Misteri Pantai Parangkusuma, Ratu Kidul, Dan Panembahan Senapati

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pantai Parangkusuma cukup dikenal di kalangan para mistikus. Pantai yang terletak di sebelah barat pantai Parangtritis yang ditandai dengan bangunan Cepuri ini konon merupakan titik dimana pintu gerbang kerajaan gaib Segara Kidul berada. Bila kita melakukan meditasi di pinggir pantai menghadap ke laut, maka di kejauhan akan nampak pintu gerbang kerajaan Segara Kidul yang terbuat dari bahan berwarna emas dengan tinggi menjulang puluhan meter dari lautan. Jadi bentangan pantai dari barat ke timur adalah alun-alun kerajaan Segara Kidul tersebut. Sebuah penampakan yang indah yang bisa dinikmati oleh para pejalan spiritual.

gambar : indonesiaexplorer.net
Tiba di pantai Parangkusuma, Panembahan Senapati berjalan di bebatuan karang di pantai. Di sebuah batu kecil dan menonjol, beliau duduk dan melakukan meditasi. Menyatukan semua panca indera ke satu titik dan menata batin untuk berdoa agar Tuhan berkenan memberikan bantuan. Tuhan tentu saja punya puluhan bahkan milyaran cara untuk membantu orang yang ingin ditolong-Nya. Salah satu cara itu adalah mengutus Kanjeng ratu Kidul untuk menemui Panembahan Senapati. Sebagaimana hukum alam yang berlaku, bantuan dan pertolongan Tuhan ini pastilah ada kisah dan cerita uniknya.

Panembahan Senapati yang dikenal sakti ini memulai untuk bertapa. Laut Selatan yang semula bergelombang alamiah, tiba-tiba menampakkan keanehannya. Ombak laut bergulung-gulung semakin besar. Dinginnya air laut, sedikit demi sedikit mulai memanas. Penghuni lautan pastilah terganggu. Ikan-ikan dan binatang laut lainnya banyak yang mati akibat panasnya energi spiritual yang terpancar dari batin Panembahan Senapati.Setiap Panembahan Senapati masuk ke lebih dalam wilayah keheningan dan satu kulit batin terkelupas maka satu kulit itu menjadi energi panas yang membakar alam sekitar. Proses yang alamiah terjadi itu hampir sama persis saat seseorang melakukan matek aji atau matek hizib dan matra yang mengeluarkan hawa panas ke lingkungan sekitarnya.

Para prajurit dan punggawa kerajaan Segara Kidul kewalahan membendung energi panas yang terpancar dari tubuh Panembahan Senapati. Segala kesaktian dan kekebalan ratusan, ribuan mahkluk halus ini tawar dan membuat tubuh mereka melemas. Cukup berbahaya bila tidak dilakukan pencegahan karena jagad lelembut dan jagad fisik Laut Selatan semakin banyak yang tewas. Di saat yang genting itu, muncullah Kanjeng Ratu Kidul.

Ternyata begitu melihat penyebabnya adalah Panembahan Senapati yang sedang manekung, Kanjeng Ratu Kidul kemudian membangunkan kesadaran Panembahan Senapati. Setelah berdialog, lahirlah sebuah konsensus atau perjanjian gaib antar dua mahkluk dari dua deminsi yang berbeda ini. Perjanjian gaib itu berbunyi : Kanjeng Ratu Kidul akan mendukung penuh kejayaan dan kemakmuran anak keturunan penguasa Mataram bila mereka selalu setia dengan pernikahan mereka.

Jadi dengan perjanjian tersebut, maka para raja Mataram sejak Panembahan Senapati harus menikah dengan Kanjeng Ratu Kidul dan setia dengan perjajian itu. Pernikahan tersebut secara fisiologis bisa diartikan sebagai kewajiban raja-raja Mataram untuk wajib nguri-uri atau memelihara adat istiadat dan budaya Jawa karena sudah merupakan perjanjian. Bila perjanjian itu dilanggar, maka Kanjeng Ratu Kidul berpesan. dirinya tidak akan menjamin lagi keamanan dan kesejahteraan kerajaan Mataram. Sebab secara alamiah tanah Mataram memang terkenal tanah yang sesungguhnya menyimpan potensi bencana.Bencana gempa bumi akibat pergeseran-pergeseran lempeng bumi dan bencana gunung berapi.

Setelah bertemu dan mengadakan perjanjian dengan Kanjeng ratu Kidul, maka Panembahan Senapati menyelesaikan meditasinya. Momentum selesainya meditasi sang Panembahan Senapati adalah datangnya Sunan Kalijaga yang mengijazahkan pusaka Kyai Tunggul Wulung untuk dimiliki raja-raja Mataram secara turun temurun. Sunan Kalijaga akhirnya berpesan kepada Panembahan Senapati, jangan terlalu mengandalkan kesaktiannya. Tidak lupa berdoa dan ikhlas menyerahkan hasil usahanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa. (dari buku Hikayat Bumi Jawa, Agustina Soebachman)

Semoga bermanfaat.