Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) : Pengertian, Syarat, Manfaat, Dan Tujuan Pengukuran Kinerja

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pengukuran Kinerja. Yang dimaksud dengan kinerja atau "performance" adalah tingkat pencapaian hasil, yaitu suatu keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam kurun waktu tertentu. Kinerja juga berarti stratifikasi atau penilaian suatu pekerjaan dipandang dari seberapa tinggi tingkat pencapaian hasil atas tujuan yang ditetapkan. 

Konsep kinerja
 pada dasarnya dapat dipandang dari dua segi, yaitu :
  • kinerja karyawan, merupakan suatu prestasi yang diraih oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya. 
  • kinerja organisasi, merupakan totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi.

Untuk dapat menilai seberapa baik kinerja yang telah dihasilkan oleh karyawan dalam suatu organisasi dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja.


Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja ? Secara umum, pengukuran kinerja atau "performance measurement" dapat diartikan sebagai suatu tindakan pengukuran terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu organisasi, yang hasilnya akan digunakan sebagai umpan balik dalam bentuk tindakan yang efektif dan efisien serta akan memberikan informasi tentang pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana organisasi memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen dalam bukunya yang berjudul "Manajemen Biaya", menyebutkan bahwa pengukuran kinerja dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
  1. pengukuran kinerja tradisional. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan cara membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya.
  2. pengukuran kinerja kontemporer. Pengukuran kinerja kontemporer dilakukan berdasarkan aktivitas. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa baik aktivitas yang dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang berkesinambungan.


Selain itu, pengertian pengukuran kinerja juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Mahmudi, dalam bukunya yang berjudul "Manajemen Kinerja Sektor Publik", menyebutkan bahwa pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa, kualitas barang atau jasa, perbandingan hasil kerja dengan target dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
  • Sonny Yuwono, dkk  dalam bukunya yang berjudul "Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecaered", menyebutkan bahwa pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses.
  • Robert D. Behn, dalam bukunya yang berjudul "Why Measure Performance ? Different Purposes Require Different Measures", menyebutkan bahwa pengukuran kinerja adalah proses pengumpulan, analisis, dan/atau pelaporan informasi mengenai kinerja dari seorang individu, grup, organisasi, sistem atau komponen.


Syarat Pengukuran Kinerja. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengukuran kinerja. Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul "Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen", menyebutkan bahwa terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan  pengukuran kinerja, yaitu sebagai berikut :
  • didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan.
  • evaluasi atas berbagai aktivitas menggunakan ukuran-ukuran kinerja yang customer validated.
  • sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif.
  • memberikan umpan balik untuk membantu seluruh anggota organisasi mengenali masalah-masalah yang ada kemungkinan perbaikan.


Manfaat Pengukuran Kinerja. Menurut Robert D. Behn, pengukuran kinerja mempunyai manfaat dalam berbagai hal, yaitu :
  • evaluasi. Dalam hal evaluasi, pengukuran kinerja bermanfaat untuk mengevaluasi seberapa baik suatu organisasi berkinerja. Proses evaluasi terdiri dari dua variabel, yaitu data kinerja organisasi dan patokan yang menciptakan suatu kerangka untuk menganalisa data kinerja tersebut.
  • pengendalian. Dalam hal pengendalian, organisasi dan manajemen organisasi mempunyai standar dan sistem pengukuran yang menentukan tindakan tertentu apa yang harus dilakukan oleh karyawan, sehingga dapat dievaluasi apakah karyawan benar-benar telah melakukan apa yang telah ditugaskan kepada mereka dan membandingkannya dengan standar kinerja.
  • penganggaran. Dalam hal penganggaran, kinerja yang buruk tidak selalu berubah menjadi baik ketika dilakukan pemotongan anggaran sebagai tindakan disipliner. Kadang kala penaikan anggaran justru dapat meningkatkan kinerja.
  • motivasi. Dalam hal motivasi, perlu adanya pemberian target yang signifikan pada karyawan, sehingga karyawan dapat memfokuskan energinya untuk mencapai target yang dibebankan kepadanya tersebut. Selain itu, target kinerja juga dapat mendorong munculnya kreativitas dalam mengembangkan  cara-cara yang lebih baik untuk mencapai suatu tujuan.
  • perayaan. Dalam hal perayaan, organisasi perlu memperingati prestasi-prestasi yang mereka raih, karena ritual semacam peringatan dapat mengikat orang-orang yang ada di dalam tim, memberikan mereka perasaan terikat. Perayaan merupakan aktivitas yang mengeksplisitkan pengakuan atas prestasi dan pencapaian.
  • media pembelajaran. Dalam hal pembelajaran, organisasi sangat membutuhkan pembelajaran untuk dapat terus berkembang dan mengevaluasi diri, sehingga organisasi dapat mengetahui alasan di balik kinerja baik dan buruk.
  • pengembangan. Dalam hal pengembangan, organisasi harus belajar tentang apa-apa yang harus dilakukan secara berbeda untuk memperbaiki diri. Oleh karenanya, organisasi membutuhkan umpan balik untuk menilai kesesuaian rencana dan arahan serta target sehingga didapatkan pengertian apa saja perihal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.

