Pengertian Siklus Ekonomi. Secara umum, siklus ekonomi atau "economic cycle" dapat diartikan sebagai suatu tahapan fluktuasi dalam perekonomian yang terjadi berulang-ulang seiring waktu yang membentuk pola ekspansi, puncak, kontraksi, dan palung. Siklus ekonomi juga dapat berarti fluktuasi (gerak menaik dan menurun) redovisning yang melanda produksi lokal, pendapatan, serta kesempatan kerja. yang biasanya berlangsung selama dua sampai sepuluh tahun, yang ditandai dengan adanya kontraksi dan ekspansi di semua sektor ekonomi.
Selain itu, pengertian siklus ekonomi juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Dr. Yanuar, SE, MM, dalam bukunya yang berjudul "Ekonomi Makro",menyebutkan bahwa siklus ekonomi adalah pasang surutnya kegiatan ekonomi di sekitar trend setelah dilakukan penyesuaian musiman.
- Kusnendi, dalam modul kuliah ekonomi FPIPS UPI Bandung, yang berjudul "Teori Makroekonomi I, Model Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek", menyebutkan bahwa siklus ekonomi adalah fluktuasi pertumbuhan ekonomi di sekitar tred-nya yang meliputi masa depresi, recovery, boom, dan resesi.
Baca juga : Pengertian Resesi Ekonomi, Indikator, Penyebab, Dampak, Serta Cara Mengatasi Resesi Ekonomi
Tahapan Siklus Ekonomi. Terdapat empat fase (anatomi siklus ekonomi) dalam siklus ekonomi yang terus berulang. Masing-masing fase mewakili kondisi perekonomian dan menjadi fokus utama penelitian dan kebijakan ekonomi. Keempat fase dalam tahapan siklus ekonomi tersebut adalah :
1. Fase Ekspansi (Expansion).
Fase ekspansi atau sering disebut dengan gerakan menaik (upturn). Dalam fase ekspasi terdapat beberapa kondisi perekonomian sebagai berikut :
- ekonomi mengalami pertumbuhan yang relatif cepat.
- suku bunga cenderung rendah.
- produk domestik bruto (PDB) riil meningkat.
- tekanan inflasi meningkat.
Peningkatan produk domestik bruto (PDB) akan mendorong tingkat utilisasi kapasitas meningkat. Dengan kondisi demikian, perusahaan akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan akan merekrut banyak tenaga kerja baru, sehingga akan berakibat turunnya tingkat pengangguran.
2. Fase Puncak (Peak).
Fase puncak atau sering disebut dengan titik puncak atau kulminasi. Dalam fase puncak terdapat beberapa kondisi perekonomian sebagai berikut :
- tingkat pengeluaran mengalami kenaikan.
- investasi dan lapangan kerja melambat tetapi tetap positif.
- inflasi meningkat.
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, ketika fase puncak ini telah mencapai titik tertinggi atau titik puncak (kulminasi), maka kondisi perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
3. Fase Kontraksi.
Fase kontraksi atau sering disebut dengan resesi atau gerakan menurun (downturn). Dalam fase kontraksi terdapat beberapa kondisi perekonomian sebagai berikut :
- terjadi penurunan di sebagian besar sektor ekonomi.
- inflasi biasanya menurun.
4. Fase Palung (Trough).
Fase palung atau sering disebut dengan titik terendah atau nadir (trough). Dalam fase palung terdapat beberapa kondisi perekonomian sebagai berikut :
- terjadi upaya pemulihan perekonomian (ekonomi memulai kontraksi baru).
- pertumbuhan ekonomi kembali menjadi positif.
- inflasi meningkat.
- pertumbuhan lapangan kerja belum mulai meningkat, sampai dengan ekspansi (fase ekspansi) telah berlangsung dengan meyakinkan.
Dalam fase palung berlaku aturan umum sebagai berikut :
- mempertimbangkan dua perempat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil sebagai awal ekspansi dan dua kuartal berturut-turut dari penurunan produk domestik bruto (PDB) riil sebagai indikasi awal kontraksi.
