Teori Produksi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Satu hal yang menarik dari arah proses produksi adalah ke arah mana perusahaan perseorangan yang kemudian bercabang ke Teori Ekonomi Mikro dan selanjutnya ke Ekonomika Produksi. Di negara-negara sosialis keputusan mengenai apa yang akan diproduksi, berapa banyak, berapa banyak sumber akan dialokasikan pada suatu produk, berapa harga sumber dan berapa harga produk, siapa dan golongan mana yang akan menerima pembagian balas jasa produksi, dan masih banyak lagi yang lainnya, terletak di tangan pemerintah, dan dilaksanakan oleh pemerintah, karena semua alat produksi dan faktor produksi dimiliki pemerintah. Keputusan pemerintah tersebut dituangkan ke dalam rencana pembangunan berjangka.  

Dalam sistem perekonomian dengan pasar bebas keputusan yang sama terletak pada tangan perusahaan-perusahaan swasta. Yang menjadi pedomannya adalah harga yang terbentuk di pasar sebagai akibat interaksi permintaan dan penawaran sebagai pencerminan keinginan konsumen dan produsen. Apabila harga naik karena permintaan naik dibanding dengan penawaran maka para pengusaha terdorong untuk menghasilkan barang yang harganya naik tersebut lebih banyak lagi, bahkan perusahaan-perusahaan baru akan bermunculan. Dengan memproduksi barang lebih banyak, maka keinginan konsumen akan terpenuhi, dan keuntungan produsen juga akan bertambah. Faktor inilah yang yang oleh banyak ahli ekonomi disebut the invisible hands, seolah-olah ada tangan yang tersembunyi yang membimbing produsen, konsumen, dan masyarakat seluruhnya menuju ke kesejahteraan negara. Apabila setiap anggota masyarakat mengejar kepentingannya sendiri maka keperluan masyarakat seluruhnya akan terpenuhi, dan masing-masing anggota masyarakat akan didorong oleh sesuatu motif. Para pengusaha membuka usahanya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa itu tentu didorong oleh sesuatu motif. Motif  itu dapat berupa :
  • Mencari untuk sebanyak-banyaknya atau asal untung saja.
  • Memberikan pekerjaan kepada karyawan.
  • Memperoleh pendapatan.
  • Mempertahankan peranannya dan bagiannya dalam pasar. 
  • Memberikan jaminan hidup bagi karyawan, pengurus dan bagian anggota masyarakat lain.


Dalam istilah ekonomi hasil produksi dinamai produk, hasil, dan keluaran. Sedang bahan dan alat yang dipakai dalam produksi dinamakan faktor produksi, sumber produksi, dan masukan. Antara faktor, sumber, atau masukan di satu pihak, dan produk di lain pihak terdapat hubungan yang erat. Produk tergantung pada faktor menurut suatu pola tertentu yang menyerupai sebuah hukum. Hubungan teknis antara faktor dengan produk ini dinamakan fungsi produksi. Jadi fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menghubungkan antara input dengan output, antara faktor dengan produk, antara masukan dengan keluaran. 

Jumlah hasil produksi seluruhnya yang dihasilkan dinamakan produk total atau produk seluruhnya. Selain produk total, dikenal juga produk marginal atau produk batas atau produk tambahan. Produk marginal adalah tambahan produk akibat dari pertambahan faktor produksi. Produk total dibagi jumlah karyawan dinamakan produk rata-rata. 


Penerimaan dari penjualan seluruh hasil produksi disebut penerimaan total atau penerimaan seluruhnya, sedangkan tambahan penerimaan akibat dari tambahan karyawan disebut penerimaan tambahan, batas, atau marginal. Untuk menghasilkan produk dan memperoleh penerimaan diperlukan faktor produksi. Untuk mendapatkan faktor produksi ini produsen harus mengeluarkan uang. Uang untuk memperoleh faktor ini disebut biaya.  Sehingga teori produksi mencakup segala hal yang berkaitan dengan produksi, yaitu produk, penerimaan total, rata-rata produksi, marginal, faktor produksi, dan biaya.

Demikian penjelasan berkaitan dengan teori produksi.

Semoga bermanfaat.