Strategi Coping : Pengertian, Bentuk, Dan Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Coping

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Strategi Coping. Secara etimologi, istilah “coping” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “ to cope with” yang berarti mengatasi atau menanggulangi. Sedangkan secara terminologi, istilah “coping” dapat berarti suatu usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (distress demands). Coping juga berarti cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam.

Coping memiliki beberapa unsur
sebagai berikut :
  • coping respond, merupakan perilaku kogitif atau fisik yang terjadi sebagai respon terhadap stresor yang dipersepsikan atau diarahkan untuk mengubah kejadian yang menyebabkan stres.
  • coping goal, merupakan tujuan yang ingin dicapai untuk menghilangkan atau mengurangi tingkat suatu stresor dan dapat mengubah suatu stresor.
  • coping out come, merupakan konsekuensi langsung dari respon coping, baik positif dan negative.

Berdasarkan hal tersebut, strategi coping dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan individu dalam rangka mengatasi dan mengontrol sumber stress. Strategi coping juga berarti suatu proses dinamis dari suatu pola tingkah laku maupun pikiran-pikiran yang secara sadar digunakan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan dalam situasi yang menekan dan menegangkan. Proses penyesuaian diri dimaksud berupa perilaku dan pikiran internal yang meliputi sumber daya, nilai-nilai yang dianut, serta komitmen sebagai upaya pertahanan diri dari tuntutan eksternal yang mengancam untuk memperoleh rasa aman dan menurunkan efek negatif yang ditimbulkan.


Selain itu, pengertian koping juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Rasmun, dalam “Stres, Koping, dan Adaptasi”, menyebutkan bahwa strategi coping adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang individu yang bertujuan untuk mengurangi tekanan baik fisik maupun psikologi yang dapat mengancam situasinya.
  • Neil R. Carlson, dalam “Psychology: The Science of Behavior”, menyebutkan bahwa strategi coping adalah rencana yang mudah dari suatu perbuatan yang dapat diikuti, di mana semua rencana tersebut dapat digunakan sebagai antisipasi ketika menjumpai situasi yang menimbulkan stress atau sebagai respon terhadap stress yang sedang terjadi, dan efektif dalam mengurangi level stress yang dialami.
  • R.S. Lazarus dan S. Folkman, dalam “Stres, Appraisal and Coping”, menyebutkan bahwa strategi coping adalah suatu proses di mana individu mencoba ntuk mengelola jarak yang ada tuntutan-tuntutan, baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan, dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful (situasi penuh tekanan).
  • M.C. Aldwin dan A.T. Revenson, dalam “Does Coping Help? A Reexamination of Relation Between Coping and Mental Health”, yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology, 53 (2), Tahun 1987, menyebutkan bahwa strategi coping adalah suatu cara atau metode yang dilakukan tiap individu untuk mengatasi dan mengendalikan situasi atau masalah yang dialami dan dipandang sebagai hambatan, tantangan yang bersifat menyakitkan, serta ancaman yang bersifat merugikan.


Bentuk Strategi Coping. Terdapat beberapa gaya dalam strategi coping. Shelley E. Taylor, dalam “Health Psychology”, menjelaskan bahwa strategi coping dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk sebagai berikut :

1. Problem Focused Coping.
Problem focused coping atau strategi coping berfokus pada masalah merupakan bentuk coping yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh tekanan, artinya coping yang muncul terfokus pada masalah individu yang akan mengatasi stres dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Individu cenderung menggunakan strategi ini ketika mereka percaya bahwa tuntutan dari situasi dapat diubah.

Problem focused coping terdiri dari tiga bentuk, sebagai berikut :
  • confrontive atau konfrontasi, yaitu usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko.
  • seeking sosial support atau mencari dukungan sosial, yaitu usaha untuk membuat kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain.
  • planfull problem solving atau merencabakan pemecahan masalah, yaitu usaha yang dilakukan untuk menganalisa situasi untuk memperoleh solusi, kemudianmengambil tindakan langsung untuk menyelesaikan masalah.

2. Emotion Focused Coping.
Emotion focused coping atau strategi coping berfokus pada emosi merupakan bentuk coping yang diarahkan untuk mengatur respon emosional terhadap situasi yang menekan. Individu dapat mengatur respon emosionalnya dengan pendekatan behavioral dan kognitif.