Baca juga : Berbagai Macam Sistem Ekonomi Serta Kelebihan Dan Kekurangan Dari Masing-Masing Sistem Ekonomi
Durasi dan Faktor yang Mempengaruhi Durasi Siklus Ekonomi. Gerakan satu siklus adalah gerakan dari satu titik puncak (kulminasi) ke satu titik puncak (kulminasi) berikutnya, atau dari satu titik palung (nadir) ke satu titik palung (nadir) berikutnya yang terjadi dalam satu periode waktu tertentu. Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus tersebut telah lama menjadi pengamatan dan penelitian para ahli ekonomi. Berdasar pengamatan dan penelitian yang dilakukan, para ahli ekonomi menemukan beberapa variasi siklus, sebagai berikut :
1. Siklus Jangka Pendek (Kitchin Cycle).
Siklus jangka pendek ditemukan oleh Joseph Kitchin pada tahun 1923. Siklus jangka pendek berdurasi sekitar 40 bulan. Beberapa faktor yang mempengaruhi siklus jangka pendek adalah :
- pengaruh alamiah (nature), seperti iklim, curah hujan, sinar matahari, kekuatan angin, dan gelombang laut. Kekuatan alamiah ini mempengaruhi aktivitas ekonomi.
- adat istiadat atau kebiasaan (custom).
2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle).
Siklus jangka menengah ditemukan oleh Clement Juglar pada tahun 1860. Siklus jangka menengah berdurasi sekitar 7 sampai dengan 11 tahun. Terdapat beberapa penjelasan berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi siklus jangka menengah. Satu yang banyak dibicarakan adalah yang diungkapkan oleh William Stanley Jevon, seorang ahli ekonomi dari Inggris. Menurutnya, faktor yang mempengaruhi siklus jangka menengah adalah :
- faktor eksternal, yaitu siklus bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang setiap 11 tahun sekali. Aktivitas bintik matahari tersebut akan mempengaruhi siklus iklim atua cuaca, yang selanjutnya akan mempengaruhi output perekonomian, yang muaranya mempengaruhi output perekonomian nasional.
Pendapat William Stanley Jevon ini tentunya berkaitan erat dengan perekonomian di Inggris.
3. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle).
Siklus jangka panjang ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief pada tahun 1925. Siklus jangka panjang berdurasi sekitar 48 sampai dengan 60 tahun. Faktor yang mempengaruhi siklus jangka panjang adalah :
- ditemukan dan diterapkannya suatu teknologi baru (invention and innovation).
Hubungan Antara Siklus Ekonomi, Kesempatan Kerja, dan Inflasi. Terdapat hubungan yang sangat erat antara siklus ekonomi dan kesempatan kerja, serta antara siklus ekonomi dan inflasi. Hubungan dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Hubungan antara siklus ekonomi dan kesempatan kerja.
Secara umum terdapat hubungan yang positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama jika analisisnya jangka pendek.
- apabila output riil berada di bawah output natural, maka tingkat pengangguran akan meningkat dan melebihi tingkat pengangguran natural, sebaliknya ;
- apabila output riil melebihi output natural, maka tingkat pengangguran akan menurun dan lebih rendah dari pada tingkat pengangguran natural.
- apabila output riil sama dengan output natural, maka tingkat pengangguran akan sama dengan tingkat pengangguran natural.
2. Hubungan antara siklus ekonomi dan inflasi.
Apabila output riil lebih kecil dari output natural, inflasi cenderung menurun, begitu juga sebaliknya apabila output riil lebih besar dari output natural maka inflasi cenderung meningkat. Oleh karena itu, pengaruh siklus sangat berpengaruh terhadap inflasi.
Siklus ekonomi tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah mengelola siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Maksudnya adalah simpangan gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu besar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian dan tahapan siklus ekonomi (economic cycle), serta durasi dan faktor yang mempengaruhi durasi siklus ekonomi (economic cycle), berikut hubungan antara siklus ekonomi, kesempatan kerja, dan inflasi.
Semoga bermanfaat.