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman".


2. Memperoleh jaminan rezeki.
Dalam Hadis yang diriwatkan oleh Imam at-Tirmidzi, dijelaskan bahwa Rasulullah bersabda :

"Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, kalian pasti diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pergi pada pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian pulang pada sore harinya dalam keadaan kenyang". 


3. Memperoleh kecukupan dari apa yang dibutuhkan.
Orang yang bertawakal kepada Allah swt akan dicukupkan apa yang menjadi keperluannya dalam hidup. Jika dari sisi jumlah tidaklah cukup, paling tidak dengan bertawakal ia akan merasa cukup dengan apa yang diperolehnya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam QS. At-Thalaq : 65, yang berbunyi :

"Dan Dia memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu". 


4. Tidak dikuasai setan.
Orang yang bertawakal kepada Allah swt tidak bisa dikuasai oleh setan. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt dalam QS. an-Nahl : 99, yang berbunyi :

"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan". 



Hikmah Tawakal. Dalam Islam, sifat tawakal merupakan tanda yang jelas dari seorang yang beriman. Tawakal kepada Allah swt adalah sumber pertolongan dari setiap kejahatan dan perlindungan dari setiap musuh. Orang yang bertawakal kepada Allah swt akan senantiasa mempertimbangkan dan merencanakan setiap usaha yang dilakukannya, sebelum kemudian diserahkannya kepada kehendak Allah swt. Oleh karenanya, orang yang bertawakal akan memperoleh banyak hikmah, diantaranya :
  • setiap urusan akan terencana dengan baik dan matang.
  • mendapatkan ketenangan hati.
  • bersikap optimis.
  • menyadari keagungan Allah swt dan keterbatasan usaha manusia.

Selain itu, sikap tawakal juga akan mendatangkan kesabaran. Sabar merupakan salah satu hal yang sering diucapkan namun berat untuk dilaksanakan. Islam mengajarkan bahwa salah satu cara untuk mendapatkan sifat sabar adalah dengan cara bertawakal kepada Allah swt. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt dalam QS. an-Nahl : 41-42, yang berbunyi :

"Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akherat adalah lebih besar, sekiranya mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal".



Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian tawakal, keutamaan dan hikmah tawakal.

Semoga bermanfaat.