Kriteria Penilaian Efektivitas Rencana

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Suatu perencanaan yang efektif dan ideal akan memudahkan manajer dalam segala tingkatan manajemen untuk melakukan pengelolaan terhadap kegiatan suatu perusahaan. Suatu rencana yang telah dibuat dan ditetapan oleh manajemen suatu perusahaan sifatnya tidaklah tetap, maksudnya apabila rencana yang telah ditetapkan tersebut dipandang sudah tidak lagi efektif untuk diterapkan dalam proses kegiatan perusahaan, maka rencana tersebut dapat diubah.

gambar : psychologymania.com
Dengan demikian, perencanaan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh para manajer dalam segala tingkatan manajemen, dalam periode waktu tertentu,  mesti dilakukan peninjauan ulang, apakah masih efektif untuk terus diaplikasikan dalam kegiatan perusahaan, ataukah harus diadakan perubahan, modifikasi, atau bahkan diganti dengan perencanaan yang baru.

Baca juga : Tugas Dan Kegiatan Manajer

Kriterian Penilaian Efektif Rencana. Untuk meninjau ulang dan menilai suatu perencanaan dibutuhkan kriteria-kriteria tertentu, sehingga efektivitas perencanaan tersebut tetap terjaga. Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup :

1. Kegunaan. 
Agar berguna bagi manajemen dalam fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. Fleksibilitas adalah esensi bagi kesuksesan perencanaan strategik. Rencana juga memerlukan stabilitas, karena bila rencana terlalu sering berubah para manajer tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut sebagai suatu peralatan pengoperasian dan menjadi tidak efektif. Rencana juga perlu mempunyai kontinuitas, agar perencanaan dapat berkesinambungan. Rencana mesti sederhana, untuk memberikan cara pencapaian tujuan dengan sedikit mungkin faktor-faktor, kekuatan-kekuatan dan pengaruh-pengaruh dalam situasi, serta hubungan-hubungan antara mereka.

Baca juga : Klasifikasi Perencanaan Dalam Manajemen

2. Ketetapan dan Obyektivitas.
Rencana-rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen hanya akan efektif jika didasarkan atas informasi yang tepat dan didasarkan pada pemikiran realistis dan fakta-fakta yang sebenarnya tentang persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran dibanding sasaran pribadi pembuat rencana. Jadi agar perencanaan tersebut dapat tercapai, proses penyusunannya harus didasarkan atas pemikiran yang obyektif. 

Baca juga : Hambatan-Hambatan Perencanaan Efektif

3. Ruang Lingkup. 
Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan, kepaduan, dan konsistensi.  

4. Efektivitas Biaya. 
Efektivitas biaya perencanaan adalah menyangkut waktu, usaha, dan aliran emosional. Jadi jangan lakukan perencanaan bila hasilnya tidak meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya lebih kecil daripada biaya perencanaan dan implementasinya. 

Baca juga : Rencana Sekali Pakai Dalam Manajemen

5. Akuntabilitas.
Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan, yaitu : tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan tanggung jawab atas implementasi rencana. Suatu rencana harus mencakup keduanya.

6. Ketepatan Waktu.
Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.

Baca juga : Kebaikan Dan Kelemahan Perencanaan Strategik

Selain itu, rencana juga memerlukan stabilitas, karena bila rencana terlalu sering berubah para manajer tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut sebagai suatu peralatan pengoperasian dan menjadi tidak efektif. Rencana yang stabil tidak akan harus diganti atau dimodifikasi secara luas hanya karena perubahan-perubahan dalam kecenderungan jangka panjang lingkungan perusahaan. Di samping itu, perencanaan juga perlu mempunyai kontinyuitas, agar perencanaan dapat berkesinambungan.

Demikian penjelasan berkaitan dengan kriteria penilaian efektivitas rencana. Tulisan tersebut bersumber dari buku Manajemen, karangan T. Hani Handoko.

Semoga bermanfaat.