Emotion focused coping terdiri dari lima bentuk, sebagai berikut :
  • self control atau control diri, yaitu usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan.
  • distancing atau membuat jarak, yaitu usaha untuk tidak terlibat dalam suatu permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau menciptakan pandangan-pandangan yang positif, seperti menganggap masalah sebagai lelucon
  • positive reappraisal atau penilaian kembali secara positif, yaitu usaha mencari makna positif dari permasalahan dengan fokus pada pengembangan diri, biasanya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religious.
  • accepting responsibility atau menerima tanggung jawab, yaitu usaha untuk menyadari tanggung jawab dari diri sendiri dalam permaalahan yang dihadapinya, dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri, namun strategi ini menjadi tidak baik bila individu tidak seharusnya bertanggung jawab atas masalah tersebut.
  • escape (avoidance) atau lari (penghindaran), yaitu usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain, seperti : makan, minum, merokok, atau menggunakan obat-obatan.

Selain dua bentuk strategi coping tersebut, Kenneth I. Pergament, dalam “The Psychology of Religion and Coping: Theory, Research, Practice”, menambahkan satu bentuk strategi coping yang lain, yaitu :
  • strategi coping berfokus pada religi, yang merupakan usaha mengatasi masalah dengan cara melakukan tindakan ritual keagamaan, misalnya : shalat, sembahyang, berdoa, dan kegiatan religi lainnya.

Strategi coping berbasis religi didasari oleh adanya keyakinan bahwa Tuhan akan membantu seseoang yang memiliki masalah. Strategi coping berfokus pada religi yang biasa dilakukan adalah :
  • berdoa (prayer).
  • berserah diri pada Tuhan (faith in God).

Peran dari religi dalam strategi coping adalah :
  • menawarkan makna kehidupan.
  • memberikan sense of control terbesar dalam mengatasi situasi.
  • membangun harga diri (self esteem).

Sedangkan Rasmun menjelaskan bahwa berdasarkan waktu yang digunakan dalam mengatasi masalah, strategi coping dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :

1. Coping jangka panjang.
Coping jangka panjang merupakan cara yang efektif dan realistis dalam mengatasi masalah psikologis untuk jangka waktu yang lama. Contoh bentuk coping jangka panjang diantaranya :
  • mencoba untuk mencari informasi lebih banyak tentang masalah yang sedang dihadapinya.
  • melakukan latihan fisik ketika ada masalah untuk mengurangi ketegangan atau masalah.
  • tukar fikiran dengan orang lain mengenai masalah yang sedang dihadapi.

2. Coping jangka pendek.
Coping jangka pendek merupakan cara sementara yang digunakan untuk mengurangi stres atau ketegangan psikologis. Contoh bentuk coping jangka pendek diantaranya :
  • banyak tidur.
  • menangis.
  • mencoba melihat aspek humor dari situasi yang tidak menyenangkan.


Faktor yang Mempengaruhi Strategi Koping. Strategi koping dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan, ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi strategi coping, diantaranya adalah :
  • kecerdasan emosi, merupakan serangkaian kemampuan, kompetensi, serta kecakapan non kognitif yang memengaruhi kemampuan individu untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungannya secara efektif.
  • stress, merupakan suatu reaksi tubuh yang dipaksa yang menganggu equilibrium (homeostasis) fisiologi normal.
  • kematangan beragama, merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.

Shelley E. Taylor menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi individu dalam melakukan strategi coping, yaitu :

1. Faktor internal.
Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi strategi coping yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan. Faktor internal diantaranya :
  • kepribadian. Kepribadian mempengaruhi reaksi seseorang terhadap stres dan strategi coping yang digunakan, misalnya kepribadian optimistik yang dapat disosiasikan dengan kecenderungan penggunaan problem focused coping. Seorang yang optimis akan lebih berantusias untuk mencari pemecahan masalah, karena mereka yakin bahwa semua masalah pasti ada jalan keluar asalkan mau berpikir dan berusaha untuk mencoba, bukan malah pasrah karena semua yang terjadi dalam hidup seorang memang sudah nasib.
  • metode coping yang digunakan.

2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi strategi coping yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan, seperti : waktu, uang, pendidikan, kualitashidup, dukungan keluarga, dan sosial serta tidak adanya stresor lain. Strategi coping akan lebih efektif menghadapi konflik apapun bila mendapat dukungan dari saudara, orang tua, teman, tenaga professional yang tentu akan lebih mempermudah individu tersebut melakukan coping yang tepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah.

Sedangkan Kenneth I. Pergament menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi strategi coping adalah :
  • materi, seperti : makanan, uang, dan lain sebagainya.
  • fisik, seperti : vitalitas dan kesehatan.
  • psikologis, seperti : kemampuan problem solving.
  • sosial, seperti : kemampuan interpersonal dan dukungan sistem sosial.
  • spiritual, seperti : perasaan kedekatan dengan Tuhan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian strategi coping, bentuk dan faktor yang mempengaruhi strategi coping.

Semoga bermanfaat.