Aliran Manajemen Moderen

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Seiiring dengan kemajuan dan semakin berkembangnya dunia usaha (industri), kebutuhan akan penataan administrasi perusahaan juga semakin meningkat. Hal ini perlu dilakukan guna peningkatan produksi perusahaan dan pengelolaan kegiatan perusahaan yang efektif dan efisien. Untuk itulah para ahli manajemen terus mengembangkan teori-teori manajemen untuk mendapatkan teori manajemen yang ideal yang bisa diterapkan dalam suatu perusahaan.

Sejak adanya revolusi industri di Inggris telah muncul beberapa teori manajemen, seperti teori manajemen klasik, aliran manajemen ilmiah, teori organisasi klasik, dan teori hubungan manusiawi atau teori neoklasik. Tapi dari sekian banyak teori manajemen yang ada tersebut, belumlah dirasa cukup oleh pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas usahanya.

Oleh karena itu, para ahli manajemen terus berusaha mencari suatu teori manajemen baru, hingga akhirnya menemukan satu teori manajemen baru yang disebut  Aliran Manajemen Moderen, Oleh para ahli manajemen, aliran ini dipandang lebih bisa mewadai dan lebih sistematis serta efektif diterapkan dalam dunia usaha.

Baca juga : Aliran Manajemen Ilmiah

Penemuan dari aliran manajemen moderen tersebut, dilakukan dalam  penelitian melalui dua hal, yang kemudian teori ini berkembang dalam dua jalur yang berbeda, yaitu :
  1. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusia yang dikenal dengan aliran perilaku organisasi. 
  2. Jalur yang kedua dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal dengan aliran kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen operasi).

Dengan demikian, dalam aliran manajemen moderen, terdapat dua aliran manajemen baru, yaitu :

1. Aliran Perilaku Organisasi.
Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran perilaku organisasi ini antara lain :
  1. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya "hirarki kebutuhan" dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
  2. Douglas McGregor, dengan teori X dan teori Y nya.
  3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
  4. Robert Blake dan Jane Mouton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
  5. Rensis Likert, yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari exploitif otoriatif sampai sistem partisipatif kelompok.
  6. Fred Fiedler, yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
  7. Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
  8. Edgar Schein, yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-lain.

Prinsip-prinsip dasar perilaku organisasi yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut :
  1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, dan prinsip).
  2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
  3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
  4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.

Beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah :
  1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
  2. Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
  3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
  4. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.
  5. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan dari diri pekerja tersebut.
  6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.


2. Aliran Kuantitatif.
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset operasi Inggris dalam perang dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleknya komputer elektronik, transportasi dan komunikasi, dan sebagainya, teknik-teknik riset operasi menjadi semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science

Teknik-teknik management science digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produksi, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal, dan lain-lain. Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan. 

Langkah-langkah pendekatan menagement science biasanya adalah sebagai berikut :
  1. Perumusan masalah.
  2. Penyusunan suatu model matematis.
  3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
  4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
  5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
  6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatann implementasi.


Dalam praktek, dua aliran dalam aliran manajemen moderen ini banyak dipakai dalam suatu perusahaan. Namun demikian, sebagai suatu ilmu pengetahuan, ilmu manajemen diyakini akan terus mengalami perubahan dan perkembangan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan akan peningkatan kegiatan perusahaan. 

Demikian penjelasan berkaitan dengan aliran manajemen moderen. Tulisan tersebut bersumber dari buku Manajemen, karangan T. Hani Handoko.

Semoga bermanfaat.