Teori Manajemen Klasik

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pada sekitar tahun antara 1750 - 1850 di Eropa, dimulai dari Inggris, terjadi revolusi industri. Revolusi industri adalah terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi, yang memiliki dampak yang besar terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, di hampir seluruh aspek kehidupan.

gambar : en.wikipedia.org
Dengan adanya revolusi industri tersebut, menyebabkan terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris. Yang sebelumnya mengunakan tenaga hewan dan manusia, kemudian digantikan dengan penggunaan mesin yang berbasis manufaktur. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya pendapatan perkapita suatu negara, sebagai konsekuensi dari peningkatan pertumbuhan pendapatan dan taraf hidup masyarakatnya.

Adanya revolusi industri, juga berpengaruh kepada perkembangan ilmu  manajemen. Kemajuan dan perubahan di bidang industri tersebut, memunculkan kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang sistematik. Usaha-usaha pengembangan ilmu manajemen kemudian dilakukan oleh para ahli di bidang manajemen.


Robert Owen dan Charles Babbage merupakan dua orang ahli yang mengawali munculnya teori manajemen ilmiah. Kedua ahli tersebut kemudian dikenal dengan tokoh teori manajemen klasik

1. Robert Owen (1771 - 1858).
Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Robert Owen membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti :
  • pengurangan hari kerja standar. 
  • pembebasan anak-anak di bawah umur yang bekerja.
  • membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan.
  • mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah.

Robert Owen mengemukakan :
  • "Bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang menguntungkan adalah pada karyawan atau vital machines".

Disamping itu Robert Owen juga mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas.


2. Charles Babbage (1792 - 1871).
Charles Babbage, seorang profesor matematika dari Inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktifitas dan menurunkan biaya. Charles Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Lini perakitan moderen yang banyak dijumpai sekarang, dimana setiap karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang, didasarkan pada gagasan Charles Babbage. Selain itu Charles Babbage juga menciptakan alat penghitung (calculator) mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi komputer, menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.


Perkembangan teori manajemen berikutnya terjadi sangat pesat. Sayangnya sampai sekarang tidak ada suatu teori umum atau sekumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan untuk semua situasi. Sebagai manajer, akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen. Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda.

Teori manajemen klasik ini kemudian mendasari para ahli di bidang manajemen yang lain untuk mengemukakan pemikiran-pemikirannya tentang teori manajemen. Sehingga dalam perkembangan selanjutnya, muncullah aliran-aliran baru dalam bidang manajemen, yaitu aliran manajemen ilmiah, aliran hubungan manusiawi atau disebut juga dengan aliran neoklasik dan aliran manajemen modern


Demikian penjelasan berkaitan dengan teori manajemen klasik. Tulisan tersebut bersumber dari buku Manajeman, karangan T. Hani Handoko.

Semoga bermanfaat.