Sedangkan menurut Sonny Yuwono, dkk manfaat dari pengukuran kinerja adalah sebagai berikut :
  • menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan, sehingga akan membawa organisasi lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
  • memotivasi karyawan untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantau pelanggan dan pemasok internal.
  • mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
  • membuat suatu sasaran strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
  • membangun konsensus untuk melakukan sesuatu perubahan dengan memberi penghargaan atas perilaku yang diharapkan tersebut.


Tujuan Pengukuran Kinerja. Secara umum, tujuan diadakannya pengukuran kinerja adalah : 
  • untuk memotivasi karyawan agar dapat mencapai apa yang telah ditetapkan organisasi.
  • mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan, sehingga menghasilkan tindakan yang diinginkan oleh organisasi. 
  • menekan perilaku yang tidak semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kerja.
  • sebagai landasan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah mencapai atau melebihi tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Mahmudi, tujuan dari pengukuran kinerja adalah :
  • mengetahui tingkat pencapaian tujuan organisasi. Pengukuran kinerja merupakan tonggak yang menunjukkan tingkat ketercapaian tujuan dan menunjukkan apakah organisasi berjalan sesuai arahan atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.
  • menyediakan sarana pembelajaran karyawan. Pengukuran kinerja merupakan sarana untuk pembelajaran karyawan tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dan memberikan dasar dalam perubahan perilaku, sikap, keterampilan atau pengetahuan kerja yang harus dimiliki karyawan untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.
  • memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya. Penerapan pengukuran kerja dalam jangka panjang mempunyai tujuan untuk membentuk budaya berprestasi di dalam organisasi dengan menciptakan keadaan di mana setiap orang dalam organisasi dituntut untuk berprestasi.
  • memberikan pertimbangan yang sistematis dalam pembuatan keputusan, pemberian penghargaan, dan hukuman. Organisasi yang  berkinerja tinggi berusaha menciptakan sistem penghargaan yang memiliki hubungan yang jelas dengan pengetahuan, keterampilan, dan kontribusi terhadap kinerja organisasi.
  • motivasi karyawan. Dengan adanya pengukuran kinerja yang dihubungkan dengan manajemen kompensasi, maka karyawan yang berkinerja tinggi atau baik akan memperoleh penghargaan.
  • menciptakan akuntabilitas publik. Pengukuran kinerja menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial dicapai yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas.  

Baca juga : Etos Kerja

Penilaian terhadap kinerja, baik kinerja karyawan atau kinerja organisasi, merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan adanya penilaian tersebut, hasilnya dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, penilaian tersebut dapat dijadikan masukan (input) bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi yang bersangkutan.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pengukuran kinerja (performance measurement), syarat, manfaat, dan tujuan pengukuran kinerja.

Semoga bermanfaat.