Selain mempunyai kelebihan (nilai positif), Management By Objectives (MBO) juga mempunyai kelemahan (nilai negatif). Sebagai suatu sistem, MBO yang pertama kali dikemukakan oleh Peter Drucker dalam bukunya yang berjudul "The Practice of Management", akan terus mengalami perkembangan dan perubahan untuk menjadi lebih efektif dan efisien. Terlepas dari kelemahan-kelemahan yang dipunyainya, MBO tetaplah dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk lebih mempermudah pelaksanaan fungsi manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Baca juga : Kelebihan (Nilai Positif) Dari Management By Objectives (MBO)
Ada beberapa kategori kelemahan (nilai negatif) untuk organisasi yang mempunyai program-program MBO, yaitu :
Baca juga : Kelebihan (Nilai Positif) Dari Management By Objectives (MBO)
Ada beberapa kategori kelemahan (nilai negatif) untuk organisasi yang mempunyai program-program MBO, yaitu :
1. Kelemahan-Kelemahan yang Melekat (Inherent) Pada Proses MBO.
Kelemahan yang melekat (inherent) pada proses MBO, meliputi :
Kelemahan yang melekat (inherent) pada proses MBO, meliputi :
- Konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO.
- Meningkatkan banyaknya kertas kerja.
Baca juga : Unsur-Unsur Sistem Management By Objectives (MBO)
2. Kelemahan-Kelemahan dalam Pengembangan dan Implementasi Program-Program MBO.
Kelemahan dalam pengembangan dan implementasi program-program MBO yang berkaitan dengan beberapa masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses, yang meliputi :
- Gaya dan dukungan manajemen. Apabila manajer puncak lebih suka pendekatan otoritas yang kuat dan pembuatan keputusan yang desentralisasi, mereka akan memerlukan pendidikan dan latihan kembali sebelum mereka dapat menerapkan program MBO. Manajemen puncak harus terlibat secara penuh dan memberikan dukungan melalui kegiatan-kegiatannya.
- Penyesuaian dan perubahan. MBO mungkin memerlukan banyak perubahan dalam struktur organisasi, pola wewenang, dan prosedur pengawasan. Manajer harus mendukung perubahan-perubahan tersebut.
- Keterampilan-keterampilan antar pribadi. Proses penetapan tujuan dan peninjauan kembali antara manajer dan bawahan memerlukan suatu tingkat ketrampilan tinggi dalam hubungan-hubungan antar pribadi. Banyak manajer tidak mempunyai pengalaman maupun kemampuan dasar dalam bidang ini. Latihan dalam pembimbingan dan wawancara mungkin diperlukan.
- Deskripsi jabatan. Dengan adanya perubahan dalam organisasi, deskripsi jabatan harus ditinjau kembali dan direvisi sesuai perubahan kondisi organisasi. Hal ini merupakan tahap kritis implementasi, bila dampak sistem MBO mungkin merubah tugas dan tanggung jawab setiap jenjang.
- Penetapan dan pengkoordinasian tujuan. Penetapan tujuan yang menantang sekaligus realistik, sering merupakan sumber kebingungan manajer. Kemungkinan timbul masalah dalam pembuatan tujuan yang dapat diukur dan dalam penggambaran tujuan secara jelas dan tepat. Di samping itu, mungkin juga timbul kesulitan untuk mengkoordinasi tujuan organisasi secara keseluruhan dengan kebutuhan-kebutuhan pribadi dan tujuan-tujuan perseorangan.
- Pengawasan metode pencapaian tujuan. Manajer dapat mengalami frustasi bila usahanya untuk mencapai tujuan tergantung pada pencapaian bagian lain dalam organisasi. Maka dari itu, penetapan tujuan kelompok dan fleksibilitas dibutuhkan untuk memecahkan berbagai jenis permasalahan yang ada dalam organisasi.
- Konflik antara kreativitas dan MBO. Mengikatnya evaluasi prestasi, promosi dan kompensasi pencapaian tujuan mungkin berlawanan dengan tujuan produktivitas bila hal ini cenderung tidak mendorong inovasi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari konflik ini adalah dengan menetapkan inovasi dan perubahan menjadi bagian proses penetapan tujuan.
Baca juga : Pengertian Management By Objectives (MBO)
Untuk menekan atau mengatasi kelemahan-kelemahan dari MBO dalam suatu organisasi tersebut, fungsi-fungsi dari manajemen harus berjalan dengan baik. Adanya perencanaan yang baik harus pula didukung oleh pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan suatu organisasi.
Demikian penjelasan berkaitan dengan kelemahan (nilai negatif) dari Management By Objectives (MBO).
Semoga bermanfaat.